Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan positif. Pertumbuhan inflasi di Indonesia dinilai masih terkendali. Pengaruh global juga masih dapat dikendalikan.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Indef menyelenggarakan seminar bertajuk Managing Inflation to Boost Economic Growth” di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (15/6/2022).
BADUNG, KOMPAS — Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan positif. Bank Indonesia menilai pertumbuhan inflasi Indonesia masih terkendali sehingga bank sentral di Indonesia tidak harus menaikkan suku bunga acuan dalam kondisi saat ini.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan, indeks harga konsumen (IHK) diperkirakan mencapai 4,2 persen, tetapi situasi itu dinilai masih terkendali. Melalui tayangan video yang ditampilkan dalam seminar bertajuk ”Managing Inflation to Boost Economic Growth”, yang diselenggarakan Institute for Development of Economics and Finance (Indef) di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (15/6/2022), Perry menyebutkan, pengaruh kenaikan harga energi dan harga pangan global terhadap perubahan inflasi dalam negeri masih dapat dikendalikan.
Indef mengadakan seminar tersebut secara hibrida, yakni melalui di luar jaringan (luring) dan juga secara di dalam jaringan (daring). Dalam seminar mengenai pengelolaan inflasi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, Indef menghadirkan beberapa pembicara, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Ekonomi Indonesia terus pemulihan.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Senior Policy Analyst on Finance and Development Third World Network (TWN) Bhumika Muchhala memberikan pemaparannya secara daring dalam seminar bertajuk Managing Inflation to Boost Economic Growth”, yang diselenggarakan Indef di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (15/6/2022).
Sebanyak lima pembicara dihadirkan secara luring maupun secara daring dalam seminar itu. Mereka adalah Direktur Eksekutif dan Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Solikin M Juhro, Senior Policy Analyst on Finance and Development Third World Network (TWN) Bhumika Muchhala, Economic Affairs Officer United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) Orsola Costantini, Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad, dan Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali Gusti Ayu Diah Utari.
Adapun Perry Warjiyo memberikan sambutan kunci (keynote speech), sedangkan ekonom senior Didik J Rachbini sebagai pendiri Indef memberikan sambutan pembuka seminar Indef tersebut.
Adapun Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi secara tahunan per Mei 2022 sebesar 3,55 persen. BI memperkirakan IHK tahun ini sebesar 4,2 persen dengan inflasi inti dan ekspektasi inflasi sebesar 3 persen +/- 1 persen. Kondisi itu dinilai masih dalam kendali. Sementara itu, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan antara 4,5 persen sampai 5,3 persen. Dengan demikian, ekonomi Indonesia dinyatakan tumbuh positif.
Dari sisi eksternal, Perry menyatakan BI tetap memonitor kondisi global, termasuk pengaruh kenaikan harga energi dan harga pangan serta kebijakan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat. Menurut Perry, Indonesia beruntung karena koordinasi fiskal dan moneternya sangat erat dan kuat.
”Ekonomi Indonesia terus pemulihan,” ujar Perry seperti dalam tayangan videonya.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Pendiri Indef dan ekonom senior Didik J Rachbini memberikan sambutan pembuka seminar bertajuk Managing Inflation to Boost Economic Growth, yang diselenggarakan Indef di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (15/6/2022).
Adapun ekonom senior Didik J Rachbini mengatakan, bank sentral bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus mewaspadai kenaikan inflasi dan faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Dalam sambutannya mengawali seminar Indef tersebut, Didik menyatakan, inflasi yang tinggi akan menggerus pendapatan masyarakat dan dapat menghambat investasi serta kegiatan bisnis karena suku bunga meningkat.
Sementara itu, dalam pemaparannya secara daring, Bhumika Muchhala menyebutkan, dalam laporan World Economic Outlook pada April 2022, IMF memperkirakan inflasi di negara berkembang dapat mencapai 8,7 persen dan inflasi di negara maju mencapai 5,7 persen. Kenaikan inflasi dinyatakan berdampak terhadap kemiskinan dan ketimpangan.
Lebih lanjut Didik mengatakan, inflasi penting dalam pertumbuhan ekonomi, tetapi inflasi harus betul-betul dijaga agar tidak terlalu melonjak. ”Indef sebagai lembaga think tank mendorong pemerintah dan pemerintah daerah agar betul-betul mengawasi inflasi,” ujar Didik di Nusa Dua, Badung.
KOMPAS/COKORDA YUDISTIRA
Pemaparan dari Deputi Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali Gusti Ayu Diah Utari dalam seminar bertajuk Managing Inflation to Boost Economic Growth, yang diselenggarakan Indef di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (15/6/2022).
Menurut Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad, situasi pascapandemi Covid-19 dan pengaruh perang antara Rusia dan Ukraina berdampak terhadap perlambatan perekonomian dunia, tetapi inflasi meningkat. Hal itu membuat negara-negara berkembang berada dalam kondisi lebih rentan.
Mengutip laporan World Bank pada Juni 2022, hampir semua negara menghadapi penurunan pertumbuhan ekonomi. Dalam paparannya, Tauhid menyebutkan, diperlukan lebih banyak dukungan fiskal untuk mengatasi inflasi, tetapi terdapat batasan anggaran pemerintah.