Mangkrak Empat Tahun, Pasar Cinde Palembang Akan Dibangun Tahun Depan
Setelah empat tahun mangkrak, Pasar Cinde Palembang akan dibangun kembali pada 2023. Pasar yang telah berstatus cagar budaya ini akan dibangun dengan dana sekitar Rp 250 miliar.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·3 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Setelah empat tahun mangkrak, Pasar Cinde Palembang di Sumatera Selatan akan dibangun kembali pada 2023. Pasar berstatus cagar budaya ini akan dibangun dengan tetap mempertahankan ciri khasnya, seperti keberadaan tiang cendawan.
”Kontrak pembangunan Pasar Cinde sebelumnya sudah saya putus. Sekarang sudah beralih ke pemerintah provinsi,” kata Gubernur Sumsel Herman Deru di Palembang, Jumat (17/6/2022).
Sebelumnya, pembangunan Pasar Cinde diserahkan kepada kontraktor pihak ketiga lewat penandatanganan build operate and transfer (BOT) pada Maret 2016. Pembangunan ditandai pemancangan konstruksi pada Juni 2018. Menurut rencana, setelah dibongkar, Pasar Cinde akan menjadi pasar modern dengan 14 lantai untuk 1.500 tenan. Pembangunan ditargetkan selesai dalam dua tahun. (Kompas, 7/6/2018).
Akan tetapi, sejak pemancangan dilakukan, belum ada perkembangan pembangunan signifikan. Herman menyatakan, hambatan itu akibat ketidakmampuan kontraktor melanjutkan pembangunan. Itu sebabnya, pemerintah mengambil alih pembangunan Pasar Cinde agar pedagang dapat kembali berjualan dengan nyaman.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat Sumsel Basyaruddin Akhmad mengatakan, konsep pembangunan pasar nantinya akan mempertahankan ciri khas utama, seperti tiang cendawan. Sebelum dibongkar, Pasar Cinde yang dibangun pada 1958 ini memiliki sekitar 140 tiang cendawan. Arsiteknya, Abikusno Tjokrosoejoso terinspirasi dari Herman Thomas Karsten yang membangun Pasar Johar, Semarang.
Akan tetapi, dia menyebutkan, bakal ada pembangunan jembatan udara (sky bridge) yang akan menghubungkan pasar dengan stasiun LRT. Di bagian belakang pasar juga akan dibangun area publik dan pelataran parkir sehingga akan jauh lebih nyaman untuk disinggahi.
Pembangunan rencananya akan dimulai tahun depan dengan kalkulasi anggaran sekitar Rp 250 miliar. Terkait nasib pedagang akan dikoordinasikan dengan pemerintah kota, apakah mereka akan direlokasi sementara waktu atau tetap bisa berjualan di pelataran depan pasar seperti sekarang.
Hingga Jumat siang, pedagang di Pasar Cinde masih harus berjualan di lahan yang dulunya digunakan sebagai lahan parkir. Tidak hanya itu, mereka harus berbagi ruang dengan pedagang lainnya dengan ukuran lapak sekitar 2 meter x 2 meter. Mereka hanya dipayungi dengan atap aluminium dan seng yang ditopang baja ringan.
Emma (40), pedagang makanan di Pasar Cinde mengatakan, setelah pasar dibongkar, omzet penjualannya menurun signifikan. ”Banyak pelanggan yang tidak mau berbelanja di Pasar Cinde karena kondisinya yang tidak nyaman dan terbatasnya lahan parkir,” ungkapnya.
Akibat penurunan omzet, dia mengatakan, bahkan ada pedagang gulung tikar atau pindah ke pasar lain. Oleh karena itu, dia menyambut baik rencana pembangunan pasar. ”Setidaknya, kami memiliki lapak yang nyaman untuk berjualan dan pelanggan kembali berbelanja di sini,” ucap Emma.
Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kota Palembang Retno Purwanti berharap, pembangunan tetap mengedepankan nilai penting dari Pasar Cinde. Pasar Cinde memiliki keistimewaan karena memiliki struktur kolom cendawan, salah satu penemuan teknologi struktur awal abad ke-20.
Cendawan mengandung filosofi sebagai pohon yang menaungi pedagang dan pembeli. Pasar ini menjadi satu-satunya pasar yang berstruktur cendawan di Pulau Sumatera. Masih ada tiga lagi pasar yang berstruktur sama, semuanya ada di Semarang, yakni Pasar Johar, Jatingaleh, dan Pasar Randusari.
Ke depan, Retno berharap, pembangunan kembali dapat mengembalikan nilai penting dari Pasar Cinde. Hal itu berkaca pada pembangunan Pasar Johar yang bisa kembali difungsikan setelah dilanda kebakaran.
Wali Kota Palembang Harnojoyo mengapresiasi rencana pembangunan Pasar Cinde. Menurut dia, langkah itu adalah terobosan yang sangat baik. ”Pasar Cinde merupakan wajah Kota Palembang, jika ada rencana pembangunan harus diselesaikan dengan cepat diselesaikan.
Setelah pembangunan selesai, Harnojoyo berharap pedagang dapat berjualan dengan lebih nyaman. ”Kita harus pastikan mereka yang mendapat lapak merupakan pedagang yang sudah berjualan di sana sebelum Pasar Cinde dibongkar,” kata Harnojoyo.