Berjibaku Mudik di Jalur Selatan, Ruas Alternatif yang Butuh Perhatian
Perjuangan berjumpa dengan keluarga di hari raya harus dialami pemudik di jalur selatan Jawa, mulai dari mogok saat naik bus Damri hingga naik sepeda motor belasan jam.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
Mudik 2022 menjadi oase kerinduan bagi masyarakat yang sudah dua tahun tertahan pandemi Covid-19. Jalur selatan mulai dari Ajibarang hingga Purwokerto dan Wangon di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, tampak ramai lancar. Namun, kemacetan parah terjadi di Cilongok ketika bus Damri bernomor polisi R 1450 DA dari Jakarta mogok. Sekitar 30 penumpang harus bersabar menahan kerinduan untuk berjumpa dengan keluarganya.
”Saya mau mudik ke Bobotsari, Purbalingga, Jawa Tengah. Sudah berangkat dari kemarin pukul 23.00. Anak udah rewel tidak mau makan,” kata Eka (26), penumpang bus Damri, sambil menggendong bayinya yang berusia 3 tahun di pinggir jalan Ajibarang-Cilongok, Jumat (29/4/2022) sekitar pukul 16.30.
Bus Damri itu diketahui tidak kuat menanjak di simpang tiga antara Ajibarang-Cilongok serta ke arah Curug Cipendok sekitar pukul 16.00. Karena berada di badan jalan sisi utara, bus pun menghalangi aliran kendaran baik dari arah Jakarta dan dari arah Purwokerto.
”Ini mogok sudah dua kali. Pertama tadi di tanjakan Bumiayu. Sekarang di sini. Tidak kuat nanjak. Bus juga terlambat, jadwalnya pukul 19.30, tapi pukul 23.00 bus baru datang,” kata Agus Triyana (35), penumpang lain yang hendak pulang ke Patikraja, Banyumas.
Atas kondisi itu, Eka berencana dijemput keluarganya. Adapun Agus menunggu bus lain untuk bisa segera pulang ke Patikraja. Saat itu, bus tidak bisa berjalan dan harus dievakuasi atau ditarik truk boks untuk dipinggirkan supaya tidak mengganggu aliran lalu lintas mudik.
Upaya pertama kali menarik dengan tali kain gagal lantaran tali putus saat truk boks menariknya. Upaya kedua dilakukan dengan menggunakan sebatang pipa besi untuk menghubungkan bus dengan truk.
Setelah bus berhasil dipinggirkan, arus lalu lintas kembali lancar setelah tersendat sekitar 60 menit. ”Kampas koplingnya selip,” kata Ari (29), pengemudi bus Damri, sambil berupaya mencari pertolongan bersama polisi untuk menarik bus itu ke tepian.
Bus pengganti untuk mengangkut penumpang pun segera datang dari arah Purwokerto untuk mengantarkan penumpang ke tempat tujuannya. Di lokasi, tim pengurai kemacetan dari Polresta Banyumas pun segera datang untuk mengalirkan arus yang tersendat.
Kepala Unit Penegakan Hukum Satlantas Polresta Banyumas Ajun Komisaris Manggala menyampaikan, bantuan truk derek akan segera didatangkan. ”Nanti akan coba kami derek,” tutur Manggala.
Selain 35 penumpang yang sabar menahan kerinduan untuk pulang ke kampung halaman, ada juga banyak pengendara sepeda motor yang mudik dari Jakarta dengan membonceng istri dan anaknya. Mereka bahkan berboncengan tiga atau empat orang.
Fery (32), pengendara sepeda motor yang memboncengkan istri dan kedua anaknya, tampak berjalan berhati-hati di antara padatnya kendaraan. ”Saya mau ke Purworejo (Jawa Tengah). Berangkat dari Depok tadi pukul 00.00,” kata Fery.
Fery membawa tas besar yang diletakkan di bagian depan dan dijadikan tempat duduk bagi anaknya yang tampaknya sudah berusia sekolah. Adapun sang istri di belakang menggendong anak keduanya yang masih balita. ”Tadi baru saja berhenti istirahat. Ini mau langsung ke Purworejo,” kata Fery saat ditemui di simpang empat Tanjung, Purwokerto.
Kepala Pos Pengamanan Ajibarang Ipda Supeno menyampaikan, volume kendaraan pada hari Jumat ini meningkat 30-40 persen dibandingkan waktu normal. Jika di waktu biasa, kendaraan yang melintas tidak sampai 100 unit per menit.
”Arus lalu lintas sampai saat ini masih aman, lancar, dan kondusif. Kami antisipasi lonjakan arus dari Jalan Tol Pejagan. Info dari Jalan Tol Pejagan, kendaraan sudah banyak mengalir ke Banyumas sehingga kami tempatkan rekan-rekan anggota di titik-titik krusial,” ujar Supeno.
Riuh rendah animo mudik kembali terasa di jalur selatan ini. Menunggu kepastian akan kendaraan yang rusak di tengah jalan hingga bertahan melawan kelelahan di tengah jalan karena bersepeda motor belasan jam ditempuh demi bisa bersilahturahmi dengan sanak saudara di kampung halaman. Selamat mudik.