Ketiban Berkah di ”Pojok Pasar” Seusai Terpojok Pandemi
Setelah dua tahun terpojok pandemi Covid-19 dan minus pendapatan, pedagang mikro dan kecil di Kota Banjarmasin akhirnya ketiban berkah lagi di Pojok Pasar Ramadhan, Lapangan Kamboja, Banjarmasin Tengah.
Ramadhan sebagai bulan suci penuh keberkahan kembali dirasakan para pedagang mikro dan kecil di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada tahun ini. Setelah dua tahun terpojok pandemi Covid-19 dan minus pendapatan, mereka akhirnya ketiban berkah lagi di Pojok Pasar Ramadhan, Lapangan Kamboja, Banjarmasin Tengah.
Rudi (42), warga Banjarmasin, tak putus menerima uang pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000 dari istrinya saat pengunjung Pojok Pasar Ramadhan memadati stan dagangan mereka, Senin (18/4/2022) sore. Ia segera mencari uang pecahan kecil dari laci dan memberikan kepada istrinya sebagai uang kembalian.
Istrinya sibuk melayani pembeli dan membungkus makanan yang dipesan sehingga tak sempat lagi mencari uang kembalian. Jika pembeli memberikan uang pas, uang itu langsung masuk ke saku celemek yang dikenakan sang istri.
Stan yang dikelola Rudi dan istrinya menyajikan masakan khas Banjar. Di meja lapaknya tersaji aneka ikan bakar, ayam bakar, pais ikan, seluang goreng, udang goreng, sayur asam, sayur bersantan, dan masih banyak lagi.
”Alhamdulillah, dari awal sampai pertengahan Ramadhan ini ramai terus pembeli. Kami yang berjualan jadi bersemangat lagi,” katanya.
Baca juga : Berburu Wadai Rindu Digapai
Pojok Pasar Ramadhan merupakan bazar makanan dan UMKM yang biasa diselenggarakan saat bulan puasa. Kali ini digelar di Lapangan Kamboja, Banjarmasin Tengah, dengan seratusan stan kuliner dan stan dagang lain.
Pasar dibuka pukul 15.00 Wita hingga pukul 19.30 Wita. Pengunjung memadati pasar tersebut mulai dari sore hingga menjelang waktu berbuka puasa. Tak sedikit pengunjung berbuka puasa di taman Lapangan Kamboja setelah membeli makanan dan minuman di Pojok Pasar Ramadhan.
Pasar Ramadhan itu mengawali kebangkitan ekonomi sebab sebelumnya kegiatan jual beli seperti mati suri. Dua kali pasar Ramadhan tak beroperasi karena kasus Covid-19 masih dalam tahap mencemaskan. ”Ramadhan dua tahun sebelumnya, kami benar-benar minus pendapatan,” kata Rudi.
Terakhir pada Februari 2022, saat gelombang ketiga Covid-19 menyerang, Banjarmasin terpaksa membatasi aktivitas ekonomi, termasuk pertemuan tatap muka di sekolah. Jumlah kasus Covid-19 per 6 Februari 2022 di Kalsel melonjak dari hanya 22 kasus menjadi 1.216 kasus. Kasus terbanyak ditemukan di Kota Banjarmasin, sebanyak 830 kasus.
Hj Jamillah (50), pedagang makanan yang biasa berjualan di kantin sekolah, pun kena imbas. Ia tak mendapatkan penghasilan berminggu-minggu.
Baca juga : Pembelajaran Tatap Muka di Banjarmasin Dibatasi 50 Persen
Menggeliat
Maret sampai April ini, kasus Covid-19 berangsur-angsur turun. Dalam laman https://corona.kalselprov.go.id pada Kamis (21/4/2022), kasus Covid-19 di Banjarmasin tersisa 7 kasus. Penurunan kasus memicu aktivitas warga dan menggerakkan perekonomian. Momen Ramadhan menjadi penggerak ekonomi utama, ketika warga mulai banyak berbelanja makanan dan minuman hingga keperluan lain.
Rudi dan istrinya kembali dapat pemasukan di bulan Ramadhan untuk memenuhi kebutuhan pada hari raya Idul Fitri. ”Pendapatan sudah kembali seperti dulu lagi. Tetapi, saya kurang tahu berapa omzetnya karena istri saya dan kakaknya yang mengurusi dagangan ini,” katanya sambil terkekeh.
