Desa wisata perlu terus dikembangkan agar berkelanjutan seiring pandemi Covid-19 yang sudah mulai melandai. Keberadaan desa wisata bisa jadi penggerak sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di berbagai daerah.
Oleh
JUMARTO YULIANUS
·4 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Desa wisata bisa menjadi penggerak sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang berdampak positif bagi perekonomian masyarakat. Untuk itu, desa wisata perlu terus dikembangkan agar berkelanjutan seiring pandemi Covid-19 yang sudah mulai melandai.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan, desa wisata harus dikembangkan secara bersama-sama agar bisa membuka peluang usaha, lapangan kerja, dan menggeliatkan perekonomian masyarakat.
”Kalau desa wisata maju, ekonomi juga akan bangkit dan menggeliat,” katanya saat berkunjung ke Desa Wisata Kubah Basirih di Kelurahan Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (3/6/2022).
Desa Wisata Kubah Basirih masuk 50 desa wisata terbaik dalam Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Basirih, yang menawarkan wisata religi Makam Habib Basirih (Habib Hamid bin Abbas Bahasyim), menjadi satu-satunya desa/kelurahan dari Kalsel yang terpilih.
Sandiaga mengatakan, Desa Wisata Kubah Basirih terpilih menjadi 50 desa wisata terbaik dari sekitar 3.500 desa di Indonesia yang mengikuti ADWI 2022. ”Saya mengucapkan selamat kepada Desa Wisata Kubah Basirih. Saya datang untuk memastikan dan mendorong agar desa wisata terbaik ini tetap berkelanjutan,” katanya.
Seiring pandemi Covid-19 yang sudah melandai dan terkendali, Sandiaga minta agar desa wisata terus dikembangkan. Berbagai produk ekonomi kreatif dari para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) juga bisa kembali ditawarkan kepada para pengunjung desa wisata.
”UMKM adalah ujung tombak ekonomi rakyat yang membuka lapangan kerja. Kami berharap yang datang berwisata ke Kubah Basirih adalah rojali (rombongan jadi beli), bukan rohali (rombongan hanya lihat-lihat),” ujarnya.
Menurut Direktur Tata Kelola Destinasi dan Pariwisata Berkelanjutan Kemenparekraf/Baparekraf Indra Ni Tua, protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan atau CHSE (cleanliness, health, safety, environment sustainability) masih perlu ditingkatkan di kawasan Desa Wisata Kubah Basirih.
”Untuk membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, tempat wisata harus menerapkan CHSE di masa pandemi dan setelahnya. Untuk itu, kami memberikan bantuan tempat sampah, tempat cuci tangan, dan peralatan lainnya,” tuturnya.
Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan, Wisata Religi Kubah Basirih adalah satu dari sepuluh destinasi wisata baru yang sedang dikembangkan Pemkot Banjarmasin untuk melengkapi wisata pasar terapung dan susur sungai. ”Kami akan terus mengembangkan Kawasan Wisata Religi Kubah Basirih untuk menjadi destinasi wisata unggulan Kota Banjarmasin,” ujarnya.
Makam keramat
Lurah Basirih Syamsuri mengatakan, Desa Wisata Kubah Basirih terletak di bibir Sungai Martapura dan bersentuhan dengan muara Sungai Barito. Kubah Habib Basirih adalah sebuah makam keramat dari seorang ulama besar di Banjarmasin.
Habib Basirih disebut-sebut masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan salah satu Wali Songo, Sunan Ampel, yakni sama-sama keturunan dari Waliyullah Muhammad Shahib Mirbath (keturunan generasi ke-16 dari Rasulullah Muhammad SAW). Habib Basirih meninggal pada 1949 atau pada usia 90 tahun. ”Keberadaan wisata religi Kubah Basirih mampu menggeliatkan perekonomian masyarakat. Banyak warga mendapatkan penghasilan dengan berjualan di sekitar Kubah Basirih,” katanya.
Menurut Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kubah Basirih Husin Luthfie, Desa Wisata Kubah Basirih tak hanya menawarkan wisata religi Kubah Basirih, tetapi juga pemandangan sungai dan persawahan di sekitar Kubah Basirih. Lokasinya juga dekat, yakni hanya 4 kilometer dari pusat kota Banjarmasin.
”Kawasan wisata religi Kubah Basirih terus dikembangkan sejak 2016 dengan bantuan dari pemerintah kota dan pemerintah provinsi. Saat haul (peringatan hari wafat) Habib Basirih, yang datang bisa lebih dari 100.000 orang,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalsel Muhammad Syarifuddin menyampaikan, ada 100 desa dari Kalsel yang mengikuti ADWI 2022. Jumlah tersebut meningkat tiga kali lipat lebih dari tahun sebelumnya. Pada ADWI 2021, hanya 31 desa dari Kalsel yang mengikuti ajang tersebut dan cuma berhasil masuk 300 besar.
”Dengan keberhasilan masuk 50 besar pada tahun ini, kami mendorong pemerintah kabupaten/kota untuk terus mengembangkan potensi wisata yang ada di setiap desa/kelurahan. Kami juga siap memfasilitasi sarana dan prasarana untuk desa wisata sesuai usulan dari kabupaten/kota,” katanya.