UNCTAD memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh lambat 5 persen pada 2023 setelah tumbuh 5,3 persen pada 2022. Potensi kenaikan inflasi dan bertambahnya penduduk miskin perlu diantisipasi.

UNCTAD menyebutkan pelemahan nilai tukar berdampak signifikan terhadap harga pangan di negara berkembang. Depresiasi nilai tukar membuat biaya pembelian pangan bertambah, sehingga menegasikan penurunan harga pangan.

Pertumbuhan ekspor tahunan Indonesia terus menyusut sejak Juli 2022. Hal itu sejalan dengan laporan terbaru UNCTAD yang menyebut perdagangan global mulai turun sejak triwulan III-2022 dan akan berlanjut pada 2023.

”Kenaikan utang ini bukan karena buruknya pengelolaan keuangan negara, tetapi karena kejutan sistemik yang memukul banyak negara,” kata Grynspan.

Kendati masih jauh dari target 10 miliar dollar AS, transaksi TEI 2022 sementara tercatat sebesar 2,94 miliar dollar AS. Di sisi lain, UNCTAD melihat ada secercah harapan baru pemulihan perdagangan global.

UNCTAD menyebutkan nilai perdagangan global meningkat kendati pertumbuhannya melambat. Di sisi lain, di tengah penurunan permintaan dan harga CPO global, RI makin menggencarkan ekspor CPO guna mendongkrak harga TBS.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan positif. Pertumbuhan inflasi di Indonesia dinilai masih terkendali. Pengaruh global juga masih dapat dikendalikan.

UNCTAD menyebutkan, dunia memasuki tiga krisis dimensional. Dunia tengah berada di bawah Pedang Damocles.