Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi Bali Akan Dilengkapi Jalur Sepeda
Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi Bali akan dilengkapi dengan jalur sepeda. Tol sepanjang 96,84 kilometer yang akan dibangun mulai Juni 2022 ini disebut sebagai tol pertama dengan jalur sepeda di Indonesia.
Oleh
BM LUKITA GRAHADYARINI
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS -- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat bersama badan usaha jalan tol berencana memulai pembangunan jalan Tol Gilimanuk-Mengwi di Bali pada pertengahan tahun 2022. Jalan tol yang diusulkan bernama Tol Jagat Kerthi Bali itu akan dilengkapi dengan jalur sepeda.
Pembangunan jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dimulai dengan penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), Perjanjian Penjaminan Proyek Jalan Tol dan Perjanjian Regres Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dilakukan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit, Direktur Utama PT PII M. Wahid Sutopo serta Direktur Utama PT Tol Jagat Kerthi Bali Tito Sulistio.
Menteri Basuki mengemukakan, pembangunan jalan tol itu semula direncanakan dibangun di tengah Pulau Bali. Namun, untuk menjaga keserasian lingkungan, pihaknya menggeser pembangunan tol pada jalur pantai.
“Tadinya kita akan membangun tol di tengah Pulau Bali, tapi pasti akan banyak merusak lingkungan. Untuk itu kita ambil jalur pantai. Nanti (tol) akan dilengkapi dengan jalur sepeda yang merupakan pertama di Indonesia. Karena ini merupakan daerah pariwisata, maka kita harus sesuaikan,” kata Menteri Basuki, dalam keterangan tertulis, Selasa (8/3/2022).
Baca Juga:
Menteri PU: Kita Masih Jauh Tertinggal
Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi merupakan proyek strategis nasional. Hal itu tercantum dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional. Pembangunan ruas tol diharapkan meningkatkan konektivitas antarpusat pertumbuhan ekonomi, seperti kawasan pelabuhan dengan kawasan pariwisata dan metropolitan di berbagai daerah.
Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi merupakan jalan tol kedua di Bali setelah Tol Bali Mandara sepanjang 12,7 km yang beroperasi sejak 2013. Ruas Tol Gilimanuk-Mengwi memiliki panjang 96,84 kilometer (km), terdiri dari 3 seksi, yakni Seksi 1 Gilimanuk-Pekutatan sepanjang 54,7 km, Seksi 2 Pekutatan-Soka sepanjang 23,17 km dan Soka-Mengwi 18,9 km.
Jalan tol itu memiliki enam simpang susun, yaitu simpang susun Cekik, simpang susun Banyubiru, simpang susun Negara, simpang susun Pekutatan, simpang susun Soka dan simpang susun Warnasari. Jalan tol ini juga memiliki lajur khusus untuk pengguna kendaraan roda dua pada ruas Pekutatan-Mengwi sepanjang 40 km.
Tata kelola
Menteri Basuki mengingatkan pengusahaan jalan tol harus tetap menjaga tata kelola dari sisi pembiayaan dan pelaksanaan. “Tujuannya hanya satu, kualitas dan tata kelola yang baik. Tata kelola harus kita jaga betul, biasanya penyimpangan terjadi saat pengadaan barang dan jasa, mohon untuk bisa dicermati betul-betul,” ujarnya.
Kepala BPJT Danang Parikesit mengatakan, jalan Tol Gilimanuk–Mengwi akan mulai konstruksi pada bulan Juni Tahun 2022 setelah pembebasan tanah dan diharapkan selesai dan beroperasi mulai November 2024. Nilai investasi proyek itu sebesar Rp 24,6 triliun dengan tingkat pengembalian internal (IRR) sebesar 11,46 persen.
“Kehadiran Tol Gilimanuk-Mengwi diperkirakan memangkas waktu tempuh dari Pelabuhan Gilimanuk ke Kawasan Metropolitan Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Tabanan (Sarbagita) dari 6 jam menjadi 2 jam,” ujarnya.
Baca Juga:
Jalan Tol Bali Mandara Dipasangi PLTS Berdaya 400 kWp
Pembangunan proyek Jalan Tol Gilimanuk-Mengwi dilaksanakan oleh PT Tol Jagat Kerthi Bali selaku konsorsium pemenang lelang. Masa pengusahaan jalan tol itu direncanakan selama 50 tahun terhitung sejak penerbitan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK).
Gubernur Bali Wayan Koster mengapresiasi pembangunan jalan tol itu. Ia juga mengusulkan nama tol menjadi Tol Jagat Kerthi Bali yang berarti pembangunan jalan tol itu merupakan infrastruktur ekonomi yang memberikan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi masyarakat Bali.
“Saya sangat mengapresiasi karena tol ini memiliki jalur untuk mobil, motor, sepeda dan pejalan kaki. Terdapat enam simpang susun dan delapan area peristirahatan yang akan meningkatkan perekonomian masyarakat,” ujarnya.