Kata ”Paskah” diserap dari bahasa Ibrani dengan penyesuaian sistem aksara dan bunyi ke dalam bahasa Indonesia. Lalu bagaimana dengan kata ”Passover” dan ”Pesah”?
Oleh
Rosdiana
·5 menit baca
CAHYO HERYUNANTO
Kata Paskah diserap dari bahasa Ibrani dengan penyesuaian sistem aksara dan bunyi ke dalam bahasa Indonesia.
Pada hari Jumat (15/3/2022), umat Kristiani memperingati Jumat Agung, yaitu kematian Yesus. Kalender Masehi versi nasional menandainya sebagai Hari Wafat Isa Almasih. Lalu, pada hari Minggu besok, umat Kristiani akan merayakan Paskah, yaitu kebangkitan Yesus dari kematian.
Dalam Alkitab, yang terdiri dari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, kata Paskah, antara lain, termuat dalam Perjanjian Lama di kitab Keluaran Pasal 12 Ayat 11 (Keluaran 12: 11) dan dalam Perjanjian Baru di Matius Pasal 26 Ayat 2 (Matius 26: 2).
Perjanjian Lama, yang terdiri atas 39 kitab, mayoritas kitabnya ditulis dalam bahasa Ibrani. Hanya kitab Ezra dan Daniel yang ditulis dalam bahasa Aram. Sementara Perjanjian Baru, yang terdiri atas 27 kitab, semua kitabnya ditulis dalam bahasa Yunani.
Alkitab terbitan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), yang diakui kalangan Protestan dan Katolik, menggunakan kata Paskah. Berikut kutipan dalam dua ayat yang sudah disebutkan di atas.
”Beginilah kamu harus memakannya, yaitu dengan pinggang berikat, kaki berkasut, dan dengan tongkat di tanganmu. Kamu harus memakannya buru-buru. Itulah perayaan Paskah bagi Allah”. (Keluaran 12: 11)
”Kamu tahu, bahwa dua hari lagi akan dirayakan Paskah, maka Anak Manusia akan diserahkan untuk disalibkan”. (Matius 26: 2)
Suasana perayaan Paskah di Katedral Santo Fransiskus Xaverius, Kota Ambon, Maluku, Minggu (12/4/2020).
Sementara dalam Alkitab versi New International Version (NIV), kata yang digunakan adalah Passover yang bermakna ’melewatkan’. Berikut kutipan ayatnya.
”This is how you are to eat it: with your cloak tucked into your belt, your sandals on your feet and your staff in your hand. Eat it in haste; it is the Lord’s Passover”. (Exodus 12: 11)
”As you know, the Passover is two days away—and the Son of Man will be handed over to be crucified”. (Mathew 26: 2)
Dari paparan di atas, kita lihat bentuk tulisan yang sangat berbeda antara Paskah (Indonesia) dan Passover (Inggris). Padahal, kedua kata tersebut diserap dari kata yang sama, yaitu Pesaḥ (פֶּסַח; PÉSAkH) dalam bahasa Ibrani.
Adapun sistem penulisan/pembacaan dalam bahasa Ibrani sama dengan bahasa Arab, yaitu dari kanan ke kiri, dan penyusunan kitabnya pun dari belakang ke depan, atau berkebalikan dengan sistem yang berlaku dalam bahasa Indonesia.
Menurut Kepala Departemen Penerjemahan LAI Pendeta Anwar Tjen, Alkitab bahasa Indonesia versi LAI mengambil bentuk nomina dari kata Pesha atau PÉSAkH. Sementara kata Passover dalam Alkitab terjemahan bahasa Inggris mengambil bentuk kata kerja dalam bahasa Ibrani.
Coretan dari Pendeta Anwar Tjen, Kepala Departemen Penerjemahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI), saat menjelaskan proses transliterasi kata PÉSAkH menjadi Paskah (Indonesia) dan Passover (Inggris), Selasa (12/4/2022).
