Barang Bukti Ledakan Bahan Petasan Diperiksa Labfor Polda Jateng
Tim Labfor Polda Jateng dikerahkan untuk memeriksa sejumlah barang bukti bahan pembuat petasan yang diduga menjadi penyebab ledakan di Banyumas.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Jajaran Kepolisian Resor Kota Banyumas bersama Brimob, Gegana, dan Labfor Polda Jateng melanjutkan pemeriksaan tempat kejadian perkara ledakan yang diduga berasal dari bahan petasan. Enam saksi diperiksa untuk mendalami kasus ini dan barang bukti diperiksa oleh Labfor Polda Jateng.
”Hari ini kami melanjutkan olah TKP dan nantinya tim dari Labfor yang akan memeriksa temuan-temuan tersebut,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota Banyumas Komisaris Besar Edy Sitepu, di Desa Randegan, Kebasen, Banyumas, Rabu (15/6/2022).
Edy menyampaikan, dari hasil pemeriksaan sementara, korban yang meninggal akibat ledakan ini, Tomi (24), sehari-hari bekerja merakit lampu hias untuk dijual secara daring (online). ”Korban adalah pekerja yang membuat lampu hias dan membuat bahan-bahan isian mercon. Apa itu barang-barangnya lebih lanjut Labfor yang akan memeriksa terlebih dahulu. Kalau hasilnya sudah keluar, akan kami sampaikan lebih lanjut,” tuturnya.
Menurut Edy, polisi telah memeriksa enam saksi dalam kasus ini. ”Sudah ada 6 saksi yang diperiksa dari pihak keluarga dan tetangga,” ujarnya.
Ditanya mengenai apakah ada indikasi teroris, Edy menyebutkan belum ada yang ke arah itu. ”Untuk sementara ini belum ada. Kalau dari masyarakat di daerah ini, korban bisa bergaul. Namun, sedikit tertutup,” katanya.
Tim kepolisian mengerahkan sekitar 50 personel untuk mendalami kasus ini ledakan yang menewaskan 1 orang dan merusak 2 unit rumah. ”Untuk jenis ledakan adalah low explosive,” ujarnya.
Sutarno, petugas Linmas setempat menyampaikan, korban telah dimakamkan di pemakaman umum Desa Randegan pukul 10.00. ”Tadi dishalatkan di mushala, lalu pukul 10.00 dimakamkan,” kata Sutarno.
Ida (39) tetangga korban yang rumahnya persis di depan rumah korban, menyampaikan, Tomi adalah orang yang kreatif dan pintar berbisnis. Dia memang cenderung lebih mudah bergaul dengan teman-teman sebayanya dibandingkan dengan warga yang lebih tua. ”Dia mudah bergaul dan supel apalagi dengan teman sebaya. Saya tidak menyangka terjadi hal seperti ini,” tutur Ida.
Diberitakan sebelumnya (Kompas.id, 14/6/22), Tomi (24) tewas akibat ledakan di rumahnya di Grumbul Leler, Desa Randegan, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (14/6/2022) petang. Dua rumah rusak akibat ledakan yang diduga berasal dari bahan pembuat petasan.
”Saya sedang menerbangkan burung merpati sekitar pukul 17.30. Lalu terdengar ledakan, saya kira trafo listrik meledak, tetapi ternyata ada ledakan dari tempat Tomi,” kata Tono (30), warga sekitar, Selasa.
Vina (45), tante Tomi, mengatakan, keponakannya itu sehari-hari berjualan lampu hias secara daring. ”Saya biasanya main dan ikut lihat dia merakit lampu. Dia juga kadang membuat mercon kecil-kecil. Bahannya disimpan di tabung-tabung,” tutur Vina.
Vina menyampaikan, Tomi pernah bekerja di bidang otomotif di Jakarta dan memilih keluar untuk berbisnis. ”Dia jualan online sudah tiga tahun ini. Rencananya tanggal 20 ini dia akan berangkat umrah, tetapi kok meninggal tragis,” paparnya.
Dia juga kadang membuat mercon kecil-kecil. Bahannya disimpan di tabung-tabung.
Kepala Dusun 1 Umiarti tidak menyangka jika ledakan itu berasal dari rumah Sajam dan ikut merusak rumah Sobirin yang berada persis di sebelah selatannya. ”Orang sini biasanya kalau dengar ledakan itu berasal dari ban meletus di jalan raya sana atau ada kecelakaan, tapi ini ternyata dari rumah ini,” tutur Umiarti.
Menurut Vina, Sajam, sang ayah, bekerja sebagai pedagang mulai dari barang kebutuhan pokok hingga barang kelontong. Tomi merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara. ”Anak pertama kakak saya itu jadi guru di Aceh, anak kedua jadi guru mengaji di pondok pesantren, dan yang ketiga Tomi bisnis di rumah,” katanya.