Kasus Covid-19 di Kota Bandung Melonjak, Warga Diminta Perketat Protokol Kesehatan
Dalam sehari, kasus Covid-19 di Kota Bandung bisa menembus 50 pasien baru dari sebelumnya di bawah lima kasus, bahkan nol. Masyarakat diimbau memperketat protokol kesehatan sebagai bentuk adaptasi kebiasaan baru.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Kasus Covid-19 di Kota Bandung, Jawa Barat, melonjak dari di bawah lima kasus per hari menjadi puluhan pasien dalam sehari. Warga pun diimbau memperketat protokol kesehatan agar mengurangi laju pandemi Covid-19 di Kota Bandung.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung Ahyani Raksanagara menyatakan, penambahan kasus Covid-19 di Kota Bandung mencapai 30-50 kasus dalam sehari. Jumlah ini meningkat pesat karena dalam beberapa pekan sebelumnya penambahan kasus jauh lebih kecil, bahkan sempat tanpa tambahan kasus harian.
”Meningkatnya kasus Covid-19 ini terjadi secara global, nasional, juga regional. Di Kota Bandung, dulu pernah di bawah lima, bahkan sampai nol. Sekarang itu rata-rata peningkatan kasus harian 30-50 pasien,” ujarnya saat ditemui di Bandung, Senin (4/7/2022).
Berdasarkan data dari Pusat Informasi Covid-19 Kota Bandung (Pusicov), total kasus Covid-19 di kota ini hingga hari Minggu (3/7/2022) mencapai 87.263 kasus. Jumlah tersebut meningkat 51 kasus dari sehari sebelumnya.
Dari total kasus tersebut, kasus aktif ada 377 pasien. Kasus sembuh mencapai 85.410 orang. Selama pandemi, sebanyak 1.476 orang telah meninggal akibat terpapar Covid-19.
Ahyani menyatakan, pihaknya terus memantau perkembangan kasus dan menyiapkan fasilitas kesehatan sebagai antisipasi jika terjadi kenaikan kasus terus-menerus. Saat ini, lanjutnya, positivity rate Kota Bandung di angka 3 persen dengan tingkat keterisian rumah sakit untuk perawatan Covid-19 masih di angka 7-10 persen.
”Jika dilihat dari dashboard (data), kami tidak hanya melihat kenaikan kasus, kesembuhan pun cukup baik. Mereka yang ditemukan (positif Covid-19) pun tanpa gejala atau gejala ringan,” ujarnya.
Meski demikian, Ahyani tetap meminta masyarakat memperketat protokol kesehatan. Dia berujar, penularan dapat terjadi karena mobilitas masyarakat yang tinggi hingga varian virus yang terus berkembang dan semakin cepat menular.
Apalagi, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Kota Bandung masih dalam Level 1. Hal ini membuat mobilitas masyarakat semakin tinggi. Dibutuhkan daya tahan tubuh yang bagus agar bisa menghambat laju penularan Covid-19 di tengah masyarakat.
”Karena itu, lebih baik melindungi diri sendiri. Bisa saja virusnya yang cepat menular atau daya tahan tubuh yang tidak sanggup menahan serangan tersebut. Inilah bentuk kebiasaan baru. Intinya adalah protokol kesehatan,” ujarnya.
Perlindungan ini juga bisa dilaksanakan dengan vaksinasi Covid-19. Ahyani berujar, meskipun syarat vaksin Covid-19 lengkap ada di dua dosis, dia tetap meminta masyarakat mengakses dosis penguat (booster) untuk meningkatkan imunitas.
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan, peningkatan kasus Covid-19 ini terjadi hingga Juli 2022. Peningkatan yang terjadi di tengah pelonggaran ini menegaskan virus ini tidak akan hilang dan bisa datang kembali.
”Dari awal, kami sampaikan Covid-19 tidak akan hilang sama sekali. Varian baru akan datang dan pergi dengan pola sama. Maka, kuncinya adalah protokol kesehatan dan vaksinasi,” ujarnya.