Meneropong Kesiapan Jalan Tol Trans-Sumatera Mulai dari Toilet
Menjelang puncak arus mudik, seluruh sarana dan prasarana pendukung di Jalan Tol Trans-Sumatera ruas Palembang-Lampung diperiksa secara ketat. Ini untuk memastikan arus mudik dan balik angkutan Lebaran berjalan lancar.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·5 menit baca
Menjelang puncak arus mudik, seluruh sarana dan prasarana pendukung yang ada di Jalan Tol Trans-Sumatera ruas Palembang-Lampung diperiksa secara ketat. Tidak hanya komponen besar, bahkan kondisi urinoir di toilet salah satu rest area pun diperiksa. Pemeriksaan ini untuk memastikan arus mudik dan balik angkutan Lebaran berjalan lancar.
Didampingi sejumlah pejabat daerah dan nasional, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyusuri Jalan Tol Trans-Sumatera (JTTS) ruas Palembang-Lampung, Rabu (27/4/2022). Kedatangannya untuk memeriksa kesiapan tol yang akan menyambut para pemudik.
Saat tiba di rest area Kilometer 234 JTTS Ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung, mantan Panglima TNI ini langsung menyambangi tempat penjualan makanan. Di sana, ia sempat berbincang dengan seorang penjual makanan.
”Bagaimana penjualannya Bu, sudah mulai ramai (pengunjung)?” tanya Moeldoko kepada seorang penjual. ”Lumayan Pak,” kata penjual itu sembari merekam video kedatangan para pejabat yang melewati warungnya.
”Mudah-mudahan ketika puncak mudik bisa lebih ramai lagi, ya. Saya sebenarnya mau beli (makanan), tapi nanti saya batal,” ujar Moeldoko disambut tawa para pejabat yang mengikutinya.
Tak lama setelah itu, Moeldoko bertanya, ”Di mana toilet?” katanya. Pengelola tol langsung menunjukkan keberadaan toilet yang berada di seberang warung penjual makanan itu.
Sebelum masuk ke toilet, Moeldoko bertemu dengan seorang pemudik dan bertanya, ”Bagaimana kondisi toiletnya Pak, bersih gak? Airnya bagus?,” kata Moeldoko penasaran. Pemudik itu pun menjawab, ”Bagus Pak, airnya juga lancar,” katanya.
Ingin memastikan ucapan tersebut, Moeldoko pun masuk ke toilet yang berukuran sekitar 4 meter x 6 meter itu. Toilet tersebut terbagi untuk beberapa ruang, yakni untuk perempuan, laki-laki, dan kaum difabel.
Moeldoko langsung masuk ke toilet laki-laki dan memeriksa urinoir dan menyalakan kerannya. Airnya hidup dan lantainya bersih. ”Tolong kebersihan ini tetap dijaga, ya. Lantainya dipastikan tetap kering ya,” pesannya kepada pengelola tol.
Sebab, pada angkutan mudik kali ini, ujar Moeldoko, toilet pun menjadi perhatian Presiden Joko Widodo. Setelah memeriksa kondisi Jalan Tol JTTS ruas Palembang-Lampung, Moeldoko menilai, tol ini sudah siap untuk menyambut pemudik.
Ia memperkirakan dari 85 juta mobilitas pemudik secara nasional, 5 persen di antaranya akan melewati JTTS ruas Lampung-Palembang. Karena itu, dia berpesan agar semua langkah antisipasi kepadatan termasuk mitigasi bencana diterapkan dengan baik.
Ada hal-hal yang menjadi perhatian Moeldoko, utamanya terkait kondisi jalan. Ada beberapa titik yang masih dalam perbaikan. Penutupan lubang dengan skema tambal sulam terlihat di beberapa titik.
Meski begitu, secara keseluruhan, JTTS sudah cukup nyaman untuk dilalui. ”Memang perbaikan belum permanen, tetapi setidaknya bisa membuat pemudik lebih aman dan nyaman ketika melintas,” katanya.
Hanya saja, ketika melewati jembatan dalam kecepatan tinggi, kendaraan langsung bergoyang. ”Namun, itu bukan menjadi masalah, malah bisa menghilangkan rasa ngantuk saat berkendara,” ucap Moeldoko.
