Misa Paskah di Jambi Ajak Umat Tinggalkan Kekerasan
Ketika banyak orang melanggengkan kekerasan dan melancarkan kebencian, umat diajak kembali pada belas kasih kepada sesamanya. Itu jadi pesan Paskah di Jambi.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Umat Kristiani diingatkan untuk kembali pada semangat cinta kasih sebagaimana tecermin dalam pengorbanan Yesus Kristus di kayu salib. Saatnya meninggalkan kebencian dan kekerasan pada sesama manusia.
Semangat untuk kembali menghidupkan cinta kasih itu disampaikan Romo Pius Pujowiyanto, SCJ, dalam khotbah Minggu Paskah di Gereja Santa Teresia Jambi, Minggu (17/4/2022). Misa itu dihadiri 400-an umat Katolik. ”Ketika banyak orang telah hidup tapi tanpa belas kasih, berteriak-teriak melanggengkan kekerasan. Saatnya kita kembali pada belas kasih,” ujar Romo Pujo.
Citra kasih itulah yang melekat pada hidup Yesus. Kehadirannya bukan dengan cara menakut-nakuti agar para pengikutnya patuh, melainkan mewujudkan cinta kasih kepada sesama.
Perayaan Trihari Suci di Jambi berlangsung aman sejak Kamis Putih hingga Paskah. Jalannya ibadah bagi umat Katolik dan Protestan lancar lewat dukungan pengamanan terpadu dari kepolisian dan TNI serta warga sekitar.
Ketika banyak orang telah hidup tapi tanpa belas kasih, berteriak-teriak melanggengkan kekerasan. Saatnya kita kembali pada belas kasih.
Untuk mencegah penularan Covid-19, panitia membatasi jumlah umat. Umat yang akan masuk ke dalam gereja terlebih dahulu dicek suhu tubuhnya.
Selanjutnya, petugas memeriksa isi tas pengunjung demi memastikan keamanan tetap terjaga. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jambi Komisaris Besar Mulia Prianto menyebut ada 453 gereja di seluruh wilayah Provinsi Jambi yang merayakan rangkaian ibadah peringatan Kamis Putih hingga Minggu Paskah.
Untuk mendukung keamanan di setiap tempat ibadah, aparat mengupayakan pengamanan ketat. Jumlah personel gabungan yang dilibatkan sebanyak 3.066 orang. Mereka terdiri atas 1.458 personel Polda Jambi dan 1.608 personel gabungan dari TNI, instansi lain, dan petugas keamanan internal gereja.
”Personel diterjunkan langsung untuk proses sterilisasi dan pengamanan lokasi ibadah di tiap-tiap gereja,” ujar Mulia. Menjelang ibadah, petugas mengecek tiap-tiap sudut gereja untuk memastikan tidak ada temuan bahan peledak dan ancaman teror lainnya.
Pengamanan untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan seperti teror dan gangguan lainnya, termasuk mencegah kemacetan lalu lintas. Petugas juga memastikan protokol kesehatan berjalan ketat. ”Rangkaian kegiatan Pekan Suci akhirnya berjalan aman, tanpa gangguan,” tambahnya.