Memilih Waktu Berangkat Mudik agar Tak Terjebak Kemacetan
Di tengah pandemi yang relatif terkendali dan aturan perjalanan lebih longgar, jumlah pemudik tahun ini bakal melonjak. Pemudik harus memilih waktu yang tepat untuk berangkat mudik agar tak terjebak kemacetan.
Oleh
NORBERTUS ARYA DWIANGGA MARTIAR, JOHANES GALUH BIMANTARA, HARIS FIRDAUS
·4 menit baca
Di tengah kondisi pandemi yang relatif terkendali dan aturan perjalanan yang lebih longgar, jumlah pemudik tahun ini diperkirakan meningkat signifikan. Para pemudik dengan kendaraan pribadi pun harus memilih waktu yang tepat untuk berangkat mudik agar tak terjebak kemacetan.
Andung (31), pegawai swasta di Jakarta Selatan, berencana berangkat mudik dengan mobil lebih awal, yakni pada Minggu (24/4/2022). ”Saya pilih pulang agak awal untuk hindari macet. Dua tahun terakhir, kan, banyak orang yang enggak mudik, jadi tahun ini pasti banyak banget yang mudik,” katanya, Selasa (19/4/2022).
Andung bisa mudik lebih awal karena kantornya memperbolehkan karyawannya bekerja dari rumah (work from home/WFH) dengan kuota tertentu. Oleh karena itu, setelah sampai di kampung halamannya di Magelang, Jawa Tengah, dia masih harus tetap bekerja dari rumah. ”Saya rencananya WFH satu minggu di Magelang,” ujarnya.
Berbeda dengan Andung, Khelmy Pribadi (36) tak bisa berangkat mudik lebih awal. Urusan pekerjaan membuatnya baru bisa mudik pada Jumat (29/4/2022). ”Saya enggak mungkin berangkat lebih awal karena baru bisa cuti tanggal 29 April,” ucap pegawai swasta di Jakarta itu.
Khelmy mengaku tahu bahwa puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada 29 April. Oleh karena itu, pada tanggal tersebut, diperkirakan terjadi kemacetan lalu lintas di jalur mudik. Untuk menghindari kemacetan parah, ia berencana berangkat dari rumah pada dini hari.
”Kemungkinan saya akan berangkat dini hari atau sebelum sahur dengan harapan bisa menghindari titik kemacetan di Jalan Tol Jakarta-Cikampek,” kata Khelmy yang berencana mudik ke Semarang, Jawa Tengah.
Berdasarkan survei daring Kementerian Perhubungan, diperkirakan sekitar 85,5 juta orang akan mudik tahun ini. Khusus dari Jabodetabek, terdapat 14,3 juta orang yang diperkirakan akan mudik. Dari 85,5 juta orang itu, sekitar 22,9 juta orang akan mudik dengan mobil pribadi.
Dengan banyaknya pemudik yang menggunakan mobil pribadi, potensi kemacetan di jalur mudik pun cukup tinggi. Oleh karena itu, para pemudik yang mengendarai mobil pribadi harus pandai-pandai memilih waktu berangkat agar tidak terjebak kemacetan lalu lintas.
Juru Bicara Kemenhub Adita Irawati mengatakan, puncak arus mudik diprediksi terjadi pada 29-30 April 2022 atau H-3 dan H-2 hari raya Idul Fitri. Berdasarkan survei Kemenhub, sebanyak 8,5 juta orang bakal berangkat mudik pada 29 April dan 8 juta orang memilih berangkat 30 April.
”Jika semua pelaku mudik akan melakukan perjalanan pada tanggal tersebut, dikhawatirkan terjadi antrean dan kemacetan yang panjang. Masyarakat akan mengalami hambatan dalam perjalanan,” kata Adita.
Adita menganjurkan para pemudik berangkat lebih awal ke kampung halaman. Pemudik dengan kendaraan pribadi bisa berangkat mulai 25 April 2022 karena lalu lintas saat itu diperkirakan masih lancar.
Selain tanggal keberangkatan, pemudik juga harus mempertimbangkan jam untuk berangkat mudik. Berdasarkan survei Kemenhub, sebagian besar responden memilih melakukan perjalanan mudik pada pagi hari, yakni pukul 7 sampai pukul 9 pagi. Waktu favorit berikutnya adalah pukul 4 pagi sampai pukul 6 pagi. Oleh karena itu, masyarakat disarankan memilih waktu perjalanan di luar jam-jam tersebut.
”Disarankan perjalanan dapat dilakukan pada siang atau sore hari, khususnya saat mendekati jam berbuka. Dengan demikian, pengemudi dapat menjalankan kendaraan dalam kondisi lebih segar karena sudah berbuka puasa,” kata Adita.
2,6 juta kendaraan
Corporate Communication and Community Development Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk Dwimawan Heru menyebut, diperkirakan ada sekitar 2,6 juta kendaraan yang akan keluar dari Jabodetabek pada H-7 sampai H+7 Lebaran tahun ini. Angka tersebut lebih besar dibandingkan masa mudik Lebaran 2019, yakni sebanyak 2,5 juta kendaraan.
Jasa Marga memperkirakan puncak arus mudik akan terjadi pada 29 April 2022. Pada hari itu diperkirakan sekitar 264.000 kendaraan akan keluar dari wilayah Jabodetabek atau naik 26 persen dibandingkan puncak mudik 2019.
”Maka, kami menyarankan agar jangan jalan di hari puncak mudik maupun hari sekitarnya, yaitu tanggal 28 dan 30 April. Lebih baik perjalanan lebih awal atau mundur setelah tanggal itu,” kata Heru.
Heru juga menyarankan agar pemudik mencermati rekayasa lalu lintas yang akan diberlakukan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri bersama operator jalan tol untuk memecah kemacetan. Hal itu khususnya terkait mekanisme one way atau jalan searah dan rencana pemberlakuan ganjil genap yang akan diumumkan dalam waktu dekat. Kebijakan ganjil genap menurut rencana akan diberlakukan agar arus mudik kendaraan dapat terbagi.
Selain itu, Heru berharap agar pemudik memastikan bahan bakar kendaraan dan saldo uang elektronik benar-benar mencukupi. Sebab, dengan kondisi lalu lintas yang padat, kemungkinan besar akan dilakukan buka tutup di rest area jalan tol.
Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno menuturkan, para pemudik sebenarnya telah mempunyai perhitungan waktu untuk mudik. Namun, terkadang ada faktor lain yang membuat mereka tak punya pilihan lain selain berangkat pada puncak arus mudik, semisal waktu libur yang mepet atau tunjangan hari raya baru diberikan pada saat akhir.
Menurut Djoko, upaya rekayasa lalu lintas untuk memperlancar arus mudik memang harus dilakukan. Namun, antisipasi dari pihak terkait, baik pemerintah, pihak swasta, maupun kearifan calon pemudik, juga diperlukan. Tanpa itu, kelancaran arus mudik bisa jadi tidak maksimal.
Jadi, sudahkah Anda menentukan tanggal untuk mudik?