Polisi Periksa 23 Orang Terkait Pembakaran Rumah di Dogiyai
Polisi memeriksa 23 orang terkait pembakaran puluhan rumah di Kabupaten Dogiyai, Papua. Aparat keamanan yang berjumlah 403 personel disebar di sejumlah lokasi demi mencegah pembakaran rumah terulang lagi.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kepolisian telah memeriksa 23 orang terkait pembakaran 30 rumah di Distrik Kamu, Kabupaten Dogiyai, Papua, pada 22 dan 23 Mei 2022. Warga yang rumahnya terbakar masih mengungsi ke rumah para kerabatnya.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua Komisaris Besar Faisal Ramadhani yang berada di Dogiyai, Kamis (26/5/2022), mengatakan, belum ada penetapan tersangka dalam kasus pembakaran rumah itu. Sebanyak 23 warga yang diperiksa oleh pihak kepolisian masih berstatus sebagai saksi.
Pembakaran pertama terjadi di Kampung Kimupugi pada 22 Mei 2022 sekitar pukul 22.00 WIT pada sebuah rumah warga. Setelah itu, sekelompok orang kembali membakar 29 rumah lainnya di Kampung Ikebo dan Kampung Kimupugi pada 23 Mei 2022. Aksi pembakaran yang kedua itu terjadi sekitar pukul 02.00 WIT.
Akibatnya, 180 warga mengungsi ke sejumlah lokasi, seperti gereja dan markas TNI-Polri. Warga juga mengungsi ke Kabupaten Nabire yang bertetangga langsung dengan Dogiyai.
”Pemeriksaan para saksi untuk mengungkap penyebab terjadinya aksi pembakaran rumah. Kami belum menyimpulkan adanya motif politik di balik aksi ini karena para pelaku belum ditangkap,” kata Faisal.
Faisal pun menuturkan, warga yang rumahnya tidak dibakar para pelaku telah kembali ke rumah masing-masing. Sementara warga yang rumahnya hangus terbakar mengungsi ke rumah kerabatnya.
”Situasi di Dogiyai mulai kondusif dan warga telah beraktivitas kembali seperti biasa. Sebanyak 403 personel gabungan Polri dan TNI kini mengamankan Dogiyai,” tuturnya.
Kami berharap adanya investigasi pihak kepolisian bersama DPRD Dogiyai untuk mengetahui pelaku di balik aksi ini. (Bastian Tebai)
Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal menambahkan, Polres Dogiyai menempatkan personelnya di tujuh lokasi yang rawan gangguan keamanan. Upaya ini bertujuan untuk mencegah aksi teror susulan oleh kelompok yang tidak bertanggung jawab.
”Ratusan anggota Polri dan TNI yang diterjunkan ke Dogiyai akan bertugas secara definitif di Polres Dogiyai dan koramil setempat. Mereka akan mengamankan obyek-obyek vital dari aksi teror,” ucapnya.
Bastian Tebai, salah seorang warga Dogiyai, mengungkapkan, situasi di Dogiyai mulai kondusif dan toko-toko yang menjual barang kebutuhan pokok kembali dibuka setelah beberapa hari ditutup. Namun, banyak warga yang tidak berani beraktivitas karena banyaknya aparat keamanan di seluruh wilayah ibu kota Dogiyai.
”Terdapat lima pos militer yang sudah dibangun pihak keamanan saat ini. Warga merasa tidak nyaman karena seluruh aktivitasnya diawasi. Kami berharap adanya investigasi pihak kepolisian bersama DPRD Dogiyai untuk mengetahui pelaku di balik aksi ini,” kata Bastian.