Tanah Labil Picu Ambruknya Wahana Ontang-anting di Semarang
Dua dari delapan anak yang menumpang wahana ontang-anting di pasar malam di Kota Semarang, Jateng, terluka ringan setelah jatuh bersama ambruknya wahana tersebut, Jumat (6/6). Pasar malam dihentikan operasionalnya.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Polisi telah memeriksa sejumlah saksi terkait ambruknya wahana ontang-anting di pasar malam, Jalan Jolotundo, Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (3/6/2022) malam. Hasil pemeriksaan sementara menunjukkan, wahana ambruk akibat tanah di sekitar lokasi labil setelah diguyur hujan.
Peristiwa itu terjadi pada Jumat, sekitar pukul 20.45. Menurut penuturan warga sekitar, pengunjung pasar malam pada saat kejadian cukup banyak. Hampir seluruh wahana ramai dikunjungi, termasuk ontang-anting.
Adi (30), penjual minuman di depan pasar malam, turut menyaksikan peristiwa itu. Saat kejadian, Adi tengah bersiap menutup lapaknya. Saat berkemas, Adi mendengar suara benda roboh yang kemudian diikuti tangisan anak-anak. Tanpa pikir panjang ia langsung menghampiri sumber suara itu.
”Waktu sampai di dalam, anak-anak berlari meninggalkan wahana itu, sebagian lagi dibantu sama operator wahananya. Para pengguna wahana yang mayoritas anak-anak. Sebagian dari mereka menangis, mungkin karena kaget habis jatuh. Kalau saya lihat, tidak ada yang sampai luka berat, tapi ada satu atau dua anak yang kakinya lecet,” ujar Adi saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (6/6/2022).
Dua anak yang menderita luka dalam kejadian itu adalah KAD (10) dan AFA (19). KAD menderita luka memar di betis kanan. Sementara AFA menderita luka lecet di kaki kiri. Mereka dibawa ke Rumah Sakit Pantiwilasa untuk diperiksa lebih lanjut. Sementara itu, enam pengguna wahana ontang-anting lain tidak menderita luka-luka.
Menurut penuturan warga, pasar malam memang rutin beroperasi di kawasan itu setiap tahun. Lama operasional pasar malam berkisar 2 minggu hingga sebulan. Tahun ini, pasar malam di Jalan Jolotundo beroperasi sejak pertengahan Mei. Setiap hari pasar malam itu beroperasi dari pukul 17.00 hingga pukul 22.00. Sejak kejadian, Jumat malam, pasar malam berhenti beroperasi.
Berdasarkan pantauan Senin siang, situasi di sekitar pasar malam itu sepi. Hanya ada satu orang yang bertugas menjaga dan mengawasi wahana. Wahana permainan anak, seperti, kereta mini, trampolin, kuda putar, rumah balon, ombak banyu, dan kora-kora, masih berada di lokasi. Sementara itu, wahana ontang-anting sudah diangkut polisi untuk keperluan penyelidikan.
Setelah mendapatkan laporan dari masyarakat, anggota Kepolisian Sektor Gayamsari langsung menuju lokasi kejadian ambruknya wahana ontang-anting. Di tempat itu, polisi membantu warga membawa pengguna wahana yang terluka ke rumah sakit, melakukan olah tempat kejadian perkara, menyita barang bukti, dan meminta keterangan dari sejumlah saksi.
”Kami telah memeriksa lima saksi dalam kejadian ini. Para saksi terdiri dari pengguna wahana, operator ontang-anting, dan pengelola wahana,” kata Kepala Polsek Gayamsari Komisaris Hengky Prasetyo.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, ambruknya wahana ontang-anting terjadi karena labilnya tanah di sekitar lokasi yang sebelumnya diguyur hujan. Kepada polisi, operator wahana ontang-anting mengaku langsung mematikan mesin wahana begitu merasakan tanah bergerak. Tak lama setelahnya, wahana ambruk.
”Pihak keluarga korban sudah menerima kejadian tersebut. Pengelola juga sudah menemui keluarga korban sekaligus memberikan uang ganti pengobatan,” imbuh Hengky.
Hengky menambahkan, belum ada orang yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kejadian itu. Penanganan kasus tersebut disebut Hengky berpedoman pada Pasal 360 Ayat 2 Kitab Undang-undang Hukum Pidana tentang kelalaian yang menyebabkan orang lain terluka. Ancaman hukuman jika melanggar aturan tersebut adalah penjara maksimal 9 bulan.
Sementara itu, Sukasno (53), pengelola wahana, mengklaim pihaknya sudah memastikan wahana siap dan aman untuk dioperasikan. Pada Jumat, seluruh wahana disebut Sukasno dalam keadaan baik.
”Sebelum kejadian, sudah saya cek mulai dari roda-roda sampai mesin semua aman. Setelah sepuluh tahun mengelola wahana, baru kali ini ada kecelakaan,” ucapnya.