La Nina Pengaruhi Musim Kemarau, Cuaca Ekstrem Mengintai Lampung
Fenomena meningkatnya La Nina memengaruhi cuaca pada awal musim kemarau di wilayah Lampung. Memasuki akhir Mei 2022, sebagian besar wilayah Lampung berpotensi diguyur hujan dengan intensitas rendah hingga tinggi.
Oleh
VINA OKTAVIA
·3 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Lampung mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Lampung dalam tiga hari ke depan. Hujan deras disertai angin kencang diprediksi bakal terjadi di sebagian besar wilayah Lampung kendati saat ini sudah memasuki awal musim kemarau.
Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Lampung, hujan deras disertai angin kencang berpotensi terjadi sejak pagi hingga malam hari. Hujan berpotensi terjadi secara merata di 15 kabupaten/kota di Lampung. Sementara kategori curah hujan di berbagai daerah bervariasi, mulai dari rendah hingga tinggi.
Koordinator Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Pesawaran Lampung Suparji menjelaskan, berdasarkan prakiraan iklim, saat ini wilayah Lampung sudah memasuki awal musim kemarau. Namun, dinamika atmosfer dan laut memengaruhi kondisi cuaca di Lampung.
”Musim kemarau tahun ini sedikit banyak hujan atau publik mengatakan kemarau basah, disebabkan suhu muka laut di barat Lampung masih hangat, sedangkan kondisi ENSO (El Nino Southtern Oscillation) fenomena La Nina lemah hingga moderat,” kata Suparji kepada Kompas, Senin (30/5/2022).
Berdasarkan analisis perkembangan ENSO, pada pertengahan Mei, indeks ENSO menunjukkan kondisi El Nina moderat dengan indeks -1.22. Kondisi itu diprediksi masih akan berlangsung hingga Juni 2022. Sementara pada Juli hingga Agustus 2022, ENSO diprediksi berada pada kondisi El Nina lemah.
Sementara perkembangan indeks Dipile Mode (IOD) di wilayah barat Lampung menunjukkan indeks negatif. Kondisi itu diprediksi akan berlangsung hingga Agustus 2022. Fenomena dinamika atmosfer inilah yang memicu masih tingginya potensi hujan di Lampung hingga beberapa pekan ke depan.
Berdasarkan kondisi geografisnya, daerah rawan banjir dan longsor, antara lain, berada di Kabupaten Tanggamus, Pesawaran, Lampung Barat, dan Pesisir Barat.
Berdasarkan prediksi BMKG, peluang terjadinya curah hujan lebih besar dari 50 milimeter masih berlangsung hingga dasarian II Juni 2022. Hujan diprediksi akan merata melanda sebagian besar wilayah Lampung.
Pemerintah daerah dan masyarakat diminta mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi dengan adanya peringatan dini cuaca ekstrem yang dikeluarkan BMKG. Selain banjir, bencana angin kencang juga bisa melanda wilayah Lampung saat cuaca tak menentu seperti sekarang ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Rudi S Sugiarto menyampaikan, pemerintah daerah telah menyiapkan upaya mitigasi menghadapi bencana hidrometeorologi yang terjadi setiap tahun. Di tengah fenomena peningkatan La Nina, bencana yang rawan terjadi di Lampung antara lain banjir, angin puting beliung, dan longsor.
Pemprov Lampung telah memetakan daerah rawan bencana di setiap kabupaten di Lampung. Berdasarkan kondisi geografisnya, daerah rawan banjir dan longsor, antara lain, berada di Kabupaten Tanggamus, Pesawaran, Lampung Barat, dan Pesisir Barat.
Sementara daerah rawan bencana puting beliung antara lain Kabupaten Lampung Timur, Lampung Selatan, dan Lampung Tengah. Adapun daerah rawan banjir terjadi di sebagian besar kabupaten/kota, terutama saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi selama lebih dari empat jam.
Selain memberikan informasi terkini tentang situasi cuaca kepada masyarakat, pihaknya juga berkoordinasi dengan BPBD di 15 kabupaten/kota dan tim SAR Lampung untuk menyiapkan sarana mitigasi saat terjadi bencana. Kesiapan mitigasi masyarakat dan kecepatan tim penyelamat dalam membantu upaya mitigasi menjadi kunci untuk mencegah terjadinya korban jiwa saat terjadi bencana alam. Peralatan keselamatan bencana juga telah disiapkan di titik rawan bencana di setiap wilayah.