Proses penyerapan bentuk PÉSAkH menjadi Passover itu disebut terjemahan, yaitu proses menyerap konsep yang terkandung dalam bahasa sumber kemudian mencari padanannya dalam bahasa tujuan (Proses Penyerapan Istilah dalam Bahasa Indonesia, Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2010).
Iklan
Sementara PÉSAkH menjadi Paskah itu disebut transliterasi, yaitu penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Bentuk hibrid Ibrani dan Yunani
Tentang transliterasi kata PÉSAkH menjadi Paskah, secara lengkap dapat dibaca dalam tulisan Pendeta Anwar Tjen berjudul ”Mana yang Benar: Paskah atau Paska?” yang dimuat di situs web LAI, www.alkitab.or.id.
Paparan berikut ini mengutip langsung apa yang dijelaskan dalam tulisan tersebut dengan mengambil poin yang menurut saya penting.
Jenis aksara dan sistem fonologi atau bunyi yang berbeda menjadi hal yang perlu dicermati dalam pengalihan kata Paskah dari Ibrani ke Indonesia. Teks Ibrani kuno awalnya hanya memuat huruf-huruf konsonan tanpa tanda vokal. Sistem huruf dan tanda vokal baru dikembangkan jauh kemudian.
PÉSAkH sebenarnya hanya terdiri atas tiga konsonan, yakni פ (P), ס (S), ח (kH). Jika mengikuti sistem penulisan Ibrani dari kanan, maka tertulis פסח. Aksara ח tidak mungkin diuraikan menjadi K dan H. Dan memang, ada ketidakpastian dalam pelafalan aksara itu menurut bahasa Ibrani kuno; kira-kira antara bunyi h dan k di area tenggorokan.
Dalam Septuaginta—terjemahan Alkitab Perjanjian Lama ke dalam bahasa Yunani yang diperkirakan diterjemahkan sekitar abad ke-3 sebelum Masehi di Alexandria, Mesir—aksara פסח (P-S-kH) disalin sebagai PASKhA (πασχα) dalam bahasa Yunani.
Dari situ terlihat para penerjemah kuno itu mengupayakan penyesuaian ketika mengalihkannya ke dalam bahasa sasaran.
Mereka memindahkan konsonan akhir kH ke posisi tengah. Tentu posisi konsonan kH bisa saja diletakkan di akhir sehingga transliterasinya menjadi PASAKh (πασaχ).
Namun, bunyi Kh (χ) di akhir tidak lazim dalam bahasa Yunani. Kata PASKhA (πασχα) versi Septuaginta itulah yang diambil alih dalam Perjanjian Baru.
Terkait Alkitab bahasa Indonesia, terjemahan lama (gabungan terjemahan Klinkert dan Bode; LAI, 1958) menggunakan transliterasi Pasah dalam Perjanjian Lama versi Kinkert ataupun Perjanjian Baru versi Bode.
Para penerjemah yang mempersiapkan Alkitab terjemahan baru (terbit 1974) tentu memperhitungkan terjemahan sebelumnya dan mempertimbangkan pula pengalihan dari פסח (P-S-kH) menjadi PASKhA (πασχα).
Telah dijelaskan sebelumnya, istilah Paskah memadukan unsur bunyi Ibrani dan unsur Yunani yang menjadi padanannya. Jika posisi akhir kH tidak lazim dalam bahasa Yunani, sebaliknya dalam sistem fonetik bahasa Indonesia posisi h di akhir sangat umum sehingga dapat mewakili ח (kH) di posisi akhir dalam פסח (P-S-kH).
Istilah Paskah memadukan unsur bunyi Ibrani dan unsur Yunani yang menjadi padanannya.
Bentuk hibrid Paskah inilah yang dikenal luas oleh gereja-gereja dan umat pembaca Alkitab terjemahan baru sejak terbit tahun 1974.
Demikianlah sekelumit tentang kata Paskah. Kata yang diserap dari bahasa Ibrani dengan penyesuaian sistem aksara dan bunyi ke dalam bahasa Indonesia. Selamat Paskah bagi yang merayakannya.