Jelang Libur Lebaran, ”Homestay” di Borobudur Belum Menggeliat
Tingkat pemesanan kamar di kawasan Borobudur untuk libur Lebaran terpantau masih landai. Hal ini diduga karena banyak orang masih ragu untuk pergi berlibur.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·4 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pemesanan kamar untuk masa libur Lebaran di sejumlah homestay di balai ekonomi desa atau balkondes di kawasan wisata Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, masih belum bergeliat. Pemesanan justru ramai di masa setelah libur Lebaran. Hal ini diduga karena banyak orang masih merasa ragu untuk bepergian dan berlibur ke luar kota.
Sugiharto, Supervisor Balkondes Ngaran, di Kecamatan Borobudur, mengatakan, hingga saat ini pihaknya baru menerima pemesanan empat kamar dari dua keluarga asal Jakarta untuk tanggal 3 Mei 2022. Sementara itu, seluruh kamar di Balkondes Ngaran, sebanyak 20 kamar, justru habis dipesan pada 14, 15, dan 16 Mei 2022.
Sama seperti pemesanan kamar pada 3 Mei, pemesanan kamar pada tiga hari ini juga berasal dari rombongan keluarga, tetapi berasal dari Semarang. Kondisi ini, menurut dia, diduga terjadi karena banyak orang masih ragu-ragu untuk bepergian dan menunggu perkembangan situasi.
”Di tengah kondisi pandemi, situasi masih bisa berubah-ubah. Mengacu pada yang sudah terjadi sebelumnya di mana kebijakan seperti PPKM dikeluarkan mendadak, mungkin banyak orang pun masih khawatir nantinya ada aturan atau kebijakan dadakan yang tiba-tiba membatasi mereka bepergian,” ujar Sugiharto, Senin (11/4/2022).
Karena ketidakpastian terkait kebijakan pemerintah dan perkembangan kasus Covid-19 itulah, Sugiharto mengatakan, pihaknya tidak berani menawarkan atraksi, pentas hiburan, ataupun promo dalam bentuk apa pun. Dia pun tidak berani mengadakan acara tambahan di balkondes karena saat ini pihaknya sama sekali tidak memiliki cadangan dana.
”Setelah dua tahun sama sekali tidak menerima tamu dan tidak mendapatkan pemasukan, maka pada musim libur Lebaran ini pun kami tidak berani mencoba-coba berinovasi macam-macam,” ujarnya.
Hal serupa juga terjadi di Balkondes Kembanglimus di Kecamatan Borobudur. Putri, petugas penerima tamu di balkondes tersebut, mengatakan, sejauh ini pihaknya bahkan sama sekali belum menerima pemesanan kamar untuk libur Lebaran.
”Saya baru menerima pertanyaan terkait ketersediaan kamar dari tiga orang dari Jakarta. Namun, mereka pun belum memastikan jadi memesan dan belum ada satu pun yang membayar uang muka,” ujarnya. Balkondes Kembanglimus memiliki 15 kamar dengan kapasitas 40 tamu.
Sama seperti Balkondes Ngaran, pemesanan kamar justru banyak diterima setelah Lebaran, pada tanggal 7, 15, 20, 21, 28, dan 29 Mei 2022. Di masing-masing tanggal tersebut, hampir seluruh kamar disewa penuh untuk satu rombongan.
Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut, Balkondes Kembanglimus sama sekali tidak menyelenggarakan acara apa-apa dan tidak menaikkan harga atau menetapkan harga khusus saat Lebaran. ”Tidak ada kebijakan menaikkan harga karena animo pemesanan kamar saja masih terbilang rendah,” ujarnya.
Tarif kamar di Balkondes Kembanglimus ditawarkan mulai harga Rp 400.000 hingga Rp 700.000 per malam. Ada pula satu rumah yang ditawarkan dengan harga Rp 1,5 juta per malam. Satu rumah itu berisi 12 tempat tidur.
Kami berharap ada tamu-tamu yang datang mendadak di hari H Lebaran dan setelahnya.
Sekalipun pesanan kamar belum membeludak, harapan dan semangat positif masih ditunjukkan oleh sejumlah pengelola homestay lainnya. Aryan Subekti, pengelola Balkondes Ngargogondo, mengatakan, untuk tanggal 1-5 Mei 2022, pihaknya sudah menerima pemesanan untuk 11 kamar.
Sekalipun masih belum memenuhi total kapasitas kamar di balkondes, dia berharap tingkat pemesanan saat ini menjadi sinyal positif bahwa permintaan masih akan terus bertambah di hari-hari mendatang. ”Kami berharap ada tamu-tamu yang datang mendadak di hari H Lebaran dan setelahnya,” ujarnya.
Tahun lalu, Balkondes Ngargogondo tidak menerima permintaan pesanan kamar. Tamu-tamu justru datang dan memesan kamar mendadak pada hari kedua Lebaran. Namun, dengan perkembangan kasus Covid-19 yang masih belum landai, jumlah kamar yang terisi tamu masih kurang dari 10 kamar.
Muslih, dari Kampung Homestay Borobudur, mengatakan, pihaknya optimistis pada Lebaran tahun ini banyak tamu datang dan menginap di kawasan Borobudur. Oleh karena itu, para pengelola homestay sepakat untuk menaikkan harga sebesar Rp 50.000 per kamar.
Kamar homestay ditawarkan dengan harga Rp 250.000-Rp 350.000 per malam. Sementara harga satu unit homestay yang ditawarkan dipakai satu rumah dinaikkan dari harga Rp 500.000 per rumah, menjadi Rp 700.000 per rumah.
Namun, karena perekonomian masih menggeliat, harga tersebut masih cenderung fleksibel, menyesuaikan permintaan dan kemampuan tamu. Di Kampung Homestay Borobudur terdapat 30 unit homestay yang menyediakan 140 kamar dan mampu menampung 290 tamu. ”Kami masih membuka peluang untuk tawar-menawar harga kamar,” ujarnya.