Saat Truk Tronton Terperosok karena Minim Rambu di Jalur Pansela
Jalur pantai selatan Jawa antara Cilacap dan Kebumen belum sepenuhnya tersambung. Pengemudi harus cermat memilih jalur penghubung. Sebuah truk terperosok saat melintas di jalur berkelok selepas pantai selatan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·5 menit baca
Jalur pantai selatan Jawa digadang-gadang menjadi jalur primadona baru sebagai jalur alternatif mudik untuk wilayah selatan Jawa. Namun, jalur sepanjang 1.250 kilometer yang diklaim sudah tersambung dari Banten hingga Pacitan, Jawa Timur, itu ternyata belum sepenuhnya terhubung di sejumlah daerah. Rambu yang minim juga masih menjadi masalah di sebagian jalur ini.
Di perbatasan Cilacap dengan Kebumen, Jawa Tengah, jalur pantai selatan (pansela) ini menyempit. Jalur juga terjal berkelok di kawasan Kars Gombong Selatan. Senin (25/4/2022), sebuah truk pengangkut minuman kemasan terperosok hampir masuk ke jurang lantaran sang sopir mengikuti arahan aplikasi penunjuk peta.
”Saya dari Pasuruan, Jawa Timur, mau ke Wangon, Banyumas. Tadi lewat jalan yang pinggir pantai, setelah itu tidak tahu kalau jalan naik seperti ini,” kata Hendra Robi (27), sopir truk saat ditemui di Desa Pringtutul, Kecamatan Rowokele, Kebumen, Jawa Tengah, Senin (25/4/2022).
Robi mengatakan, dirinya tidak melihat rambu-rambu apa pun di jalur ini, padahal jalur pansela dari Yogyakarta menuju Kebumen terus menyempit, menanjak, dan berkelok. ”Saya sendirian. Tadi tidak ada rambu, makanya saya jalan terus. Ini muatan dan truk totalnya 15 ton,” ujar Robi yang sedang menunggu datangnya bantuan serta truk crane untuk mengevakuasi kendaraannya.
Robi yang baru dua tahun menjadi sopir truk mengimbau kepada para sopir truk lainnya untuk tidak serta-merta percaya kepada aplikasi penunjuk arah dan sebaiknya bertanya kepada orang di jalan jika jalanan kian sempit dibandingkan sebelumnya.
Ipung Purwanto (40), warga Desa Pringtutul, menyampaikan, jalan ini sering dilalui truk sejenis dump truck atau truk boks. Kejadian truk terperosok ini merupakan kejadian kali kedua dalam bulan ini. Sekitar sebulan lalu ada truk pengangkut tuna seberat 24 ton yang terperosok dan baru bisa dievakuasi dalam waktu tiga hari. ”Waktu itu truk membawa ikan, dievakuasi sekitar tiga hari tiga malam,” ujar Ipung.
Jalur di Desa Pringtutul itu merupakan salah satu jalur alternatif penghubung dari Kecamatan Buayan menuju Goa Jatijajar, Goa Petruk, hingga ke Pantai Ayah dan Pantai Logending di ujung sebelah barat Kebumen, dan jika diteruskan ke barat, menuju ke Pantai Jetis dan Pantai Widarapayung di Kabupaten Cilacap. Jalan di Kabupaten Cilacap ini adalah Jalan Diponegoro.
Selain lewat Buayan, pengendara mobil kecil juga bisa melewati jalur pansela di sekitar Pantai Suwuk, lalu menuju Karangbolong, Pantai Menganti, dan tembus ke Pantai Logending dan Pantai Ayah yang kemudian jika terus ke barat akan menuju ke Jalan Diponegoro di Kabupaten Cilacap. Karena berada di kawasan Kars Gombong Selatan, kondisi di kedua jalur alternatif itu lebarnya hanya sekitar 6 meter, berkelok, terjal, dan banyak terdapat tambalan aspal, juga lubang-lubang.
