Pencarian Pekerja Migran Korban Perahu Tenggelam Terkendala Cuaca Buruk
Cuaca buruk menghambat upaya pencarian korban kecelakaan perahu pengangkut pekerja migran tanpa dokumen di Batam. Tujuh orang belum ditemukan.
Oleh
PANDU WIYOGA
·2 menit baca
BATAM, KOMPAS — Tim pencari dan penyelamat gabungan belum menemukan tujuh pekerja migran yang hilang dalam kecelakaan perahu di perairan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau. Hujan deras dan angin kencang menghambat pencarian sejak tiga hari terakhir.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Tanjung Pinang, Slamet Riyadi, Senin (20/6/2022), mengatakan, Kapal Negara (KN) SAR Purworejo-101 mulai melakukan operasi pencarian hari ini pada pukul 06.00. Namun, operasi SAR terpaksa dihentikan hingga pukul 10.30 karena cuaca buruk.
Cuaca buruk melanda perairan Batam sejak Sabtu (18/6/2022). Hal itu menghambat pencarian tujuh pekerja migran tanpa dokumen yang hilang saat perahu mereka tenggelam di perairan Nongsa, Kamis (16/6/2022).
”Sekitar pukul 11.00 tadi kami kembali menjalankan operasi pencarian. Area pencarian juga diperluas hingga 15 nautikal mil (27,78 kilometer) ke sebelah timur perairan Nongsa,” kata Slamet.
Dalam kecelakaan perahu pengangkut pekerja migran tanpa dokumen itu diperkirakan ada 30 orang yang menjadi korban. Sebanyak 23 orang di antaranya diselamatkan oleh TNI Angkatan Laut pada Jumat (17/6/2022) dini hari.
Kepala Unit Pelayanan Tekni (UPT) Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Wilayah Kepri Mangiring Sinaga mengatakan, satu korban selamat masih dirawat di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Batam karena mengalami sesak napas. Adapun 22 korban selamat lainnya ditampung di selter BP2MI di Batam.
”Semua korban selamat berasal dari Nusa Tenggara Barat. Mereka akan segera dipulangkan setelah polisi selesai melakukan penyelidikan,” kata Mangiring.
Terkait insiden itu, ia mengimbau agar calon pekerja migran tidak lagi mencoba menyeberang ke Malaysia secara ilegal melalui jalur laut dari Batam. Calon pekerja migran diminta berangkat dengan mengikuti prosedur resmi.
Kecelakaan perahu pekerja migran tanpa dokumen sudah berulang kali terjadi di perairan perbatasan Kepri dan Malaysia. Pada Desember 2021-Januari 2022, lima kali perahu pekerja migran tenggelam di perairan itu. Sedikitnya 37 orang tewas dan 48 orang hilang dalam insiden itu.