Risiko kemacetan
Untuk kesiapan rest area, Moeldoko berharap agar pengelola memperhatikan skema keluar-masuk kendaraan agar tidak terjadi kepadatan di rest area. Satu kendaraan hanya boleh tinggal di rest area paling lama 30 menit. Ia juga berpesan agar disediakan juga tempat pengisian bahan bakar guna menghindari risiko mogok di jalan yang bisa mengganggu arus lalu lintas.
Yang tak kalah penting ialah mengantisipasi kemacetan di gerbang tol (GT). Risiko tersebut mungkin jika terjadi masalah. Karena itu, harus dipastikan proses pembayaran dengan menggunakan kartu tol tidak terhambat.
Executive Vice President (EVP) Divisi Operasi dan Pemeliharaan Jalan Tol (OPT) Hutama Karya Dwi Aryono Bayuaji mengatakan, mayoritas kendaraan yang melintas rata-rata menuju arah Lampung via GT Kotabaru dan Palembang via GT Kayuagung & GT Palembang.
Saat ini kendaraan yang memasuki JTTS melalui GT Bakauheni Selatan meningkat 95,03 persen dibandingkan lalu lintas pada periode normal di bulan Maret, yakni sekitar empat ribuan kendaraan per hari.
Dwi menambahkan bahwa hingga saat ini belum terjadi kepadatan baik di GT maupun di jalan tol yang mengganggu kelancaran arus lalu lintas selama masa mudik. Kepadatan kemungkinan baru akan terjadi pada Jumat (29/4/2022) saat cuti bersama mulai berlangsung.
”Untuk memitigasi kepadatan, kami telah siapkan mobile reader serta berbagai skema pengalihan lalu lintas. Petugas akan siaga 24 jam untuk memantau kelancaran arus mudik,” terang Dwi.
Dia menghimbau kepada seluruh pengguna jalan agar mematuhi ketentuan dan tata tertib yang berlaku di jalan tol, salah satunya dengan menggunakan satu kartu uang elektronik (UE) hanya untuk satu kendaraan serta memastikan kecukupan saldo UE sebelum memasuki GT.
Selain itu, pengguna jalan tol juga diimbau untuk berkendara dengan kecepatan minimum dan maksimum sesuai yang dipersyaratkan dan tidak menggunakan bahu jalan kecuali dalam keadaan darurat. Para pengendara juga diminta segera beristirahat apabila merasa mengantuk di rest area terdekat serta untuk selalu mematuhi protokol kesehatan yang berlaku di mana pun berada.
Direktur Penegak Hukum (Dirgakkum) Korlantas Polri Brigadir Jenderal Polisi Aan Suhanan menyebut, untuk mengantisipasi kemacetan di JTTS, sejumlah upaya sudah dilakukan, di antaranya menggelar simulasi dan mitigasi untuk memastikan kelancaran kegiatan mudik.
Simulasi yang diterapkan seperti sistem ganjil genap, buka tutup arus lalu lintas, dan lawan arus (contraflow). Mitigasi bencana juga telah disiapkan, termasuk perencanaan kontingensi. Kondisi ini juga berlaku untuk jalan arteri.
Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Toni Harmanto mengatakan, antisipasi kemacetan tidak hanya dilakukan di jalur tol, tetapi juga di jalan nontol. Guna menekan risiko kemacetan, pada H-7 Lebaran kendaraan berat pengangkut komoditas nonpangan dilarang melintas. Langkah ini dilakukan untuk memastikan aktivitas mudik dapat berlangsung dengan baik.
Khusus untuk di Sumsel, diperkirakan ada sekitar 61.000 kendaraan yang masuk dan keluar selama angkutan mudik Lebaran berlangsung. Menurut dia, karena tahun ini merupakan aktivitas mudik pertama setelah dua tahun sebelumnya dilarang mudik. ”Karena itu, antusiasme masyarakat untuk mudik di tahun ini pasti akan sangat tinggi,” ucapnya.
Di akhir kunjungannya, Moeldoko berharap agar pemudik dapat memastikan kondisi kendaraannya sehat sebelum mudik. ”Karena ketika kendaraan dan pengendara sehat, kita akan selamat,” ucapnya.