Polda Jateng Periksa Polisi yang Tembak Warga di Semarang
Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Jateng memeriksa polisi yang menembak seorang warga di Kota Semarang. Penembakan terjadi ketika korban melerai oknum polisi tersebut saat sedang bertengkar dengan warga lain.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Sobirin (48), warga Kelurahan Tanjung Mas, Kecamatan Semarang Utara, Kota Semarang, Jawa Tengah, tertembak saat melerai dua tetangganya yang sedang berkelahi, Rabu (18/5/2022) malam. Brigadir Satu Rian Saputra, oknum polisi pelaku penembakan, sekaligus salah satu warga yang berkelahi tersebut, kini diperiksa Bidang Profesi dan Pengamanan Kepolisian Daerah Jateng terkait perkara tersebut.
Berdasarkan penuturan warga, penembakan itu terjadi pada Rabu sekitar pukul 19.30. Kala itu, kebanyakan warga berada di dalam rumah, termasuk Sobirin. Dari dalam rumah, dia mendengar Rian beradu mulut dengan seorang warga bernama Syafii. Kemudian, Sobirin pun keluar rumah dan bermaksud melerai keduanya.
Pertengkaran antara Rian dan Syafii memanas. Rian lalu mengeluarkan senjata api miliknya dan melepaskan tembakan. Tak disangka, tembakan itu mengenai kaki kiri Sobirin yang sedang berdiri tak jauh dari Rian dan Syafii.
”Waktu itu saya mendengar suara ledakan sebanyak tiga kali. Awalnya, saya kira itu suara petasan, ternyata suara tembakan,” kata Ikmah (25), anak Sobirin, saat ditemui di rumahnya, Kamis (19/5).
Menurut Ikmah, peristiwa yang terjadi tepat di depan rumahnya itu berlangsung sangat cepat. Tak lama setelah tertembak, Sobirin langsung dilarikan ke Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang oleh seorang warga menggunakan sepeda motor.
Ikmah mengaku tidak mengetahui penyebab pertengkaran antara Rian dan Syafii. Kedua orang itu disebut Ikmah memiliki ikatan persaudaraan.
Sementara itu, Slamet Riyadi (52), ketua rukun warga setempat, menyebut, pertengkaran itu terjadi setelah Rian melintas di depan Syafii sambil menggeber sepeda motornya. Hal itu dilakukan Rian sebanyak tiga hingga empat kali. Syafii yang tersinggung kemudian mempertanyakan maksud Rian.
”Melihat Rian bertengkar dengan Syafii, Pak Wiwik yang merupakan ayah Rian keluar rumah sambil membawa celurit. Warga yang mengetahui hal itu langsung mencoba mengamankan Wiwik. Saat warga yang lain tengah fokus menahan Wiwik, pertengkaran antara Rian dan Syafii berlanjut hingga penembakan terjadi," ucap Slamet.
Setelah peristiwa penembakan, keluarga Rian disebut Ikmah mendatangi rumahnya untuk meminta maaf. Keluarga Rian juga berjanji akan membiayai pengobatan Sobirin hingga sembuh. ”Saya juga sempat ditanyai, biasanya bapak dapat uang berapa dalam sehari. Katanya, nanti mau diganti,” ujarnya.
Operasi
Sesampainya di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang, Sobirin yang tiba dalam kondisi lemas langsung mendapatkan pertolongan pertama dari petugas di unit gawat darurat. Kamis pagi, Sobirin yang tertembak di bagian atas lutut kirinya itu dijadwalkan untuk menjalani operasi.
”Posisi peluru itu bersarang sehingga perlu dikeluarkan melalui operasi. Operasi telah dilakukan pada Kamis sekitar pukul 10.30,” ucap Kepala Bagian Humas Rumah Sakit Islam Sultan Agung M Chanif Miftahudin.
Menurut Chanif, kondisi Sobirin setelah operasi sudah membaik. Selanjutnya, Sobirin menunggu proses pemulihan sebelum diizinkan pulang.
Sementara itu, Kepala Bidang Humas Polda Jateng M Iqbal Alqudusy meminta maaf dan menyesalkan terjadinya peristiwa yang melibatkan salah satu anggota Direktorat Reserse Narkoba Polda Jateng tersebut. Pihaknya berkomitmen menuntaskan kasus tersebut dan melakukan pembenahan internal.
”Terduga pelaku saat ini tengah menjalani pemeriksaan di Bidang Profesi dan Pengamanan Polda Jateng. Pembenahan internal untuk mewujudkan postur institusi dan personel Polri yang ideal akan terus kami lakukan. Dengan demikian, kami bisa memberikan yang terbaik dalam melayani masyarakat,” tuturnya.