Sungai Cimanuk Meluap, Ratusan Rumah di Garut Terendam Banjir
Banjir merendam ratusan rumah di delapan kecamatan di Garut, Jawa Barat, Sabtu (16/7/2022). Hingga Sabtu siang, hujan deras masih mengguyur daerah itu.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·2 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Sebanyak delapan kecamatan di Kabupaten Garut, Jawa Barat, terdampak banjir luapan Sungai Cimanuk, Jumat (15/7/2022) malam hingga Sabtu (16/7/2022) siang. Meskipun belum ditemukan laporan korban jiwa, ratusan rumah terendam air.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jabar, jumlah warga terdampak banjir Garut hingga Sabtu (16/7/2022) pukul 06.57 mencapai lebih dari 450 orang. Setidaknya 292 rumah terdampak dan sembilan unit diantaranya rusak berat.
Banjir luapan Sungai Cimanuk ini melanda Kecamatan Cikajang, Garut Kota, Tarogong Kidul, Karangpawitan, Bayongbong, Banyuresmi, Cilawu, dan Kecamatan Cibatu. Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Jabar Hadi Rahmat menyampaikan, hujan dengan intensitas tinggi melanda Garut sepanjang Jumat sehingga debit air Sungai Cimanuk meluap dan berdampak di sekitar daerah aliran.
Warga yang terdampak paling banyak berada di Kelurahan Jayawaras, Kecamatan Tarogong Kidul, dengan jumlah hingga 254 jiwa. Sementara itu, rumah terendam paling banyak berada di Kelurahan Sukakarya yang mencapai 103 unit.
”Kami masih evakuasi dan mendata beberapa titik kejadian. Kami akan terus berkoordinasi dengan BPBD Garut serta pihak lain yang ikut dalam penanganan banjir ini,” paparnya.
Bupati Garut Rudy Gunawan menyatakan Garut dalam keadaan darurat. Dia meminta berbagai pihak untuk saling berkoordinasi dalam penanganan banjir dan penyelamatan korban di lapangan.
”Sampai pagi ini sudah ada laporan delapan kecamatan terdampak banjir, Karena itu, kami nyatakan Garut dalam keadaan darurat. Saat ini belum ada laporan korban jiwa. Untuk infrastruktur yang terdampak saat ini masih didata,” ujarnya.
Rudy memaparkan, Pemerintah Kabupaten Garut bakal memberikan bantuan kepada masyarakat untuk membersihkan rumah masing-masing. Jumlahnya Rp 500.000 untuk setiap rumah terdampak dan maksimal Rp 1.000.000 bagi rumah yang mengalami dampak lebih berat.
Selain itu, Rudy menyatakan, akan mengalokasikan beras cadangan pemerintah untuk para korban yang terdampak. Setiap rumah yang terkena banjir akan mendapatkan 4,5 kilogram beras dari pemerintah.
”Kami memerintahkan Dinas Ketahanan Pangan Garut untuk membagikan beras cadangan pemerintah. Ini dalam keadaan darurat untuk memulihkan pangan,” paparnya.
Rudy pun meminta masyarakat tetap waspada. Hujan diprediksi masih akan tetap turun sepanjang hari pada Sabtu. Dia pun menginstruksikan setiap dinas teknis untuk membantu petugas di lapangan, mulai dari pembersihan dan evakuasi.