Baca juga : Kondisi Enam Daerah Tempat Mudik Favorit
Jamilah juga mulai berjualan lagi aneka wadai atau kue khas Banjar. Ia berjualan bingka, sari ketan, amparan tatak, keraraban, putri selat, kasusun, putri keraton, tar kelapa, kue lumpur, ipau, kue lapis, dan kelepon di pasar Ramadhan. Aneka kue basah tersebut rata-rata dijual Rp 15.000 per potong.
”Pada Ramadhan tahun ini, penghasilan sudah seperti dulu lagi. Dalam sehari paling sedikit dapat Rp 2 juta. Bahkan, bisa sampai Rp 4 juta,” ungkapnya. Dengan pendapatan yang cukup menjanjikan itu, tidak ada masalah bagi Jamilah untuk membayar sewa stan sebesar Rp 1,75 juta.
Budi Santosa (55), warga Banjarmasin yang berbelanja di pasar wadai Ramadhan, ikut senang. Ia rindu suasana keramaian Ramadhan. Hidupnya pasar itu membuat suasana Ramadhan terasa lebih semarak. Ia kini bisa mencicipi lagi makanan serta minuman yang hanya keluar saat Ramadhan. ”Ini menunjukkan perekonomian sudah mulai bangkit. Harapannya, bisa seterusnya begini,” ujarnya.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin Ichrom Muftezar mengatakan, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Kota Banjarmasin dan Pemerintah Kecamatan Banjarmasin Tengah mencoba menghidupkan lagi perekonomian warga lewat pasar ini. Mereka menyediakan stan tak hanya bagi pedagang makanan, tetapi juga penjualan mobil, sepeda motor, rumah, pakaian, hingga klinik kesehatan.
”Untuk mengisi stan kuliner, kami langsung menggandeng paguyuban UMKM kuliner sehingga kulinernya pun sangat beragam. Tak hanya makanan khas Banjar, tetapi juga berbagai makanan Nusantara,” kata Ketua Kadin Kota Banjarmasin Muhammad Akbar Utomo Setiawan.
Kami berharap ini bisa meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM, yang sudah dua tahun terdampak pandemi dan tidak punya pemasukan.
Menurut Akbar, baik pedagang maupun pengunjung Pojok Pasar Ramadhan tetap harus mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Karena itu, semua wajib memakai masker. Di lokasi juga disediakan tempat cuci tangan dan gerai vaksinasi Covid-19 bagi warga ataupun pengunjung yang mau vaksin pertama, kedua, ataupun penguat (booster). Adapun pedagang wajib sudah dua kali divaksin.
”Animo masyarakat datang ke sini masih tinggi hingga memasuki minggu ketiga Ramadhan. Kami berharap ini bisa meningkatkan kesejahteraan pelaku UMKM yang sudah dua tahun terdampak pandemi dan tidak punya pemasukan,” katanya.
Akbar menyebutkan, omzet dari semua pedagang kuliner di Pojok Pasar Ramadhan mencapai Rp 90 juta per hari. Dalam sebulan perputaran uang di satu tempat itu saja dipastikan lebih dari Rp 2 miliar. ”Ini bisa jadi indikator bahwa perekonomian di Banjarmasin mulai pulih,” ujarnya.
Pasar wadai lain juga ditemukan di sejumlah kecamatan, di antaranya di Kecamatan Banjarmasin Tengah, Banjarmasin Timur, Banjarmasin Barat, Banjarmasin Utara, dan Banjarmasin Selatan. ”Yang paling ramai tentu saja di Banjarmasin Tengah karena tempatnya luas dan banyak varian dagangan,” ujarnya.
Pergerakan ekonomi memang mulai terlihat. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Banjarmasin, Maret 2022, inflasi Kota Banjarmasin mencapai 0,94 persen. Adapun laju inflasi Maret 2022 terhadap Desember 2021 sebesar 1,49 persen serta laju inflasi year on year mencapai 3,69 persen.
Maret 2022 juga tercatat ada kenaikan Indeks Harga Konsumen pada kelompok pengeluaran makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,10 persen serta kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,06 persen.
April ini tak tertutup kemungkinan geliat ekonomi kian tampak. Jika benar demikian, berkah Ramadhan tahun ini kian melimpah.
Baca juga : Pelonggaran Mobilitas Topang Konsumsi Triwulan II-2022