Taman Kalabahi, Jantung Warga Alor
Kalabahi, Kota Kenari. Demikian slogan ibu kota Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur, yang terpajang di taman kota. Kawasan di pusat kota dengan luas sekitar 2,5 hektar itu memiliki sejumlah lapangan olahraga. Dari ruang publik itu muncul bakat-bakat generasi muda Alor.
Disebut kota Kenari karena daerah itu sampai tahun 1990 merupakan penghasil buah kenari. Namun, Kenari juga singkatan dari slogan kota: Kecil, Elok, Nasionalis, Aman, Rapi, dan Indah. Tulisan itu terpajang di depan patung seorang pria Alor memegang lembing di tangan kanan serta busur dan panah di tangan kiri, simbol perjuangan orang Alor meraih sukses.
Pada Jumat (10/11) siang, kawasan itu tampak sepi. Hanya beberapa pelajar SMP dan SMA bercengkerama, sambil menunggu teman lain pulang sekolah. Sementara itu, penjual kacang rebus setia menggelar dagangannya di pojok taman.
Di taman itu ada dua lapangan bola voli, satu lapangan basket, serta bangku duduk yang dicor permanen. Ada pula sejumlah pohon kenari dan pohon lain setinggi 1-4 meter.
Ada pula lapangan sepak bola berukuran 90 meter x 120 meter. Selain untuk pertandingan sepak bola, tempat ini sering dimanfaatkan untuk pentas musik, pentas seni dan budaya, pameran pembangunan jelang 17 Agustus, dan HUT Kabupaten Alor. Tempat ini dipisahkan dari taman dan patung perjuangan rakyat Alor oleh Jalan Raya Kalabahi.
Sore hari sekitar pukul 16.00 Wita, suasana mulai ramai. Berbagai jenis kuliner lokal dijajakan di sekitar taman. Anak-anak muda memadati taman sambil menikmati kacang rebus, jagung rebus, gorengan, martabak, nasi bungkus, bakso, dan mi rebus serta minuman ringan.
Di trotoar, dekat patung, Leksi Tabi (25), seorang sarjana Biologi, menyediakan 3.421 judul buku dari berbagai jenis, baik novel, politik, ekonomi, pertanian, olahraga, juga kamus bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Warga bisa meminjam buku secara cuma-cuma. Buku-buku itu diperoleh Tabi dari teman-temannya di Jakarta. Sebagian lagi didapat dari Kupang dan Alor.
Di dekat lapak buku, ia menyediakan kopi, teh, dan makanan ringan yang bisa dibeli pengunjung "perpustakaan"-nya.
Pengunjung lapak datang dari berbagai kalangan, anak-anak, kaum muda, pelajar, ibu rumah tangga, dan pegawai negeri sipil.
Tanding bola
Bupati Alor periode 2003-2013 Ans Takalapeta mengatakan, di lapangan sepak bola selalu digelar pertandingan antarkecamatan di Alor, terutama menjelang HUT Kemerdekaan RI atau HUT Kabupaten Alor. Setidaknya ada 13 tim dari 17 kecamatan di kabupaten itu.
"Dari lapangan itu lahir sejumlah pesepak bola berbakat, antara lain Yabes Roni Malayfani, Amrozy, Riksal, Munandar Kiwang, Marthen de Lopes, Supriadi Labeng, dan Ardi Samsudin. Sebenarnya dari dulu lapangan sepak bola itu melahirkan pemain berbakat, tetapi belum diketahui pelatih PSSI. Mereka hanya bermain di tingkat kecamatan," kata Takalapeta.
Selain sepak bola, lapangan juga melahirkan juara lain. Andmesh Kamaleng, juara ajang lomba Rising Star Indonesia 2016, memanfaatkan lapangan itu untuk mengolah vokal sebelum mengikuti audisi. Ia tampil pada HUT Kemerdekaan RI, kebaktian kebangunan rohani Kristen, Natal bersama, dan berbagai panggung hiburan di lapangan tersebut.
Boleh dibilang hampir semua orang Alor yang sukses di bidang olahraga dan seni budaya terlahir dari lapangan itu. Mereka tampil di jantung kota Kalabahi itu, mengasah keterampilan dan bakat, juga potensi yang dimiliki. Penampilan mereka ditonton hampir semua warga Kalabahi.
Lahirkan pengusaha
Ruang publik itu juga melahirkan sejumlah pengusaha lokal Alor. Tahun 1990-an, mereka hanya pedagang asongan, gorengan, dan kuliner lokal lain, kini mereka menjadi pengusaha besar untuk ukuran Kalabahi, dengan memiliki rumah dan toko (ruko) serta tempat usaha lain yang lebih representatif.
Alex Kafelkai (54), salah seorang pemilik ruko di Kalabahi, menuturkan, tahun 1994-1998 ia hanya menjual aksesori khas Alor seperti akar bahar, gelang kulit penyu, dan cincin dengan batu khas Alor di samping patung perjuangan. Berkat ketekunannya, kini ia memiliki sebuah ruko di jalan utama Alor.
Ia mengatakan, taman kota dengan lapangan olahraga itu memiliki kenangan sendiri bagi orang Alor, khususnya mereka yang lahir dan besar di Kalabahi. Sebagian anak muda mendapatkan jodoh lewat perkenalan di taman. Selain itu, merayakan ulang tahun, latihan bela diri, olahraga basket, sepak bola, dan bola voli terpusat di taman itu.
"Saya juga mendapatkan jodoh di tempat itu. Jadi, tempat itu bagi orang Alor sangat penting. Sejumlah anak muda memulai karier dari tempat itu juga," ujar Kafelkai.
Saat orang merasa bosan di rumah, kantor, atau tempat usaha, mereka menyempatkan diri datang ke taman tersebut. Meski hanya duduk sambil menikmati makanan ringan, pengunjung merasa lega. Dengan hati ringan, mereka kembali ke rumah atau tempat kerja.
Bupati Alor Amon Djobo mengatakan, artis Ibu Kota yang pentas di Kalabahi, kampanye politik dari politisi, dan hajatan lain memanfaatkan tempat itu. Selain karena letaknya yang strategis, lapangan di taman kota itu mampu menampung puluhan ribu pengunjung.
Ia menyebut ruang publik itu sebagai jantung kehidupan warga Alor.