Duet ”Inikah Cinta” di Graha Saba Buana
”Kematian, rezeki, dan jodoh itu dari Allah. Kalau kita mengingkari itu, berarti kita mengingkari Allah. Kalau Allah sudah menentukan saya dengan ’Putri Solo’ (Idayati), saya mau bilang apa?” ujar Ketua MK Anwar Usman.
”Inikah namanya cinta
Inikah cinta
Cinta pada jumpa pertama
Inikah rasanya cinta
Inikah cinta
Terasa bahagia saat jumpa
Dengan dirinya”
Lantunan lagu berjudul ”Inikah Cinta” menggema di Graha Saba Buana, Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (26/5/2022). Lagu berirama rancak yang dipopulerkan oleh grup musik ME pada tahun 1990-an itu dinyanyikan secara duet oleh penyanyi Judika dan Idayati.
Idayati adalah adik kandung Presiden Joko Widodo yang pada hari itu melangsungkan pernikahan dengan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman. Bagi keduanya, ini merupakan pernikahan kedua setelah mereka ditinggalkan selama-lamanya oleh pasangan masing-masing.
Disaksikan Wakil Presiden Ma’ruf Amin dan Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa serta para pejabat yang hadir, keduanya dinikahkah oleh Presiden Jokowi. Hanya dalam satu tarikan napas, Anwar menjawab ucapan ijab kabul yang disampaikan Presiden Jokowi.
Seperangkat alat shalat dan sebuah jam tangan menjadi mahar yang diberikan Anwar kepada Idayati yang kerap ia sebut ”Putri Solo”. Keduanya terlihat bungah dan semringah sewaktu berfoto memamerkan cincin kepada para pejabat negara, petinggi partai politik, dan kepala daerah yang menjadi tamu undangan.
Di tengah resepsi, Idayati sempat berduet dengan Judika mendendangkan lagu ”Inikah Cinta”. Anwar tak mau kalah. Pria kelahiran Bima, Nusa Tenggara Barat, pada 31 Desember 1956 itu menyanyikan lagu ”Pamit” ciptaan Broery Marantika.
Baca juga : Perihal Rencana Pernikahan Ketua MK
”Lagunya berjudul ’Pamit’. Ini sekaligus saya mewakili istri saya (Idayati), yang sebentar lagi akan pamit dari Kota Solo,” ujar Anwar sebelum berdendang. Setelah menikah, mereka akan tinggal di Jakarta. Ini berkaitan dengan status Anwar yang masih aktif sebagai Ketua MK.
Komitmen integritas
Sinyal pernikahan Anwar dan Idayati sudah disampaikan sejak jauh-jauh hari. Saat memberikan sambutan dalam acara penyerahan surat keputusan gelar profesor kehormatan dari Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), 11 Maret lalu, Anwar mengungkap bahwa acara pelantikannya sebagai guru besar pada 25 Maret, kemungkinan akan dihadiri ”Putri Solo”. Ia juga menyampaikan akan melakukan acara khusus dengan Presiden Jokowi pada keesokan harinya.
Sejak saat itu, sejumlah pihak menyuarakan kekhawatiran, pernikahan akan mempersulit posisi MK saat memutus perkara yang berkaitan dengan Presiden. Mantan Ketua MK Jimly Asshiddiqie yang berhalangan hadir dalam resepsi itu pun angkat bicara.
Jimly berpendapat, pasca-pernikahan itu, Anwar harus benar-benar bisa membuktikan komitmennya untuk menjaga integritas dan independensi MK. Delapan hakim konstitusi yang lain diharapkan dapat mengawal independensi dan imparsialitas MK dalam memutus perkara, terutama yang berkaitan dengan presiden.
Namun, Jimly mengingatkan, masyarakat juga harus obyektif. Tidak semua kasus bisa dikaitkan dengan posisinya sebagai ipar Presiden. Misalnya, ketika ada yang menguji konstitusionalitas pasal di KUHP. Ini tidak bisa langsung dikaitkan dengan posisi presiden karena undang-undang itu dibuat di zaman Belanda.
Untuk mencegah orang mengaitkan dengan posisinya sebagai ipar Presiden, Ketua MK dapat mundur dari perkara atau nonaktif sementara ketika menghadapi perkara yang berpotensi konflik kepentingan.
Untuk menepis dugaan miring masyarakat ketika MK memeriksa perkara, lanjut Jimly, MK bisa lebih meningkatkan rasa etiknya. ”Untuk mencegah orang mengaitkan dengan posisinya sebagai ipar Presiden, Ketua MK dapat mundur dari perkara atau nonaktif sementara ketika menghadapi perkara yang berpotensi konflik kepentingan,” kata Jimly.
Baca juga : Tantangan Menjaga Kepercayaan Publik Setelah Pernikahan Ketua MK dengan Adik Jokowi
Anwar menegaskan, tak ada urusan politik dalam pernikahannya. Itu semua dilandaskan pada rasa cinta yang tumbuh di antara kedua belah pihak.
”Kematian, rezeki, dan jodoh itu dari Allah. Kalau kita mengingkari itu, berarti kita mengingkari Allah. Kalau Allah sudah menentukan saya dengan ’Putri Solo’ (Idayati), saya mau bilang apa?” ujar Anwar saat berkunjung ke acara halalbihalal warga Bima di Kota Surakarta, Minggu (22/5/2022).
Putra Idayati, Adityo, menceritakan, ibunya bertemu dengan Anwar satu tahun lalu. Keduanya merasa cocok, lalu melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius. Sang ibu juga meminta izin kepadanya dan kakaknya. Mereka menyetujui rencana tersebut.
Itu semua demi kebahagiaan sang ibu. Terlebih lagi, saat ini Idayati tinggal sendiri karena putra-putrinya telah berkeluarga dan tinggal di luar kota.
”Kami mendukung saja. Asalkan ibu senang. Lalu, dari keluarga ini memang background-nya itu pure perasaan. Keduanya menikah karena memang ada rasa. Dari hati ke hati,” kata Adityo.
Septiara Silvani Putri, putri Idayati, menyampaikan, pihak keluarga tak memungkiri terpaan isu konflik kepentingan atas pernikahan sang ibu. Ia dan segenap keluarga tidak terlalu memikirkan hal tersebut. Menurut dia, potensi konflik kepentingan masih bisa diatasi dengan tidak turun tangan dalam perkara-perkara yang menyangkut keluarganya.
”Mungkin kebetulan saja. Karena Ibu ketemunya dengan Ketua MK. Kalau bertemunya dengan orang lain, pasti bisa beda lagi. Dan, bisa saja bertemu dengan yang lain,” ujar Septiara.