Tumpahan Minyak Mentah Pertamina Cemari Perairan Nusakambangan
Minyak mentah dari kawasan Area 70 Pertamina tumpah dan mencemari perairan di sekitarnya. Penyebab masih diselidiki. Pertamina fokus pada pembersihan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
CILACAP, KOMPAS — Tumpahan minyak mentah sekitar 1.900 liter dari Area 70 PT Pertamina Cilacap mencemari perairan Nusakambangan di Cilacap, Jawa Tengah. Tumpahan minyak terindikasi pada Senin (27/6/2022) sore dan hingga Selasa (28/6/2022) sore masyarakat bersama Pertamina masih berupaya membersihkan tumpahan minyak tersebut.
”Sudah sejak malam ada tumpahan minyak di pinggiran atau tepian dermaga ini,” kata Sugiarto (35), nelayan asal Kebonsayur, Cilacap Selatan, Selasa siang.
Sugiarto bersama ribuan warga dan nelayan membawa ember ataupun tempayan untuk menciduki tumpahan minyak yang tampak menggenang di permukaan air laut. Bau menyengat menguar meski hidung sudah tertutup masker.
Minyak tampak hitam pekat berkilatan terapung di perairan serta berceceran di sepanjang jalan di sekitar Dermaga Wijayapura, Cilacap. ”Kami khawatir pencemaran minyak ini menyebabkan ikan-ikan mati,” tutur Sugiarto yang sehari-hari bekerja sebagai nelayan.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia Kabupaten Cilacap Sarjono menyampaikan, tumpahan minyak terjadi Senin sekitar pukul 17.30. ”Saya mendapat laporan dari nelayan adanya kebocoran kapal tanker, tapi kami belum tahu persis yang bocor itu kapal apa,” ujar Sarjono.
Menurut Sarjono, tumpahan minyak mentah mencemari perairan Nusakambangan dan Sungai Donan hingga radius sekitar 10 kilometer. ”Sejak pukul 19.00 malam kebocoran minyak ini sudah merambah di wilayah Sungai Kali Donan karena memang arah angin dari timur dan arus dari timur, lalu terbawa ke arah barat. Kebocoran ini efeknya banyak sekali, terutama untuk biota laut. Kalau ini sampai ke perairan lepas bisa mematikan ikan di laut,” paparnya.
Area terdampak pencemaran, antara lain, lanjut Sarjono, ada di sekitar Sentolokawat, Singalodra, dan Tambakreja, Kecamatan Cilacap Selatan. Setidaknya ada 2.000 nelayan yang terdampak pencemaran ini.
”Warga secara otomatis mengambil minyak ini untuk membantu pihak Pertamina supaya tidak keluar ke mana-mana. Luas area terdampak mulai dari Area 70 hingga Bogasari dan kawasan mangrove,” tuturnya.
Tumpahan minyak di perairan, kata Sarjono, bisa berpotensi membuat tangkapan nelayan anjlok hingga 75 persen dari tangkapan per hari sekitar 100 kilogram ikan. ”Biasanya tangkapan dan pendapatan nelayan agak berkurang. Mungkin karena bau minyak itu,” katanya.
Sarjono berharap PT Pertamina bisa meningkatkan keamanan karena hal serupa pernah terjadi berkisar 6-7 tahun lalu. ”Harapan kami Pertamina bisa lebih safety lagi dan bisa mempercepat pembersihan hari ini,” ujarnya.
Warga secara otomatis mengambil minyak ini untuk membantu pihak Pertamina supaya tidak keluar ke mana-mana.
Area Manager Communication, Relations, & CSR PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap Cecep Supriyatna menyampaikan, pihaknya masih menyelidiki penyebab tumpahan minyak mentah ini. Namun, dipastikan tumpahan minyak berasal dari Area 70 Pertamina yang biasa dipakai untuk bongkar muat minyak mentah sebagai bahan baku pembuatan bahan bakar minyak.
”Kalau dilihat dari fisik, ini minyak crude, berat. Kalau untuk penyebab kebocoran ini masih dalam penyelidikan dan investigasi kami,” kata Cecep.
Menurut Cecep, kronologi bermula adanya laporan unit dari tepi laut dan tim langsung turun untuk membersihkan minyak. Memang di sekitar Area 70 ada kapal tanker yang mau loading. Namun, pihaknya masih mendalami penyebab kebocoran. ”Yang jelas kalau dihitung perkiraan yang bocor ada 1.900 liter minyak mentah,” kata Cecep.
Cecep menyebutkan, kebocoran atau tumpahan bukan berasal dari kebocoran pipa, tapi yang jelas berasal dari Area 70. Pertamina sudah sejak semalam berupaya membersihkan tumpahan minyak dengan melokalisasi ceceran dan juga dengan oil foam, lalu disedot dengan vakum.
Cecep membantah bahwa tumpahan minyak mencemari perairan hingga radius 10 kilometer. Menurut pantauan drone Pertamina, kata Cecep, luasan cemaran minyak tidak sampai radius 3 kilometer. ”Ini hanya di sekitar sini, dermaga baterai, tidak sampai 3 kilometer,” kata Cecep.