Ekspor Sarang Burung Walet dari Kalsel Naik Signifikan
Nilai ekspor komoditas sarang burung walet dari Kalimantan Selatan naik signifikan setelah ekspornya bisa dilakukan langsung dari Kalsel. Dukungan dan apresiasi kepada eksportir dan calon eksportir terus diberikan.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Nilai ekspor sarang burung walet yang dibukukan Kalimantan Selatan naik signifikan setelah ekspornya bisa dilakukan langsung dari Kalsel. Hingga Juni 2022, Kalsel telah membukukan ekspor komoditas itu senilai Rp 5,19 miliar ke sejumlah negara.
Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Banjarmasin Nur Hartanto mengatakan, data dari sistem otomasi perkarantinaan IQFast (Indonesian Quarantine Full Automation System) menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada ekspor sarang burung walet di Kalsel.
Hingga awal Juni 2022, ekspor sarang burung walet sebanyak 321 kilogram (kg) dengan nilai Rp 5,19 miliar. Pada periode yang sama tahun 2021, ekspor sarang burung walet tercatat hanya 11 kg dengan nilai Rp 181 juta.
Peningkatan volume dan nilai ekspor yang signifikan itu terjadi karena ekspor sarang burung walet dari Kalsel kini tidak lagi harus melalui daerah lain. “Kami terus memberikan dukungan dan apresiasi kepada eksportir dan calon eksportir melalui bimbingan teknis serta kemudahan dalam pengurusan dokumen karantina,“ kata Hartanto di Banjarmasin, Rabu (8/6/2022).
Sehari sebelumnya, Balai Karantina Pertanian Banjarmasin kembali melepas ekspor 50 kg sarang burung walet milik PT Agrika Gatya Arum di halaman kantor Karantina Pertanian Banjarmasin wilayah kerja Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru. Komoditas sarang burung walet senilai Rp 787,5 juta dilepas dari Kalsel menuju ke Hong Kong.
Menurut Hartanto, sarang burung walet yang diekspor merupakan sarang burung walet yang berasal dari rumah-rumah burung walet yang ada di Kalsel. Petugas dari Karantina Pertanian Banjarmasin telah melakukan serangkaian tindakan karantina untuk memastikan sarang burung walet yang diekspor itu telah memenuhi persyaratan teknis internasional dan protokol negara tujuan.
“Saat ini, Kalsel memiliki 155 rumah walet yang sudah teregistrasi Badan Karantina Pertanian. Sarang burung walet yang diekspor dari Kalsel berasal dari rumah-rumah walet itu,“ ujarnya.
Ia juga menyampaikan bahwa persyaratan ekspor sarang burung walet secara umum sangat mudah. Sarang burung walet yang mau diekspor harus sudah bersih, tidak ada bulu burung walet ataupun kotoran lain yang menempel.
Direksi PT Agrika Gatya Arum (AGA) Hery Gema berterima kasih kepada Balai Karantina Pertanian Banjarmasin yang sudah membantu dan berperan penting dalam melakukan bimbingan, pemonitoran, dan evaluasi rangkaian pemrosesan sarang burung walet milik PT AGA di Banjarmasin.
Hery menjamin kualitas sarang burung walet yang dihasilkannya layak dan aman dikonsumsi serta memenuhi persyaratan negara tujuan. ”Kami berharap dapat terus meningkatkan volume ekspor dan juga dapat menambah negara tujuan ekspor,” katanya.
Hartanto menambahkan, sarang burung walet merupakan bahan makanan yang menjadi salah satu komoditas ekspor unggulan dari Kalsel. Banyak manfaat dari sarang burung walet bagi kesehatan dan kecantikan sehingga permintaan terhadap sarang burung walet terus meningkat, terutama dari Hong Kong dan China.
Indonesia merupakan produsen sarang burung walet terbesar di dunia, yang memasok lebih dari 78 persen kebutuhan pasar dunia. (Bambang)
Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Bambang mengatakan, sarang burung walet merupakan salah satu komoditas ekspor yang mempunyai nilai jual tinggi. Selain itu, juga menjadi salah satu komoditas ekspor strategis nasional yang mengalami peningkatan permintaan setiap tahun dari sejumlah negara tujuan ekspor.
Secara nasional, Badan Karantina Pertanian mencatat ekspor sarang burung walet pada 2020-2021 menunjukkan tren positif. Volume ekspor sarang burung walet pada 2021 meningkat 14 persen dibandingkan volume ekspor tahun 2020. ”Indonesia merupakan produsen sarang burung walet terbesar di dunia, yang memasok lebih dari 78 persen kebutuhan pasar dunia,” katanya.
Terus meningkat
Di samping komoditas sarang burung walet, Hartanto mengatakan, pihaknya telah melakukan sertifikasi kegiatan ekspor komoditas pertanian sebanyak 537 kali sepanjang tahun 2022. Volume ekspor komoditas pertanian mencapai 160.000 ton dengan nilai lebih dari Rp 3 triliun. ”Berkat sinergi dan kolaborasi yang baik dengan berbagai pihak, pelaksanaan ekspor di Kalsel terus meningkat,” ujarnya.
Berdasarkan data sistem automasi IQFast Karantina Pertanian Banjarmasin, nilai ekspor produk pertanian Kalsel pada tahun 2021 naik 177 persen, dari Rp 3,8 triliun pada 2020 menjadi Rp 10,5 triliun pada 2021. Komoditas pertanian unggulan ekspor Kalsel yaitu sawit, karet, dan daun gelinggang.
Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel Birhasani mengatakan, daun gelinggang yang dikenal juga dengan nama daun senna (Cassia alata) sudah diekspor dari Kalsel ke Jepang sejak 2005. Namun, saat itu volume ekspornya masih kecil, yakni hanya sekitar setengah kontainer atau kurang dari 10 ton untuk sekali pengiriman.
Ekspor daun gelinggang baru mulai meningkat dan berjalan normal pada 2013. Sejak saat itu, eksportir dari Kalsel sudah bisa mengekspor 1-2 kontainer untuk sekali pengiriman dengan volume 16-26 ton. Ekspor daun gelinggang dilakukan secara rutin setiap bulan ataupun dua bulan sekali.
”Kontribusi daun gelinggang terhadap ekspor Kalsel memang masih sangat kecil, yakni tidak sampai 1 persen dari total nilai ekspor Kalsel. Itu karena pangsa pasarnya masih terbatas, yakni hanya ke Jepang,” kata Birhasani.