Macet Total Belasan Jam, Ujian Mudik Perdana di Lintas Sumatera
Kemacetan hingga 10 kilometer selama belasan jam di Jalur Lintas Timur Sumatera menjadi ujian perdana dalam menyambut arus mudik Lebaran 2022 di Sumsel. Kesigapan petugas dan pemangku kepentingan terkait sangat ditunggu.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·5 menit baca
Sembilan hari sebelum momen kemenangan tiba, ujian mudik dari Jalur Lintas Timur Sumatera telah mendera. Kecelakaan tunggal truk tronton membuat kemacetan sepanjang 10 kilometer tak terhindarkan. Pemudik pun hanya pasrah, terjebak hingga belasan jam tak bisa bergerak di jalur ”angker” tersebut.
Maksud hati ingin berangkat lebih awal guna menghindari kemacetan di puncak arus mudik, Dewa (28), warga Pekanbaru, Provinsi Riau, malah terjebak kemacetan panjang bersama istrinya di Jalur Lintas Timur Sumatera ruas Palembang-Betung, Sumatera Selatan, Sabtu (23/4/2022). Karyawan swasta itu tidak menyangka nasib sial menderanya.
Dewa bersama istrinya berangkat dari Malang, Jawa Timur, menuju ke Pekanbaru, Riau, untuk menjumpai orangtuanya yang sudah setahun tidak bertemu. ”Tahun lalu tidak sempat mudik, baru tahun inilah bisa mudik,” kata Dewa. Untuk mendukung niat itu, segala perlengkapan, pasokan makanan, dan juga sertifikat vaksin sudah disiapkan sebagai bekal pulang kampung.
Awalnya, perjalanan cukup lancar, terutama di jalur tol Jawa. Kemacetan sedikit mengusik saat tiba di Jakarta menuju Pelabuhan Merak melalui Cikampek. ”Di sana sempat tersendat. Namun, tidak terlalu parah,” katanya.
Namun, setibanya di Merak, dia harus mengantre selama dua jam untuk mendapat tempat di kapal penyeberangan. Dewa memaklumi hal itu karena sudah banyak warga yang mudik begitu memasuki musim libur sekolah.
Perjalanan kembali lancar setibanya di Jalan Tol Trans-Sumatera dari Pelabuhan Bakauheni, Lampung, menuju Palembang. Namun, pada Sabtu siang sekitar pukul 14.00, dia terjebak kemacetan di Jalan Lintas Timur Sumatera. Ia terhenti sekitar 4 kilometer dari titik kecelakaan truk tronton.
Memang sejak awal jalur Palembang-Betung sudah menjadi perhatiannya. Bagaimana tidak, jalur yang menghubungkan Palembang dan Jambi ini memang penuh dengan masalah.
Dan akhirnya, saya ikut terjebak sekarang. (Dewa)
Selain jalannya bergelombang dan berlubang, ruas jalan juga tergolong sempit. Dengan lebar hanya sekitar 7 meter, jalur strategis ini digunakan oleh beragam kendaraan mulai dari sepeda motor hingga truk tronton pengangkut komoditas hingga pengangkut alat berat. ”Dan akhirnya, saya ikut terjebak sekarang,” katanya.
Nasib sial juga dirasakan oleh kernet bus SAN jurusan Pekanbaru-Solo, Andre (27), yang harus menerima beragam umpatan dari penumpang karena terjebak kemacetan. ”Mereka (penumpang) banyak mengeluh karena harus tinggal di dalam bus sampai sembilan jam,” kata Andre saat diwawancarai sekitar pukul 15.30 sembari melihat proses evakuasi tronton yang mengalami kecelakaan itu.
Ketika tiba di Betung, bus yang mengangkut 40 penumpang itu sudah berjalan merayap hingga akhirnya terjebak sejak sekitar pukul 06.00 pagi hingga sore hari. Menurut dia, terjebak di jalur Lintas Timur Sumatera, terutama ruas Palembang-Jambi, bukanlah hal yang aneh.
Selama empat tahun bekerja menjadi kernet, setidaknya sudah empat kali kemacetan panjang terjadi. Kemacetan memang biasa terjadi saat ada sebuah truk yang mengalami kerusakan dan akhirnya menutupi ruas jalan. ”Namun, saya kira inilah salah satu sensasi dari mudik,” kata Andre sambil tersenyum.
