Antisipasi Lonjakan Permintaan Menjelang Mudik, Sidoarjo Siapkan Layanan Vaksinasi Malam Hari
Dinkes Sidoarjo menyiapkan layanan vaksinasi Covid-19 pada malam hari selama Ramadhan yang akan digelar di masjid-masjid. Hal ini menjawab permintaan vaksinasi dosis penguat yang meningkat.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SIDOARJO, KOMPAS — Dinas Kesehatan Sidoarjo, Jawa Timur, menyiapkan layanan vaksinasi Covid-19 pada malam hari selama bulan Ramadhan. Acara yang akan digelar di masjid-masjid besar ini untuk menjawab permintaan vaksinasi dosis penguat atau booster yang meningkat tajam sejak pemerintah pusat menetapkannya sebagai syarat mudik Lebaran.
Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo Syaf Satriawarman, Senin (28/3/2022), mengatakan, untuk menyiapkan layanan vaksinasi Covid-19 pada malam hari tersebut, pihaknya telah menggandeng aparat kepolisian setempat, tokoh agama, hingga pengurus masjid. Upaya itu ditempuh karena Ramadhan sudah dekat.
”Layanan vaksinasi Covid-19 malam hari ini merupakan terobosan untuk menjawab dua tantangan sekaligus, yakni meningkatnya jumlah pemohon vaksin dan kekhawatiran masyarakat tentang hal-hal yang bisa mengganggu kekhusyukan dan kelancaran dalam beribadah,” ujar Syaf.
Dia mengatakan, sejumlah tempat layanan vaksinasi Covid-19 di Sidoarjo diserbu masyarakat sejak akhir pekan lalu hingga Senin (28/3/2022) ini. Di Puskesmas Ganting, Kecamatan Gedangan, misalnya, para calon peserta vaksinasi datang sejak pukul 05.00 pagi. Mereka rela menunggu kurang lebih 3 jam sebelum layanan vaksinasi dibuka pada pukul 08.00.
Tingginya minat masyarakat mengakses layanan vaksinasi tersebut mengakibatkan kuota yang disediakan oleh puskesmas, yakni sebanyak 200 dosis setiap hari, tak mencukupi. Banyak warga yang sudah mengantre sejak pagi tidak kebagian.
Selain di puskesmas, fenomena serupa juga dijumpai di gerai layanan vaksinasi Covid-19 yang dibuka di salah satu pusat perbelanjaan modern. Gerai layanan ini menyediakan 500 dosis vaksin setiap hari selama tiga hari, yakni Senin-Rabu (30/3/2022).
”Berdasarkan laporan sementara siang ini, sudah 700 peserta vaksinasi yang mendaftar, padahal dosis yang disediakan hanya 500. Peminat vaksinasi saat ini lebih tinggi dibandingkan dengan saat gelaran vaksinasi penguat secara massal di Gelora Delta Sidoarjo awal tahun kemarin,” ujar mantan Wakil Direktur RSUD Sidoarjo tersebut.
Menurut Syaf, tingginya minat masyarakat mengakses vaksinasi Covid-19 dosis penguat didorong oleh kebijakan mudik Lebaran yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Presiden Joko Widodo mengatakan, masyarakat diperbolehkan mudik Lebaran dengan syarat sudah menerima vaksinasi dosis ketiga atau penguat.
Vaksinasi dosis penguat ini diberikan setelah masyarakat menerima vaksinasi primer secara lengkap, yakni dosis pertama dan dosis kedua. Apabila sebelumnya jarak antara vaksinasi dosis penguat dan vaksinasi primer dosis kedua ditetapkan minimal enam bulan, dalam kebijakan terbaru, interval tersebut dipersingkat menjadi tiga bulan.
Dokter spesialis gigi ini menambahkan, seiring meningkatnya permintaan vaksinasi Covid-19 dosis ketiga di masyarakat, stok vaksin di gudang dinkes mulai menipis. Stok vaksin saat ini tinggal 21.000 dosis. Jenis vaksinnya juga terbatas, yakni hanya tersedia merek AstraZeneca dan Moderna.
Harapannya, permintaan itu segera dipenuhi karena capaian vaksinasi dosis penguat baru 13 persen.
Dari dua merek vaksin tersebut, masyarakat banyak yang menolak divaksin Moderna karena kejadian ikutan pascaimunisasinya tinggi. Mereka minta vaksin merek Pfizer dan Astra Zeneca. Menyiasati persoalan itu, Dinkes Sidoarjo meminta vaksinator mengurangi dosis vaksin Moderna menjadi setengah dosis.
”Adapun untuk mengatasi kekurangan jumlah vaksin untuk kebutuhan dosis penguat ini, Dinkes Sidoarjo telah meminta tambahan ke Dinkes Provinsi Jatim. Harapannya, permintaan itu segera dipenuhi karena capaian vaksinasi dosis penguat baru 13 persen,” kata Syaf.
Terbatasnya stok vaksin Covid-19 membuat masyarakat khawatir. Kekhawatiran itu setidaknya disampaikan oleh Suwarni (45), warga Desa Sukodono. Perempuan yang sehari-hari berjualan jajanan anak itu mengatakan telah mendatangi puskesmas terdekat untuk mendapatkan vaksinasi dosis ketiga.
”Namun, saya pulang dengan menanggung kekecewaan karena kuota vaksinnya sudah habis. Informasi dari desa, layanan vaksin dibuka pukul 08.00, tetapi pukul 07.00 kuotanya sudah habis,” kata Suwarni.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, permintaan vaksinasi Covid-19 diprediksi meningkat di wilayahnya karena kebijakan mudik. Selain itu, ada kebutuhan vaksinasi untuk menunjang kegiatan selama Ramadhan, seperti vaksin untuk takmir, imam, dan marbot masjid. ”Semua kebutuhan itu harus dipenuhi untuk melindungi masyarakat dari Covid-19,” ujarnya.
Meski demikian, stok vaksin yang ada saat ini diprediksi masih mencukupi karena capaian dosis penguat ini rendah. Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, capaian vaksinasi dosis ketiga di 38 kabupaten/kota baru 2,6 juta orang dari target sasaran 31 juta orang.
Adapun total stok vaksin Covid-19 di Jatim saat ini sebanyak 1,2 juta dosis yang terdistribusi di seluruh daerah. Selain itu, terdapat 2 juta dosis vaksin yang menunggu perpanjangan izin edar.