Banjir selama sepekan di dua kecamatan, membuat Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah, menetapkan status tanggap darurat banjir. Ribuan warga terdampak.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PANGKALAN BUN, KOMPAS — Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat menetapkan status tanggap darurat bencana banjir selama 14 hari. Banjir menerjang 12 desa di dua kecamatan, dengan total 858 keluarga dan 591 bangunan juga rumah terdampak banjir tersebut.
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Martogi Sialagan menjelaskan, status tanggap darurat banjir sudah ditetapkan untuk seluruh wilayah Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalteng, selama 14 hari. Status tersebut berlaku sejak 1 Juli 2022.
”Sebelumnya ada tiga kecamatan yang terendam banjir, tetapi satu kecamatan kini sudah aman, airnya sudah surut, yaitu Kecamatan Pangkalan Banteng,” kata Martogi saat dihubungi dari Kota Palangkaraya, Minggu (3/7/2022).
Martogi menjelaskan, dua kecamatan tersebut sudah kebanjiran selama hampir sepekan. Berdasarkan data BPBD Kotawaringin Barat, di Kecamatan Arut Utara setidaknya 10 desa dan satu kelurahan terendam banjir. Adapun di Kecamatan Kotawaringin Lama, hanya ada satu desa yang kebanjiran, yakni Desa Rungun.
Di Desa Rungun, lanjut Martogi, terdapat 405 keluarga yang terdampak atau berjumlah 1.497 orang. Belum ada data pasti untuk jumlah bangunan dan rumah yang terendam banjir.
Sementara di Kecamatan Arut Utara, banjir yang merendam 11 desa dan kelurahan di wilayah itu berdampak pada 453 keluarga dengan total 591 rumah dan bangunan. Beberapa ruas jalan juga terendam banjir sehingga sulit untuk melintas.
”Ini banjir tahunan karena curah hujan yang tiba-tiba tinggi lalu membuat air Sungai Arut meluap hingga ke permukiman warga ditambah drainase yang dangkal,” kata Martogi.
Dia menambahkan, dengan penetapan status tanggap darurat, maka semua lembaga dan instansi terkait bisa bekerja lebih cepat tidak hanya dalam rangka pengawasan, tetapi juga penyaluran bantuan.
Kepala Pelaksana BPBD Kotawaringin Barat Syahruni mengatakan, saat ini petugas gabungan sedang mengawasi dan mengevakuasi warga yang mengalami dampak terburuk dari banjir. Pihaknya juga masih melakukan pendataan. Meski demikian, sampai saat ini belum ada yang dievakuasi dan mengungsi. Mayoritas warga bertahan di rumahnya masing-masing.
”Dampak dari intensitas hujan yang cukup tinggi juga telah membuat jembatan di Desa Pandu Sanjaya, Pangkalan Lada terputus,” kata Syahruni.
Tak hanya jembatan yang putus, Syahruni melanjutkan, banjir juga merendam ruas jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama, tepatnya di Kilometer 30 yang membuat kemacetan.
Bantuan
Camat Arut Utara Amir Machmud dalam laporannya menjelaskan, data yang dikirim ke pemerintah daerah belum sepenuhnya lengkap karena masih ada empat desa yang masih dalam proses pendataan. Petugas juga cukup kesulitan karena kondisi cuaca yang tidak menentu.
”Kami sudah mengajukan permohonan bantuan ke kabupaten berupa logistik seperti beras, minyak goreng, dan sarden, untuk warga yang terdampak,” kata Amir.
Menurut Amir, meskipun tidak mengungsi, warga kesulitan berbelanja keluar desa karena akses jalan yang tertutup. ”Sebagian besar warga bertahan di rumah masing-masing, ada yang mengungsi ke rumah kerabat,” katanya.