Kemacetan di jalan juga akan berpengaruh pada pendapatannya karena semakin lama bus berada di jalan, akan semakin sedikit pula penumpang yang diangkut. ”Padahal, saat ini lagi banyak penumpang yang ingin mudik,” katanya. Biasanya, waktu perjalanan dari Pekanbaru menuju Solo membutuhkan waktu sekitar 48 jam. Namun, akibat kemacetan ini, waktu tempuh bisa mencapai 60 jam.
Sugiyono (49), sopir truk pengangkut komoditas karet, juga harus merasakan ”apes”. Ia berada sekitar 6 kilometer dari titik kecelakaan tronton.
Akibat kemacetan ini, dia harus menginap dua hari di jalan. ”Pabrik karet sudah tutup pukul 4 sore. Terpaksa saya harus menunggu sampai pabrik buka lagi pada Senin depan,” kata Sugiyono yang memilih untuk turun dari truk guna mencari udara segar.
Belum lagi bahan pengolah karet (bokar) juga akan menyusut jika terlalu lama di jalan. ”Tentu saya akan diomelin oleh tauke karet,” kata Sugiyono yang mengangkut karet dari Lubuklinggau ke Palembang.
Sumber masalah
Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Banyuasin Ajun Komisaris Ricky Mozam tampak sibuk mengarahkan 30 anak buahnya untuk mengatur lalu lintas, termasuk mengevakuasi truk tronton yang terperosok di Jalur Lintas Timur Sumatera Palembang-Betung, tepatnya di Desa Lubuk Lancang, Kecamatan Suak Tapeh, Kabupaten Banyuasin. Truk terperosok sekitar pukul 04.00 dini hari.
Beban berat ada di pundaknya karena nasib ribuan pemudik dan pengemudi truk komoditas serta logistik menunggu hasil kerjanya.
Dua ekskavator, termasuk sebuah truk tronton, dikerahkan untuk menarik truk yang anjlok tersebut. Warga sekitar pun turut membantu. Agar truk bisa lebih ringan, muatan truk berupa barang pecah belah harus diturunkan terlebih dahulu.
Akhirnya, pada pukul 17.00, truk tronton yang telah terperosok selama sekitar 13 jam itu dapat digeser sehingga tersedia ruang bagi pengguna jalan untuk melintas.
Namun, tugas belum selesai karena di beberapa titik, kendaraan dari dua arah ”saling mengunci” saking banyaknya kendaraan yang menyerobot jalur. Pengaturan dilakukan sedemikian rupa sehingga perlahan-lahan kendaraan dapat kembali bergerak.
Kerawanan
Kemacetan akibat kecelakaan menjadi salah satu kerawanan yang telah dipetakan oleh Kapolda Sumsel Inspektur Jenderal Toni Harmanto dalam menghadapi mudik Lebaran tahun ini, selain kemacetan di pintu tol, dan gangguan keamanan. Apalagi, ujar Toni, tidak ada penyekatan atau pelarangan mudik seperti dua tahun sebelumnya.
Untuk itu, pada Operasi Ketupat Musi 2022, ujar Toni, telah dibentuk tim gabungan dengan kekuatan 3.578 personel yang disebar ke 87 posko. Mereka bertugas untuk mengantisipasi beragam jenis kerawanan, seperti kemacetan, risiko kecelakaan, hingga gangguan ketertiban masyarakat. ”Apabila tingkat kerawanan di suatu titik tinggi, tentu akan lebih banyak ditempatkan personel di sana,” ujar Toni.
Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya mengingatkan agar semua pihak bersinergi demi kelancaran mudik tahun ini. Pemudik pun diharapkan mempersiapkan diri baik dari sisi kesiapan kesehatan, kendaraan, dan tetap menjalankan tertib berlalu lintas.
Kemacetan panjang di jalur lintas timur Sumatera menjadi ujian perdana bagi semua pihak di Sumatera Selatan untuk menjawab segala tantangan yang menanti gelombang mudik perdana di masa pandemi Covid-19 dalam beberapa hari ke depan.