Duplikasi Jembatan Kapuas 1 di Pontianak Bakal Tekan Kemacetan hingga 80 Persen
Proses pembangunan duplikasi Jembatan Kapuas 1, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, dimulai pertengahan tahun ini. Duplikasi Jembatan Kapuas 1 diyakini bisa mengurangi kemacetan 70-80 persen.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Proses pembangunan duplikasi Jembatan Kapuas 1, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, dimulai pertengahan tahun ini. Dengan duplikasi itu, tingkat kemacetan di jalur padat tersebut bisa ditekan 70-80 persen.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Kamis (31/3/2022), menuturkan, proses lelang proyek oleh pemerintah pusat berlangsung pada April. Untuk itu, bulan Juni atau selambatnya Juli, penancapan tiang pertama (ground breaking) dapat dimulai. ”Pembangunan ditargetkan rampung pada 2023,” ujarnya.
Pembebasan lahan sudah tuntas dilakukan Pemerintah Kota Pontianak dengan anggaran Rp 43,7 miliar. Pembangunan fisik akan memakai anggaran pemerintah pusat sebesar Rp 200 miliar. Jika ditambah dengan perluasan jalan di sekitarnya, anggarannya mencapai Rp 400 miliar.
Duplikasi Jembatan Kapuas 1 tersebut akan dibangun tepat di sebelah Jembatan Kapuas 1. Jika duplikasi Jembatan Kapuas 1 selesai dibangun, diperkirakan bisa mengurangi kemacetan di jalur tersebut berkisar 70-80 persen. ”Kemacetan pada jam-jam tertentu tidak menutup kemungkinan terjadi jika ada acara khusus di sekitarnya. Dalam keadaan normal sangat signifikan mengurai kemacetan,” ungkap Edi.
Lokasi kemacetan saat jam pulang dan berangkat bekerja terletak di perempatan lampu merah Jalan Tanjungpura dan Imam Bonjol serta ke arah Kecamatan Pontianak Timur dan Utara, tepatnya jalur Jembatan Kapuas 1. Saat waktu berangkat kerja, kemacetan terjadi dari arah Pontianak Timur menuju Pontianak kota. Sebaliknya, saat waktu pulang bekerja, kemacetan terjadi dari arah kota ke Pontianak Timur dan Utara.
Memasuki pukul 07.00 dan pukul 16.00, biasanya deretan kendaraan mulai terlihat antre di jalur tersebut, terutama jika ingin menyeberangi Jembatan Kapuas 1 yang membentang di atas Sungai Kapuas Pontianak dengan panjang sekitar 400 meter. Pada jam-jam tersebut, polisi biasanya membantu mengurai arus lalu lintas.
Pengendara yang memasuki jalur ke arah Jembatan Kapuas 1 kerap berdesak-desakan. Setiap 60 detik, kendaraan hanya bergerak beberapa meter. Jalur melalui Jembatan Kapuas 1 salah satu yang kerap dilintasi pengendara. Jalur alternatif melalui Jembatan Kapuas 2 juga kerap macet sehingga tidak ada pilihan bagi pengendara. Kemacetan pagi dan sore hari berkisar 2-3 jam, bahkan terkadang lebih.
Jalur tersebut, selain menghubungkan wilayah Pontianak kota dengan Pontianak Timur dan Utara, juga menuju luar kota menuju Kabupaten Mempawah dan Kota Singkawang. Bahkan, jalur itu juga kerap dilintasi warga dari kabupaten lainnya.
Agapitus (41), warga Pontianak, menyambut baik rencana pembangunan duplikasi Jembatan Kapuas 1. Ia pernah merasakan sulitnya melintas di tengah kemacetan di jalur Jembatan Kapuas 1. Warga sulit memprediksi waktu mencapai lokasi tujuan.
Sebagian besar pelayanan publik berada di wilayah Pontianak kota sehingga warga mau tak mau mesti mellintasi jalur Jembatan Kapuas 1.
Apalagi tidak ada alternatif yang lebih baik. Ketika menggunakan jalur Jembatan Kapuas 2 juga macet. Sementara sebagian besar pelayanan publik berada di wilayah Pontianak kota sehingga warga mau tak mau mesti mellintasi jalur Jembatan Kapuas 1.
”Rumah sakit yang representatif, sekolah, kampus, dan menuju bandara juga melintasi jalur tersebut jika dari Pontianak Timur dan Utara. Bahkan, saya kerap terlambat pertemuan. Duplikasi Jembatan Kapuas 1 sangat diharapkan,” ujar Agapitus.
Catatan Kompas, kemacetan di Pontianak mulai terlihat sejak 2010. Tren jumlah kendaraan baru yang masuk Pontianak dari pelabuhan, misalnya sepeda motor, sekitar 900 unit per bulan. Belum lagi sepeda motor bekas 1.000-2.000 unit per bulan. Mobil baru berkisar 400-600 unit per bulan.
Walaupun ada yang didistribusikan ke kabupaten/kota lainnya, jika 50 persen dari jumlah tersebut di Pontianak, maka dampaknya sangat signifikan terhadap kemacetan. Sementara jumlah pertambahan jalan lamban.
Dicky (30), warga lainnya, menuturkan, ia menilai penting upaya mengurai kemacetan dengan duplikasi Jembatan Kapuas 1. Setidaknya dengan keberadaan duplikasi Jembatan Kapuas 1, kemacetan bisa lebih terurai saat jam pulang dan berangkat kerja.
Kemacetan di Jembatan Kapuas 1 sulit ditembus apalagi saat jam macet di jalur tersebut.