Pos Lintas Batas Negara di Maritaing Bakal Membuka Keterisolasian Alor
Pembangunan pos lintas batas negara di Maritaing, Kabupaten Alor, yang berbatasan dengan negara Timor Leste sangat dibutuhkan masyarakat setempat.
Oleh
KORNELIS KEWA AMA
·4 menit baca
KALABAHI, KOMPAS — Pembangun Pos Lintas Batas Negara atau PLBN di Maritaing, Kabupaten Alor, bakal membuka keterisolasian wilayah itu, khususnya Kecamatan Alor Timur, Nusa Tenggara Timur. PLBN ini berbatasan laut dengan negara Timor Leste dan Kabupaten Maluku Barat Daya.
Kepala Badan Penelitian dan Pembangunan Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT), Obed Bolang dihubungi di Kalabahi, Minggu (3/7/2022), mengatakan, masyarakat Kabupaten Alor dan warga Kecamatan Alor Timur, khususnya sangat merindukan kehadiran Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Maritaing, ibu kota kecamatan. Maritaing berbatasan laut dengan Pulau Atauro dan Kota Dili, Timor Leste.
”Rencana pembangunan PLBN ini sejak 2018. Master plannya pun sudah ada, tetapi entah kenapa sampai hari ini belum terealisasi. Mungkin saja karena pandemi Covid-19. Tetapi, pembangunan PLBN ini bakal membuka keterisolasian Alor selama ini sekaligus mengangkat kesejahteraan masyarakat setempat,” kata Bolang.
Ia mengatakan, keberadaan PLBN yang berbatasan laut dengan Pulau Atauro, Timor Leste, ini bakal makin mempererat hubungan masyarakat Alor dengan warga Timor Leste. Selama ini, nelayan-nelayan dari Timor Leste menjual hasil tangkapan mereka di Maritaing dan sekitarnya.
Mereka juga berbelanja sejumlah bahan pokok dari Maritaing, seperti beras, gula pasir, dan kebutuhan lain, setelah menjual hasil tangkapan di wilayah itu.
Masyarakat Alor Timur memiliki hubungan khusus dengan warga Pulau Atauro dan warga Dili. Ada ratusan warga eks Timor Timur berdomisili di Desa Kolana, sekitar 5 km dari Maritaing. Hubungan mereka terbangun sudah ratusan tahun silam sebelum Timor Timur sempat bergabung dengan Indonesia, 1976-1999.
Jarak Maritaing-Atauro, Timor Leste, ditempuh 3 jam perjalanan laut, dan Maritaing-Dili sejauh 4 jam. Jika ada PLNB di Maritaing, dengan sendirinya belasan ruas jalan yang menghubungan Maritaing dengan desa-desa di kecamatan itu bakal dibangun.
Selama ini sebagian besar jalan di wilayah itu masih sulit dilewati kendaraan karena sebagian besar rusak, yakni aspal terkelupas dan sebagian berupa jalan tanah. Kerusakan jalan itu diperparah setelah Badai Seroja, 3-5 April 2021.
Kehadiran PLBN Maritaing juga bakal membuka keterisolasian wilayah Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), yang berbatasan langsung den Maritaing. Bakal ada pelayaran rutin dari MBD ke Maritaing. Tidak hanya warga MBD ke Alor, tetapi warga Alor pun bisa bepergian ke MBD.
Selama ini, sebagian warga MBD melakukan aktivitas jual-beli barang di Maritaing, tetapi jumlah mereka sangat sedikit dan kebanyakan berprofesi sebagai nelayan. Jarak tempuh Maritaing-Kisar hanya 2 jam perjalanan laut.
Warga Kalabahi, 30 km dari Maritaing bakal memanfaatkan PLBN itu untuk berwisata, demikian pula warga MBD dan Timor Leste, Maritaing bakal dibangun tempat penginapan, layanan internet yang lebih memadai, dan pusat-pusat perbelanjaan bakal hadir di sana.
”Kami sudah usulkan ke Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan untuk membuka rute perhubungan laut antara Maritaing-Dili, Timor Leste. Jika ada feri yang rutin melayani rute itu, Maritaing, bahkan Kabupaten Alor, akan jauh lebih maju dari sekarang. Warga MBD pun bisa memanfaatkan rute pelayaran itu untuk bepergian ke Dili, atau sebaliknya warga Dili mengunjungi NTT dan Maluku,” kata Bolang.
Tokoh masyarakat Alor Timur, Agus Takalahape, mengatakan, di Maritaing sudah ada patung Jenderal Soedirman, dengan wajah menghadap ke Timor Leste. Patung itu dibangun sekitar tahun 2016, dan ada Pos TNI AL di sekitar pantung itu. Belum ada kantor imigrasi di sana.
”Kalau ada PLBN di Maritaing, tentu akan digelar juga pasar bersama di dalam kawasan PLBN, seperti di PLBN Motaain-Timor Leste. Pasar itu bakal diikuti warga Timor Leste dan MBD, bahkan warga MBD kemungkinan berpindah penduduk ke Maritaing. Beberapa tahun lalu, perwakilan tokoh masyarakat MBD sempat bertemu Pemprov NTT, meminta bergabung ke NTT karena akses ke NTT lebih dekat ketimbang Maluku,” kata Takalahape.
Akses jalan dari Kalabahi menuju Maritaing pun bakal dibangun secara lebih representatif. Kondisi jalan saat ini belum memadai, yakni lebar jalan 4-5 meter. Jika ada PLBN, jalan sejauh 30 km antara Kalabahi dan Maritaing bakal diperlebar.
Ia mengingatkan pemerintah agar PLBN itu bisa dibangun. ”Kondisi keuangan negara saat ini tidak begitu menyenangkan. Tetapi, rencana pembangunan PLNB itu sudah digagas sejak 2015-2018 sehingga sebaiknya dibangun,” katanya.