Kasus Covid-19 di Indonesia naik 620 persen dalam kurun waktu kurang dari satu bulan. Kewaspadaan perlu ditingkatkan, terutama dalam disiplin menggunakan masker dan meningkatkan cakupan vaksinasi dosis penguat.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·5 menit baca
KOMPAS/AGUS SUSANTO
Wisatawan asing berbelanja di Pasar Badung, Denpasar, Bali, Kamis (30/6/2022). Wisatawan mulai berdatangan di Bali setelah pemerintah membuka keran perjalanan pada tahun kedua pandemi Covid-19. Jumlah pelaku perjalanan domestik dan wisatawan asing terus meningkat setelah Lebaran 2022 hingga kini.
JAKARTA, KOMPAS — Kenaikan kasus Covid-19 kembali dilaporkan di sejumlah negara. Indonesia termasuk sebagai negara dengan kenaikan kasus yang paling signifikan. Setidaknya dalam 28 hari terakhir, kasus Covid-19 di Indonesia naik 620 persen. Antisipasi pun harus dilakukan.
Juru bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito, di Jakarta, Jumat (1/7/2022), mengatakan, Indonesia menjadi negara dengan kenaikan kasus paling signifikan dibandingkan dengan negara lain di tingkat global. Kenaikan kasus Covid-19 di Bangladesh dalam 22 hari sebesar 500 persen, sedangkan di Inggris 380 persen dalam 23 hari, dan Italia naik 241 persen dalam 25 hari.
”Ini penting untuk menjadi perhatian karena dengan meningkatnya kembali kasus pada beberapa negara, artinya kita perlu kembali waspada dan ini membuktikan bahwa Covid-19 masih ada di Indonesia,” ujarnya.
Wiku menuturkan, dalam dua hari terakhir, kasus positif Covid-19 harian yang dilaporkan di Indonesia lebih dari 2.000 kasus per hari. Situasi ini menjadi peringatan bagi seluruh masyarakat untuk kembali memperketat protokol kesehatan. Berbagai upaya pun perlu dilakukan agar kasus penularan bisa kembali ditekan.
Dengan meningkatnya kembali kasus pada beberapa negara, artinya kita perlu kembali waspada dan ini membuktikan bahwa Covid-19 masih ada di Indonesia.
Setidaknya dalam satu bulan terakhir telah terjadi kenaikan kasus lebih dari 23.000 kasus. Risiko penularan yang semakin meluas perlu diwaspadai karena saat ini merupakan masa libur anak sekolah. Selain itu, pekan depan juga ada hari raya Idul Adha.
KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO
Kelompok musik marjinal tampil menghibur warga yang berwisata di kawasan Museum Fatahilah, Kota Tua, Jakarta, Minggu (26/6/2022). Memasuki musim libur tahun ajaran baru, sejumlah tempat wisata mulai diserbu warga untuk berekreasi.
Pada periode libur, mobilitas masyarakat cenderung meningkat, terutama di tempat-tempat wisata. Masyarakat pun diimbau untuk terus disiplin menjalankan protokol kesehatan, khususnya menggunakan masker.
”Masker masih sangat penting untuk menjadi tameng kita dari virus penyebab Covid-19. Adanya kenaikan kasus ini bisa saja terjadi karena mulai lengahnya kita dalam menaati protokol kesehatan,” ujar Wiku.
Ia menambahkan, munculnya subvarian baru Omicron BA.4 dan BA.5 juga berperan dalam kenaikan kasus Covid-19 secara global ataupun nasional. Di Indonesia, varian Omicron telah mendominasi virus yang tersebar di masyarakat. Secara geografis, persebaran varian tersebut juga merata, baik di Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, maupun Papua.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam temu media di Jakarta, Rabu, mengatakan, laporan kasus Covid-19 diperkirakan masih akan terus meningkat. Kenaikan kasus Covid-19 pada gelombang saat ini diprediksi akan lebih cepat daripada gelombang sebelumnya.
Saat terjadi gelombang varian Omicron, puncak tren kasus terjadi 35-42 hari setelah varian itu mencapai 85 persen. Namun, dengan sifat subvarian BA.4 dan BA.5 yang lebih menular, puncak kasus di Indonesia diperkirakan terjadi dalam 2-3 pekan mendatang. Saat ini subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia sudah mencapai 70 persen.
”Kondisi ini memang berbeda di setiap daerah. Di DKI Jakarta, misalnya, saat ini dari hasil genome sequencing, subvarian baru itu sudah mendominasi sampai 80 persen sehingga diperkirakan sebentar lagi (kasus) akan mencapai puncaknya,” katanya.
