Resmikan Jalan Lingkar Brebes-Tegal, Presiden Berharap Mudik Lebih Lancar
Setelah terhenti karena bermasalah, jalan lingkar utara Brebes-Tegal, Jateng, akhirnya diresmikan Presiden Joko Widodo. Jalur itu diharapkan bisa memecah arus kendaraan dan memangkas waktu tempuh Brebes-Tegal.
Oleh
MAWAR KUSUMA WULAN, KRISTI DWI UTAMI
·4 menit baca
BREBES, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa jalur pantai utara atau pantura Pulau Jawa merupakan jalur yang sangat penting untuk menunjang kelancaran lalu lintas, terutama aktivitas mudik Lebaran. Untuk memastikan perjalanan mudik Lebaran tahun ini lancar, Presiden Jokowi, antara lain, meresmikan Jalan Lingkar Utara Brebes-Tegal yang dilengkapi delapan jembatan.
”Jalan ini akan menjadi salah satu jalur alternatif untuk mudik Lebaran agar perjalanan masyarakat untuk mudik lebih lancar dan lebih cepat sampai di tujuan,” ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya ketika meresmikan Jalan Lingkar Brebes-Tegal di Jembatan Kaligangsa, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah, pada Rabu (13/4/2022).
Kehadiran jalan lingkar sepanjang 17,4 kilometer tersebut akan melengkapi struktur jaringan jalan nasional di wilayah pantura dan melengkapi jaringan jalan tol Trans-Jawa.
”Kita tahu kepadatan lalu lintas Kota Brebes, Kota Tegal sangat tinggi, sejak dulu lalu lintas sangat padat, terutama menjelang mudik Lebaran dan Tahun Baru serta hari-hari libur lainnya,” tambah Kepala Negara.
Turut mendampingi Presiden dalam peresmian Jalan Lingkar Brebes-Tegal Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Bupati Brebes Idza Priyanti. Dengan beroperasinya Jalan Lingkar Brebes-Tegal ini, beban lalu lintas di pantura diperkirakan berkurang hingga 48 persen.
Selain itu, kehadiran jalan lingkar ini juga akan memperlancar konektivitas serta membantu kelancaran arus lalu lintas di wilayah Tegal dan Brebes. Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, Jalan Lingkar Brebes-Tegal ini memiliki lebar 7,5 meter untuk dua lajur dan dilengkapi delapan jembatan.
Lima jembatan berlokasi di wilayah Brebes dan tiga jembatan di wilayah Tegal. Jalan Lingkar Brebes-Tegal dibangun pada rentang Desember 2019 hingga April 2021 dengan biaya Rp 224 miliar.
Jalan ini akan menjadi salah satu jalur alternatif untuk mudik Lebaran agar perjalanan masyarakat untuk mudik lebih lancar dan lebih cepat sampai di tujuan. (Joko Widodo)
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono berpesan supaya kondisi dan fungsional Jalan Lingkar tersebut terus dirawat. Jika antusiasme masyarakat melewati jalan tersebut semakin tinggi, Basuki siap menambah kapasitas jalan tersebut.
”Saat ini baru ada satu line, nanti akan kita tambah kalau memang antusiasme masyarakat tinggi. Kita lihat dulu nanti kebutuhannya seperti apa,” ucap Basuki.
Bupati Brebes Idza Priyanti mengungkapkan bahwa jalan lingkar utara itu akan dimanfaatkan untuk pengembangan Kawasan Industri Brebes (KIB). Agar hal itu bisa diwujudkan, harus ada penataan jalur khusus terlebih dahulu.
”Adanya jalan lingkar ini sangat membantu memperlancar transportasi. Bahkan dengan tingginya jumlah kendaraan yang melintas, kami harap jalan ini dapat ditingkatkan menjadi jalan empat jalur,” tutur Idza.
Warga sekitar juga menyambut baik adanya peresmian jalan tersebut. Dayat (22), warga Kertabesuki, Kecamatan Wanasari, mengaku, keberadaan jalan tersebut bisa memangkas waktu perjalanan menuju kampusnya di Kota Tegal.
”Hampir setiap hari saya kalau ke kampus lewat jalan pantura harus menempuh waktu perjalanan sekitar 30 menit, kalau macet bisa lebih. Sementara dengan adanya jalan lingkar, saya hanya perlu waktu maksimal 20 menit untuk sampai ke kampus,” ucapnya.
Sementara itu, Muin (33), warga Kecamatan Margadana, Kota Tegal, yang bekerja di Brebes juga merasakan manfaat serupa. Jalan lingkar lebih sepi dan tidak banyak jalur yang berlubang.
”Lewat pantura ramai sekali. Selain itu, banyak jalan berlubang. Di jalan lingkar tidak ada lubang dan masih sepi. Hanya saja, penerangan jalan masih minim, semoga setelah diresmikan jadi ditambah,” ucapnya.
Padat karya
Sebelumnya, Presiden Jokowi meninjau kegiatan padat karya tunai untuk jalan dan jembatan yang dilakukan di Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, pada Rabu (13/4/2022). Kegiatan padat karya di Provinsi Jawa Barat ditargetkan selesai maksimal 14 hari sebelum Lebaran.
Saat peninjauan kegiatan padat karya, Presiden didampingi Basuki Hadimuljono, Pramono Anung, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Kegiatan padat karya tunai di Kota Cirebon ini mencakup pengerjaan pemeliharaan taman dan jalur pedestrian.
Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional DKI Jakarta-Jawa Barat Wilan Oktavian, dalam keterangannya, menyampaikan bahwa kegiatan padat karya hari ini meliputi pembersihan dan pengecatan median jalan, serta pembersihan saluran.
”Hari ini dikerjakan ruas Cirebon sampai ke Losari, Jawa Tengah. Ada sekitar tujuh titik. Ada yang pembersihan saluran di sebelah sana, ada juga pembersihan median, bukan mengecat, hanya pembersihan,” ujar Wilan.
Wilan mengatakan, kegiatan padat karya seperti pembersihan median jalan dilakukan setahun dua kali, yakni menjelang Lebaran serta Natal dan Tahun Baru (Nataru). Wilan berharap kegiatan padat karya di Jawa Barat dapat terselesaikan maksimal 14 hari sebelum Lebaran. ”Ini bisa selesai H-14 Lebaran, semuanya di seluruh Jawa Barat,” lanjutnya.
Berdasarkan data dari Kementerian PUPR, kegiatan padat karya di Jawa Barat untuk pemeliharaan rutin jalan, rutin jembatan, dan revitalisasi drainase menggunakan total anggaran Rp 133 miliar. Ketiga kegiatan tersebut dikerjakan swakelola dengan pembayaran diberikan langsung kepada para pekerja di wilayah kerja masing-masing.
Selain itu, program padat karya lain sifatnya juga kontrak dengan pengelolaan dilaksanakan oleh penyedia jasa dengan total anggaran Rp 183 miliar. Adapun total keseluruhan hari orang kerja (HOK) untuk program padat karya di Provinsi Jawa Barat sebanyak 377.486 orang.