Jalur yang dilalui Robi adalah dari arah timur ke barat, selepas jalur pansela yang mulus dan lebar di Desa Tambakmulyo, Desa Jladir, Kabupaten Kebumen, kemudian terus ke utara, jalan sudah menyempit dan jelek. Jalur ini jika diteruskan akan keluar atau tembus ke jalur selatan, tepatnya di pertigaan rumah makan Grafika di Gombong.
Dari pantauan Kompas, karena ada rencana peresmian jalur pansela, jalur yang sempit dan berlubang ini sudah diaspal sebagian. Sejumlah alat berat juga masih tampak dioperasikan di jalur Jladri-Gombong itu.
Dari arah Jladri menuju Gombong itu memang terdapat banyak jalan alternatif menuju ke arah barat. Robi, sang sopir truk itu, pun sebenarnya sudah tepat melalui jalur penghubung pansela dengan jalur selatan Jawa, tetapi di pertigaan Polsek Buayan, dia belok ke kiri (barat) hingga kendaraannya terjebak di tikungan curam. Di simpang Buayan itu hanya ada sebuah rambu dengan gambar sebuah bus diberi tanda coret dan tertulis ”Kecuali Pariwisata”.
Kepala Kepolisian Sektor Buayan Kepolisian Resor Kebumen Inspektur Satu Sucipto mengakui, jalan itu makin ramai dan minim rambu sehingga pihaknya akan segera memasang rambu supaya truk besar tidak naik ke arah Desa Pringtutul. ”Nanti rambu akan segara kami pasang, terima kasih informasinya,” kata Sucipto.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam video yang disiarkan Youtube Kementerian PUPR mengatakan, jalur pansela sepanjang 1.250 kilometer ini sudah tersambung dengan kondisi aspal halus dan lebar jalan 7 meter. ”Saya ingin mempromosikan jalan pansela sepanjang 1.250 kilometer yang sudah tersambung seperti ini dari Bayah di Banten sampai ke Pacitan. Nanti seterusnya sampai ke Banyuwangi,” kata Basuki.
Menurut Basuki, pemudik dari Jakarta bisa masuk melalui Sukabumi kemudian ke arah Pangandaran, lalu Cilacap, Kebumen, dan Yogyakarta. Jika jalur pansela yang diklaim pemerintah sudah tersambung mulus disertai lanskap sepanjang pantai, tidaklah demikian di perbatasan Cilacap dengan Kebumen ini.
Dari pantauan Kompas, dalam geladi penyambutan Presiden, para petugas TNI-Polri bersiaga dari wilayah Buntu (Banyumas) kemudian Sumpiuh dan Tambak, lalu berbelok ke selatan di rumah makan Grafika Gombong, lalu selanjutnya ke arah Buayan dan baru tembus ke pansela. Artinya, jalur pansela untuk rute ini masih tumpang tindih menggunakan jalur utama selatan Jawa dan ini bukanlah jalur tepi pantai yang indah.
Secara terpisah, Kepala Dinas PU Kabupaten Kebumen Haryono Wahyudi dalam siaran pers menyampaikan, ada beberapa ruas jalan yang diperbaiki untuk mudik Lebaran, yaitu Jalan Selokerto-Buayan, arah pansela, Jalan Purwodeso, Jalan Petanahan, kemudian Tamanwinangun sampai Bocor. Menurut Haryono, perbaikan jalan menjelang Lebaran dilakukan secara tambal sulam karena dalam kondisi darurat. ”Karena ini juga sedang proses tender, jadi setelah Lebaran baru diperbaiki secara keseluruhan,” ujarnya.
Atas rencana peresmian jalur pansela itu, Wahid Hidayat (17), warga Desa Tambakmulyo yang membuka warung kelontong dan bensin di tepi jalan pansela, merasa senang karena jalur itu makin ramai, tetapi juga khawatir lantaran banyak mobil atau kendaraan yang ngebut. ”Saya berharap pengendara yang lewat sini hati-hati dan tidak ngebut-ngebut,” kata Wahid.