PMK Meluas, Pasokan Sapi untuk Idul Adha Berkurang di Sumut
Penyakit mulut dan kuku yang tidak terkendali berpotensi membuat ketersediaan sapi untuk Idul Adha tidak tercukupi di Sumut. Beberapa sentra peternakan kekurangan sapi untuk kurban karena banyak yang terinfeksi.
Oleh
NIKSON SINAGA
·3 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Penularan penyakit mulut dan kuku yang tidak terkendali berpotensi membuat ketersediaan sapi untuk Idul Adha tidak tercukupi di Kota Medan, Sumatera Utara. Beberapa sentra peternakan kekurangan sapi untuk kurban karena banyak yang terinfeksi dan masih dalam penyembuhan. Sapi dari luar daerah juga belum bisa didatangkan.
”Banyak panitia pengadaan hewan kurban datang untuk memesan sapi di sini, tetapi beberapa tidak mendapat sapi karena banyak ternak yang masih sakit,” kata Taufik Hidayat Daulay (45), peternak di Desa Sampali, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Sabtu (11/6/2022).
Taufik mengatakan, peternak di kampung Pondok Rowo itu hampir semuanya menyediakan sapi untuk dijual saat Idul Adha khususnya untuk Kota Medan dan Deli Serdang. Sentra peternakan di pinggir Kota Medan itu biasanya menyediakan sekitar 1.600 ekor sapi setiap Idul Adha.
”Dengan kondisi banyak ternak yang terinfeksi PMK, tahun ini kami perkirakan hanya bisa menyediakan sekitar 800 ekor sapi. Apalagi lalu lintas ternak pun masih ditutup,” kata Taufik.
Taufik mengatakan, biasanya mereka menambah pasokan sapi menjelang Idul Adha karena banyaknya pesanan. Peternak biasanya membeli lagi ternak tambahan, khususnya dari Aceh dan kabupaten lain di Sumut.
Taufik mengatakan, hampir semua ternaknya yang berjumlah 60 ekor sudah terjangkit PMK dalam sepekan ini. Saat ini, ia pun berfokus melakukan penyembuhan ternaknya. Ia mengobati ternaknya dengan biaya sendiri sebagaimana peternak lainnya. Mereka membeli antibiotik, antiseptik, penurun suhu tubuh, dan vitamin.
”Ternak kami yang sakit sudah didata pemerintah, tetapi tidak ada bantuan pengobatan. Kalau menunggu pengobatan pemerintah bisa mati semua ternak kami,” kata Taufik.
Taufik mengatakan, ternaknya sudah mulai pulih setelah diobati. Ia menyuntikkan obat dan vitamin dan menyemprotkan antiseptik ke kuku sapi. Beberapa sapi yang sebelumnya dipesan pun dibatalkan karena tidak memenuhi kriteria sebagai hewan kurban karena sakit.
Ketua Kelompok Tani Enggal Mukti, M Sugito, mengatakan, sudah sebulan PMK menginfeksi ternak di daerah Pondok Rowo itu. Hampir semua ternak di sana terinfeksi, tetapi sebagian besar sudah sembuh. Namun, banyak hewan yang masih melepuh di bagian kuku. Sedikitnya enam ekor sapi di daerah Pondok Rowo telah mati.
Kepala Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten Deli Serdang Rahman Saleh Dongaran menyebut, mereka saat ini berfokus melakukan sosialisasi penanganan PMK kepada peternak. Pasokan obat-obatan dari pemerintah, kata Rahman, sangat terbatas.
”Karena itu, kami meminta peternak membeli sendiri obat-obatan untuk PMK. Petugas kami membantu pemberian obat,” kata Rahman.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut Azhar Harahap mengatakan, pasokan sapi untuk Idul Adha masih mencukupi untuk Sumut meskipun PMK terus menyebar. Menurut Azhar, sebagian besar kasus PMK sudah sembuh.
“Sumut mempunyai stok sapi siap potong sebanyak 17.000 ekor. Pasokan ini cukup meskipun tidak ada pengiriman ternak dari daerah sekitar,” kata Azhar.
Menurut Azhar, ada 4.002 ternak yang terinfeksi PMK di Sumut sampai pekan lalu. Sebanyak 10 ekor di antaranya mati dan 3.683 ekor sembuh.