Banjir di Kalimantan Tengah kian parah. Banjir kali ini tidak hanya berasal dari meluapnya air sungai, tetapi juga banjir rob, khususnya di wilayah Kabupaten Sukamara.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS — Banjir di Kalimantan Tengah kian meluas hingga ke empat kabupaten. Setidaknya 12 kecamatan dengan total lebih kurang 21 desa dan kelurahan terdampak banjir tersebut. Ruas jalan, fasilitas umum, dan fasilitas pendidikan ikut terdampak.
Sebelumnya, Kompas melaporkan banjir terjadi di Kabupaten Murung Raya yang merupakan wilayah paling utara provinsi. Banjir itu merendam enam kecamatan dengan total 19 desa yang terdampak banjir.
Pada Selasa (24/5/2022), banjir terus meluas hingga ke tiga kabupaten lainnya, yakni Kabupaten Barito Utara, Barito Selatan, dan Kabupaten Sukamara.Setidaknya 12 kecamatan dengan total lebih kurang 21 desa dan kelurahan terdampak banjir tersebut.
Di Kabupaten Barito Utara, banjir merendam sedikitnya empat kecamatan dengan total 10 desa yang terdampak banjir. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran (BPBPK) Provinsi Kalteng Alpius Patanan mengungkapkan dalam laporannya, banjir di Barito Utara terjadi karena luapan dua sungai, yakni Sungai Barito dan Sungai Lahei.
Curah hujan yang tinggi, lanjut Alpius, membuat debit air meningkat dalam waktu satu malam. Ketinggian air beragam, tetapi banjir paling tinggi terjadi di Kecamatan Teweh Baru, tepatnya di Kelurahan Manggala, dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter.
”Sampai saat ini banjir masih merendam beberapa ruas jalan desa hingga jembatan,” ujar Alpius.
Saat dikonfirmasi, Alpius mengungkapkan, belum ada laporan korban jiwa ataupun warga yang mengungsi di wilayah Barito Utara. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Barito Utara sampai saat ini masih terus mendata juga memantau lokasi-lokasi banjir.
”BPBD juga mengimbau agar masyarakat terus waspada dengan cuaca, khususnya hujan, karena debit air bisa meningkat lagi,” kata Alpius.
Alpius menambahkan, banjir di Barito Selatan berdampak di Kecamatan Dusun Hilir dengan satu desa, yakni Desa Batilap. Banjir di kawasan itu merupakan banjir kiriman dari Barito Utara; Sungai Barito juga melintas di wilayah Kabupaten Barito Selatan. Sungai Barito memiliki panjang 1.090 kilometer dan melintas di 10 kabupaten di dua provinsi, yakni Kalteng dan Kalimantan Selatan.
Sementara itu, di Kabupaten Murung Raya, debit air diperkirakan masih terus meningkat. Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Murung Raya Robyanor menjelaskan, banjir masih berdampak di enam kecamatan.
Sebelumnya, Robyanor melaporkan jika banjir merendam enam kecamatan di 19 desa. Kini banjir hanya merendam di delapan desa. ”Sudah mulai surut, tetapi kami tetap waspada,” ujarnya.
Banjir rob
Banjir rob juga terjadi di Kalimantan Tengah, khususnya di Kecamatan Pantai Lunci, Kelurahan Sungai Pasir, Kabupaten Sukamara. Wilayah itu berada di pesisir pantai, setidaknya 531 kilometer dari Kota Palangkaraya, ibu kota Provinsi Kalteng.
Alpius Patanan menambahkan, banjir rob di Sukamara berdampak di enam wilayah rukun tetangga di Kelurahan Sungai Pasir. Banjir merendam sarana pendidikan, fasilitas umum, dan beberapa ruas jalan. Banjir juga berdampak ke 20 rumah warga dan 27 tambak milik warga.
”Ketinggiannya mencapai 50-60 sentimeter, ini banjir air laut pasang. Selain banjir, juga terjadi abrasi di beberapa wilayah pantai dan berdampak ke tambak warga,” kata Alpius.
Prakirawan dari Stasiun Meteorologi Kota Palangkaraya, Ika Priti Widiastuti, menjelaskan, pada umumnya air pasang dipengaruhi oleh jarak terdekat Bumi dengan Bulan dan didukung dengan tingginya gelombang di wilayah selatan Kalimantan Tengah, termasuk Sukamara. Saat ini tinggi gelombang di wilayah selatan mencapai 0,5-2 meter.
”Waspada adanya pertumbuhan awan konvektif (kumulonimbus) yang dapat berpotensi hujan sedang hingga lebat, hingga menimbulkan angin kencang serta menambah tinggi gelombang di pesisir dan perairan selatan Kalimantan Tengah,” tutur Ika.