Digelontor Ribuan Ton, Harga Minyak Goreng Curah di Jateng Diharapkan Turun
Ribuan ton minyak goreng curah dari Balikpapan, Kalimantan Timur, tiba di Jawa Tengah, Rabu (6/4/2022) malam. Pasokan minyak goreng jenis itu diharapkan meratakan distribusi dan menekan harga di pasaran.
Oleh
KRISTI DWI UTAMI
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Ribuan ton minyak curah didatangkan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dari Balikpapan, Kalimantan Timur, untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng di pulau Jawa bagian tengah meliputi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Suplai minyak itu diharapkan mampu meratakan distribusi dan menekan harga minyak curah yang saat ini mayoritas di atas harga eceran tertinggi.
Ribuan ton minyak curah itu diangkut dengan sebuah kapal yang tiba di Pelabuhan Tanjung Emas, Kota Semarang, Rabu (6/4/2022) malam. Sedianya, kapal itu dijadwalkan tiba pada Senin (4/4/2022). Namun, karena ada kendala cuaca di laut, kapal itu terlambat.
Direktur Komersial dan Pengembangan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) Andry Tanudjaja mengatakan, sebanyak 2.614 ton minyak goreng curah itu akan disalurkan di Jateng. Minyak tersebut didapatkan dari para produsen minyak goreng di Balikpapan yang telah ditunjuk pemerintah. Sementara PT PPI bertugas mendistribusikannya.
”Minyak goreng curah ini diperkirakan bisa memenuhi kebutuhan (Jateng dan DIY) maksimal hingga dua pekan ke depan. Dalam waktu dekat, akan datang lagi kapal berikutnya sehingga mudah-mudahan kebutuhan minyak goreng curah sampai setelah Lebaran aman dan tercukupi,” ujar Andry, Kamis (7/4/2022).
Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng, kebutuhan minyak goreng di wilayah itu sebanyak 33 juta liter per bulan. Artinya, masyarakat Jateng butuh sekitar 1,1 juta liter minyak goreng dalam sehari.
Sebelumnya, sejumlah pedagang pasar di Jateng mengeluhkan kesulitan mendapatkan minyak goreng curah. Jika ada, harganya jauh di atas harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 14.000 per liter atau Rp 15.500 per kilogram. Padahal, banyak pedagang kecil atau pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah yang membutuhkan minyak goreng curah (Kompas.id, 29/3/2022).
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jateng Muhammad Arif Sambodo tidak menampik adanya keluhan warga soal kelangkaan dan melambungnya harga minyak goreng curah. Menurut dia, hal itu terjadi karena ketidakmerataan penyebaran minyak goreng curah.
”Karena itu, apa yang kami lakukan ini adalah membanjiri atau membuat rata distribusi minyak goreng curah. Kalau (minyak goreng) yang kemasan sudah banjir dari kemarin,” kata Arif.
Arif menyebutkan, PT PPI akan langsung mendistribusikan ribuan minyak goreng curah dari Kalimantan tersebut. Seiring hal itu, ia meminta pemerintah kabupaten/kota di Jateng turut memantau proses distribusinya hingga memastikan minyak goreng curah tersebut sampai di tangan konsumen terakhir dengan harga sesuai harga eceran tertinggi, yakni Rp 14.000 per liter.
Sementara itu, Kepala Subdirektorat 1 Indagsi (Industri Perdagangan) Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jateng Ajun Komisaris Besar Rosyid Hartanto berkomitmen, polisi akan turut membantu mengawasi distribusi minyak goreng curah tersebut. Hal itu agar potensi penyimpangan dan penyalahgunaan minyak goreng curah bisa dicegah.
”Karena seperti yang kita ketahui bersama, minyak goreng yang sudah ada di daerah ini kadang dibeli oleh spekulan dan dinaikkan harganya hingga di atas harga yang ditentukan. Hal ini berpotensi menimbulkan persoalan di masyarakat. Dengan adanya suplai minyak dari PT PPI ini diharapkan ketersediaan minyak goreng curah terjamin dan harganya juga dijaga supaya tidak melebihi harga eceran tertinggi,” kata Rosyid.
Pada Selasa (4/4/2022), Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sempat marah dan kecewa ketika melakukan inspeksi mendadak ke kantor PT PPI di Semarang. Dalam kesempatan itu, Ganjar mendapatkan laporan bahwa wilayahnya hanya akan mendapatkan suplai sekitar 2.600 ton minyak goreng curah. Padahal, sebelumnya, Ganjar dijanjikan wilayahnya akan mendapatkan suplai 3.000 ton. Selain itu, Ganjar juga menyesalkan keterlambatan kapal pengangkut minyak goreng curah.
Ganjar berpesan supaya semua pihak mengantisipasi permainan harga setelah suplai minyak goreng curah tiba. ”Mungkin penting juga ada semacam identitas pedagang untuk menebus minyak goreng ini. Sebab, kalau tidak, selalu ada permainan, ada middleman (perantara) yang bermain dan ambil untung. Selain itu, gagasan pabrik mendistribusikan dan mengawasi langsung ke pedagang itu, menurut saya, bagus dan bisa diterapkan,” tuturnya.