Mengenal Pelabuhan Ketapang-Gilimanuk, Salah Satu Akses Utama ke Pulau Dewata
Selama arus mudik dan arus balik Lebaran 2022, pergerakan penumpang dengan angkutan penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang di Jawa Timur dan Pelabuhan Gilimanuk di Bali termasuk pelabuhan terpadat.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·4 menit baca
Yang pernah atau sedang dalam perjalanan ke Bali melalui jalan darat pasti akan melalui Ketapang di Banyuwangi, Jawa Timur dan Pelabuhan penyeberangan Gilimanuk di Jembrana, Bali. Kedua pelabuhan itu terpantau padat pergerakan penumpang selama masa arus mudik dan balik Lebaran 2022. Diperkirakan selama musim libur sekolah saat ini, kondisi yang sama akan terjadi pula.
Sejauh ini, fasilitas dan sarana pelabuhan, termasuk kapal penyeberangan, dinilai sudah memadai. Akan tetapi, keteraksesan pelabuhan perlu terus ditingkatkan.
Dari laporan Kementerian Perhubungan yang diakses pada Senin (16/5/2022) disebutkan, realisasi jumlah pergerakan penumpang dengan angkutan penyeberangan selama pemantauan sejak Senin (25/4/2022) atau H-7 sampai Sabtu (7/5/2022) atau H+4 melebihi 3,076 juta penumpang. Realisasi jumlah pergerakan penumpang dengan angkutan penyeberangan tersebut dinilai tertinggi dibandingkan pergerakan penumpang dengan angkutan lain.
Berdasarkan laporan data produksi pelabuhan asal dan tujuan angkutan Lebaran 2022 dari PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ketapang, tercatat sebanyak 586.485 penumpang bertolak dari Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, Jawa Timur, dan sebaliknya, sejumlah 621.596 penumpang yang menyeberang ke Jawa melalui Pelabuhan Gilimanuk di Jembrana, Bali, sejak 22 April sampai 13 Mei 2022.
Perjalanannya asyik dan menyenangkan.
Dengan pergerakan penumpang yang padat tersebut, pelabuhan penyeberangan Ketapang–Gilimanuk termasuk pelabuhan penyeberangan terpadat berdasarkan pemantauan Kementerian Perhubungan selama periode masa arus mudik dan arus balik Lebaran 2022. Selain Gilimanuk dan Ketapang, terdapat pula Merak, Bakauheni, dan Kariangau Balikpapan.
Kondisi itu menjadi cerminan bahwa perjalanan melalui jalur darat masih menjadi pilihan masyarakat. Sekelompok pengendara sepeda motor Harley-Davidson dari kawasan Ibu Kota, di antaranya, Joe Daniel (47), Candra Heru (48), dan Punky Simatupang (47), mengungkapkan, mereka memilih perjalanan jalur darat (road trip) dari Jakarta ke Bali dan sebaliknya, kembali ke Jakarta.
”Perjalanannya asyik dan menyenangkan,” kata Punky ketika mereka beristirahat sejenak menjelang memasuki gerbang Pelabuhan Gilimanuk, Jembrana, Sabtu (14/5/2022).
Chandra membenarkan pernyataan Punky. Pengendara sepeda motor Harley Davidson model Bagger itu menambahkan, perjalanan melintasi jalur darat dari Jawa ke Bali menjadi lengkap ketika mereka menyeberangi Selat Bali dari Pelabuhan Ketapang ke Gilimanuk pada Minggu (8/5/2022). ”Ombaknya terasa,” kata Chandra, yang diiyakan Punky dan Joe.
Penyeberangan Jawa Timur ke Bali melalui pelabuhan penyeberangan Ketapang–Gilimanuk termasuk penyeberangan pendek karena menyeberangi Selat Bali itu ditempuh kira-kira 45 menit pelayaran. Layanan penyeberangan melalui pelabuhan beroperasi sejak pagi hari sampai malam hari.
Bagi Bali, khususnya Kabupaten Jembrana, keberadaan pelabuhan penyeberangan Gilimanuk menjadi simpul konektivitas penting. Dalam pemberitaan Pemkab Jembrana pada Februari 2022, yang diakses Senin (16/5/2022), Pelabuhan Gilimanuk menjadi pintu masuk Bali yang diharapkan terkoneksi dengan simpul-simpul infrastruktur baru lainnya, misalnya Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi dan bandara baru di Bali utara. Terkait hal itu, disebutkan harapan Bupati Jembrana I Nengah Tamba agar kawasan Pelabuhan Gilimanuk ditata dan dikembangkan agar menjadi lebih nyaman, lebih modern, dan terpadu.
Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mencanangkan pembangunan jalan tol Gilimanuk (Jembrana)–Mengwi (Badung) mulai pertengahan 2022. Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi, yang selanjutnya dinamai Jalan Tol Jagat Kerthi Bali direncanakan dapat mulai dioperasikan pada November 2024. Keberadaan jalan tol sepanjang 96,84 kilometer itu juga akan memangkas waktu perjalanan dari Badung ke Gilimanuk di Jembrana dan sebaliknya, dari Gilimanuk ke Badung.
Rencana pembangunan Tol Jagat Kerthi Bali sudah diawali dengan penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT), perjanjian penjaminan proyek jalan tol, dan perjanjian regres jalan tol Gilimanuk–Mengwi dalam sebuah acara di Rumah Jabatan Gubernur Bali di Kota Denpasar, Selasa (8/3/2022), yang turut dihadiri Menteri PUPR.
Diikuti melalui tayangan secara langsung pada Selasa (8/3/2022), Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi melintasi tiga kabupaten, yakni Jembrana, Tabanan, dan Badung. Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi nantinya terdiri dari tiga seksi, yakni, Seksi 1 Gilimanuk–Pekutatan sepanjang 54,75 kilometer (km), Seksi 2 Pekutatan–Soka sepanjang 23,18 km, dan Seksi 3 Soka–Mengwi sepanjang 18,92 km. Nilai investasi Jalan Tol Gilimanuk–Mengwi mencapai Rp 24,6 triliun.
Jalan tol dari wilayah Gilimanuk di Jembrana sampai ke Mengwi di Badung dibangun untuk menambah infrastruktur Bali, meningkatkan efisiensi waktu tempuh, dan memperlancar arus transportasi barang serta mendukung pengembangan ekonomi dan pariwisata Bali. Jalan tol itu juga direncanakan dilengkapi kawasan tempat istirahat (rest area) dan kawasan terminal penghubung distribusi logistik.
Dihubungi pada Minggu (15/5/2022), General Manager PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Cabang Ketapang Hasan Lessy menyebutkan, penambahan akses jalan, seperti jalan tol, diperlukan dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan penyeberangan di pelabuhan, termasuk di Ketapang–Gilimanuk.
Hasan menyatakan, aksesibilitas dari Surabaya ke Pelabuhan Ketapang di Banyuwangi, misalnya, perlu dihubungkan jalan tol sama halnya dengan Pelabuhan Bakauheni. Hasan menambahkan, perihal peningkatan aksesibilitas tersebut perlu koordinasi bersama penyelenggara usaha jalan tol atau BPJT.