Puncak Arus Mudik Kereta Api di Jabar 28 April-1 Mei
Potensi penumpang kereta api di waktu puncak ini mencapai 16.000 penumpang per hari. Hal ini bisa dilihat dari tiket yang ludes terjual sepanjang hari-hari tersebut.
Oleh
MACHRADIN WAHYUDI RITONGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Puncak arus mudik Lebaran dengan menggunakan kereta api di Jawa Barat diprediksi terjadi pada 28 April-1 Mei 2022. Protokol kesehatan tetap menjadi perhatian pihak PT Kereta Api Indonesia karena mudik berlangsung dalam situasi pandemi Covid-19.
Kepala PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (Daop) II Joko Widagdo di Bandung, Senin (25/4/2022), menyatakan, puncak mudik ditandai dengan penjualan tiket dengan potensi penumpang 16.000 orang per hari. Tingginya jumlah penumpang ini diharapkan bisa mengejar target 700.000 pemudik dengan menggunakan kereta api di Jabar.
”Prediksi puncak arus mudik dari Daop II terlihat dari tiket yang habis terjual 100 persen di hari tersebut. Kami mulai (angkutan mudik) dari tanggal 22 April sampai 13 Mei 2022,” ujar Joko saat ditemui di Stasiun Bandung.
Tiket yang terjual tersebut, kata Joko, berasal dari penumpang kereta api jarak jauh ke barat dan timur Bandung, serta stasiun lainnya di wilayah Daop II. Bahkan, jumlah penumpang yang tinggi sudah mulai terlihat seminggu sebelum Lebaran.
”Kenaikan jumlah penumpang kereta api jarak jauh sudah mulai terlihat. Sekarang saja sudah tembus 9.000-an orang per hari. Semua telah kami persiapkan untuk menyambut mudik tahun ini,” ujarnya.
Tingginya jumlah penumpang kereta api ini senada dengan besarnya potensi pemudik dari Jabar pada Lebaran 2022. Berdasarkan survei Kementerian Perhubungan, pemudik asal Jabar non-Bogor, Depok, Bekasi (Bodebek) saat Lebaran 2022 sebanyak 9,2 juta orang. Angka ini setara 10,8 persen dari jumlah pemudik se-Indonesia sebanyak 85,5 juta jiwa.
Tingginya jumlah pemudik dari Jabar tidak hanya dilihat dari keberangkatan, tetapi juga kedatangan. Jumlah pemudik yang datang ke Jabar tahun ini 14,7 juta orang atau setara 17,2 persen dari total warga yang mudik.
Tingginya jumlah pemudik dari Jabar tidak hanya dilihat dari keberangkatan, tetapi juga kedatangan. Jumlah pemudik yang datang ke Jabar tahun ini sebanyak 14,7 juta orang atau setara 17,2 persen dari total warga yang mudik.
”Pemudik yang melintasi Jabar diperkirakan mencapai 4,5 juta orang. Mereka melintasi jalan tol, arteri, hingga jalur alternatif,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Jabar A Koswara.
Sementara itu, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengklaim jumlah pemudik tahun ini naik 40 persen dibandingkan tahun 2019. Adapun mudik Lebaran 2020 dan 2021 ditiadakan akibat pandemi Covid-19 yang memiliki tingkat penularan tinggi di tengah masyarakat.
Budi meminta masyarakat untuk mudik lebih awal agar tidak menumpuk di pengujung Ramadhan. ”Manfaatkan rentangan mudik yang diputuskan oleh presiden. Jangan ramai saat puncak arus mudik. Lebih awal pulang itu lebih baik,” ujarnya seusai rapat koordinasi mudik Lebaran 2022 di Bandung, Sabtu (23/4/2022).
Potensi mudik yang lebih awal ini mulai menjadi perhatian Pemerintah Kota Bandung. Wali Kota Bandung Yana Mulyana mengatakan, akses masuk kota mulai dari stasiun, terminal, hingga bandar udara masih terpantau kondusif.
Yana memaparkan, setiap pengelola fasilitas transportasi telah diimbau mendisiplinkan penerapan protokol kesehatan kepada penumpang. Dia berharap, mudik yang datang lebih awal bisa mengurangi potensi kemacetan dan kepadatan arus kendaraan.
”Prinsip pelayanannya sudah sangat baik. Saya minta antrean bisa diatur dengan bagus. Kami sudah siap jika ada pemudik lebih cepat dan itu yang diharapkan sehingga distribusi arus lebih merata,” ujarnya.