Dongkrak Daya Tarik Wisata, Pemkot Magelang Telusuri Cerita Rakyat
Pemkot Magelang akan menelusuri cerita tentang situs, makam, dan tokoh yang selama ini tumbuh di tengah masyarakat. Cerita itu nantinya dikembangkan menjadi cerita rakyat untuk meningkatkan daya tarik wisata.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Lukisan figur Pangeran Diponegoro menjadi salah satu lukisan yang ditampilkan dalam pameran tokoh dan pahlawan Magelang, Jumat (1/7/2022), di Hotel Atria, Kota Magelang, Jawa Tengah.
MAGELANG, KOMPAS — Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, berupaya menelusuri cerita tentang situs, makam, dan tokoh yang selama ini tumbuh di tengah masyarakat yang tinggal di kampung-kampung. Cerita tersebut nantinya akan dikembangkan menjadi cerita rakyat yang diharapkan bisa meningkatkan daya tarik wisata Kota Magelang.
”Dari cerita di kampung-kampung tersebut, kami berharap bisa memunculkan legenda atau cerita rakyat khas Kota Magelang,” ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Daerah Kota Magelang C Yonas Nusantrawan Bolla saat ditemui di sela-sela pembukaan pameran lukisan tokoh dan pahlawan Magelang, Jumat (1/7/2022), di Hotel Atria, Kota Magelang.
Yonas memaparkan, situs atau makam yang memiliki narasi, cerita, atau legenda bisa dikemas menjadi destinasi wisata religi. Bahkan, ke depan, bisa dibuat paket wisata dengan mengunjungi berbagai situs dan makam yang tersebar di berbagai tempat tersebut.
Seiring dengan adanya penetapan kawasan Borobudur di Kabupaten Magelang sebagai destinasi super prioritas, Yonas mengatakan, Kota Magelang juga harus berbenah dengan menunjukkan daya tarik wisatanya.
”Dengan mengangkat destinasi-destinasi wisata religi, kita berharap bisa menunjukkan bahwa Kota Magelang juga merupakan daerah tujuan yang memikat dan menarik untuk dikunjungi,” ujarnya.
Selama ini, yang dikenal sebagai destinasi religi di Kota Magelang baru sebatas tiga makam keramat di Gunung Tidar serta makam Kyai Langgeng di obyek wisata rekreasi Taman Kyai Langgeng.
KOMPAS/REGINA RUKMORINI
Seorang pengunjung melihat lukisan Syech Subakir yang ditampilkan dalam pameran lukisan tokoh dan pahlawan Magelang di Hotel Atria, Kota Magelang, Jawa Tengah, Jumat (1/7/2022). Syech Subakir adalah tokoh ulama yang makamnya menjadi obyek kunjungan wisatawan di Gunung Tidar, Magelang.
Terkait dengan keinginan mengangkat potensi wisata religi itu, penelusuran situs, makam, dan obyek sejarah harus dilakukan. Setelah situs-situs itu terdata, akan dipilih obyek-obyek tertentu untuk diusulkan mendapat anggaran revitalisasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Saat ini, Pemerintah Kota Magelang sudah mendapatkan dana APBN sebesar Rp 2 miliar untuk pembenahan makam Kyai Dudo di Kampung Dudan, Kelurahan Tidar Utara, Kecamatan Magelang Selatan. Kyai Dudo adalah tokoh penyebar agama Islam dan pendiri Kampung Dudan.
Sekretaris Kota Magelang Joko Budiyono mengatakan, berbagai pihak yang ikut melakukan penelusuran dan pendataan situs atau obyek sejarah di Kota Magelang diharapkan juga melengkapinya dengan narasi dan keterangan yang benar dan bisa dipercaya oleh masyarakat luas.
”Sebisa mungkin, narasi yang didapatkan juga disesuaikan dengan cerita sejarah dari lingkungan sekitarnya,” ujarnya. Narasi yang lengkap dan bisa dipercaya itu penting untuk memikat dan menambah rasa penasaran wisatawan sehingga mereka bersedia datang berkunjung ke destinasi tersebut.
Lukisan Kyai Harjo Kusumo, atau yang dikenal sebagai Kyai Langgeng, menjadi salah satu lukisan yang ditampilkan dalam pameran lukisan tokoh dan pahlawan Magelang, Jumat (1/7/2022), di Hotel Atria, Kota Magelang, Jawa Tengah. Kyai Langgeng dikenal sebagai penasihat spiritual Pangeran Diponegoro.
Luky Hendri Yuni Susanto, salah seorang pemerhati budaya dan cerita-cerita rakyat, mengatakan, dia bersama dua rekannya sudah mencoba melakukan penelusuran dan mencari tahu cerita terkait tokoh-tokoh yang ada di sejumlah lokasi, seperti Gunung Tidar, Taman Kyai Langgeng, dan Goa Jepang di Kelurahan Cacaban, Kecamatan Magelang Tengah.
Dari kegiatan itu, mereka mendapatkan bayangan tentang figur tokoh di tempat-tempat tersebut yang kemudian dituangkan dalam lukisan. Selain itu, Luky juga berencana mengumpulkan semua legenda atau cerita rakyat yang selama ini ada dan tumbuh di masyarakat, tetapi tidak pernah dipublikasikan.
”Semua cerita rakyat tersebut akan kami kumpulkan menjadi satu buku yang berkisah tentang sejarah Magelang,” ujarnya.