Meski begitu, Budi menuturkan, situasi penularan Covid-19 di Indonesia masih masuk dalam kondisi terkendali. Transisi komunitas yang terjadi masih masuk dalam kategori level 1 yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Adapun indikator level 1, menurut WHO, adalah kasus yang dilaporkan kurang dari 20 kasus per 100.000 penduduk per minggu, kasus rawat inap kurang dari lima kasus per 100.000 penduduk per minggu, dan angka kematian kurang dari 1 kasus per 100.000 penduduk per minggu. Pada situasi di Indonesia, kasus konfirmasi yang dilaporkan berada di angka 4 kasus per 100.000 penduduk per minggu, kasus rawat inap 0,38 kasus per 100.000 penduduk per minggu, dan angka kematian 0,01 kasus per 100.000 penduduk per minggu.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Pengemudi ojek daring menunggu penumpang di pinggir jalan protokol MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (11/6/2022). Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 teridentifikasi di Tanah Air pada 9 Juni 2022. Pemantauan terhadap kasus ini terus dilakukan.
”Yang perlu diwaspadai saat ini adalah DKI Jakarta karena meski angka perawatan rumah sakit dan kematian masih berada di level 1, kasus mingguan sudah di level 3 (65,5 kasus per 100.000 penduduk per minggu),” ucap Budi.
Stagnan
Wiku mengatakan, selain disiplin dalam protokol kesehatan, vaksinasi Covid-19 juga harus diutamakan. Vaksinasi diperlukan untuk meningkatkan terbentuknya kekebalan komunitas. Selain vaksinasi dosis primer, yakni vaksin dosis pertama dan kedua, pemenuhan vaksinasi dosis penguat juga amat penting.
Sayangnya, berdasarkan data Kementerian Kesehatan, cakupan vaksinasi dosis penguat atau booster di Indonesia masih rendah. Cakupan vaksinasi dosis penguat masih sebesar 24,38 persen atau baru 50,7 juta penduduk yang mendapatkan vaksinasi dosis penguat.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Warga lanjut usia menerima suntikan vaksin Covid-19 ketiga dalam kegiatan vaksinasi massal Covid-19 penguat bagi warga lansia di Puskesmas Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Jumat (14/1/2022). Vaksin penguat diberikan kepada warga lansia yang telah mendapatkan vaksinasi dosis pertama dan kedua.
Menurut Wiku, capaian vaksinasi ini cukup lambat. Sejak Januari-Juni 2022, cakupan vaksin dosis penguat baru 20 persen. Padahal, jika dibandingkan dengan vaksinasi dosis pertama dan kedua, cakupannya dapat meningkat 60 persen dalam kurun waktu enam bulan.
Untuk itu, peran semua lapisan masyarakat diperlukan untuk meningkatkan cakupan vaksinasi dosis penguat. ”Saya meminta tegas kepada pemerintah daerah untuk menjaga daerahnya masing-masing dengan kembali menggalakkan vaksinasi dosis booster. Pastikan masyarakat sudah teredukasi dengan baik tentang pentingnya booster,” ucapnya.
Sejumlah aturan telah diberlakukan untuk mengantisipasi penularan kasus Covid-19 yang semakin meluas. Pemerintah telah memberlakukan aturan untuk kegiatan dengan jumlah peserta lebih dari 1.000 orang. Para peserta yang hadir wajib mendapatkan vaksinasi dosis penguat untuk usia di atas 18 tahun, sementara usia 6-17 tahun wajib mendapatkan vaksinasi dosis lengkap.
”Ke depan akan segera menjadi persyaratan juga untuk memasuki fasilitas publik. Untuk itu, mohon segera melakukan vaksinasi booster,” katanya.
KOMPAS/PRIYOMBODO
Petugas vaksinator dari Puskesmas Larangan Utara mempersiapkan vaksin Covid-19 penguat Pfizer di sentra vaksin di Kelurahan Larangan Selatan, Larangan, Kota Tangerang, Banten, Selasa (8/2/2022). Sebanyak 300 vaksin penguat disiapkan pada kesempatan tersebut.
Dihubungi terpisah, anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Erlina Burhan, menuturkan, edukasi kepada masyarakat mengenai manfaat vaksinasi dosis penguat harus terus ditingkatkan. Vaksinasi dosis primer saja tidak cukup untuk melindungi dari risiko penularan Covid-19 karena tingkat proteksi yang terbentuk dari vaksinasi akan berkurang setelah beberapa waktu.
”Vaksinasi dosis penguat terbukti dapat meningkatkan proteksi dari vaksin yang (tingkat imunitasnya) berkurang seiring dengan waktu, ditambah lagi dengan adanya subvarian virus baru. Kepala daerah, seperti gubernur, bupati, dan wali kota, punya peran penting untuk meningkatkan cakupan vaksinasi di setiap daerah,” paparnya.