Sultan HB X: Penerapan Vaksin ”Booster” untuk Syarat Mudik Sulit Dikontrol
Pemerintah mengharuskan warga yang mudik Lebaran untuk menjalani vaksin "booster". Namun, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X menilai, penerapan aturan vaksin penguat sebagai syarat mudik akan sulit dikontrol.
Oleh
HARIS FIRDAUS
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memperbolehkan masyarakat untuk mudik Lebaran dengan syarat telah melakukan vaksinasi Covid-19 dua kali ditambah satu kali vaksin booster atau penguat. Namun, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X menilai, penerapan aturan vaksin penguat sebagai syarat mudik itu sulit dikontrol.
”Ketentuan sudah ada. Tapi sekarang pertanyaannya, cara ngontrolnya dia sudah booster atau belum itu bagaimana. Masak satu-satu kita tanya,” kata Sultan HB X saat ditemui di Gedung DPRD DIY, Kota Yogyakarta, Senin (28/3/2022).
Syarat vaksinasi untuk mudik Lebaran itu disampaikan oleh Presiden Joko Widodo dalam keterangan pers pada Rabu (23/3/2022) lalu. Dalam keterangan pers itu, Presiden mengatakan, masyarakat diperbolehkan mudik dengan syarat telah mendapatkan dua kali vaksin dan satu kali penguat serta menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Sultan HB X menyatakan, pelaksanaan aturan vaksin penguat sebagai syarat mudik itu lebih bergantung pada kesadaran masyarakat sendiri. Hal ini karena penyekatan di wilayah perbatasan untuk memeriksa pemudik yang datang dinilai sulit dilakukan.
”Masak disekat terus cuma nanya kamu sudah booster atau belum. Pasti dia ngomong sudah, enggak mungkin ngomong belum. Tapi bagaimana kita akan membuktikan?” ujar Sultan yang juga merupakan Raja Keraton Yogyakarta itu.
Oleh karena itu, Sultan mempersilakan masyarakat untuk mudik jika merasa sudah siap. Namun, Sultan juga mengimbau agar para pemudik tetap menerapkan protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.
”Logika saya, mereka yang merasa siap untuk pergi, ya, pergi saja. Yang penting dia sudah vaksin dan sebagainya. Kita enggak bisa ngontrol dia sudah vaksin booster atau belum. Ya, kesadaran sendiri saja yang dimungkinkan,” ungkap Sultan.
Biasanya memang kami mengundang warga untuk mengikuti vaksinasi. Tapi yang datang tanpa undangan juga mulai banyak. Kalau vaksinnya tersedia, tetap dilayani. (Kuncoro Sakti)
Ketua Satuan Tugas Percepatan Vaksinasi DIY Sumadi mengatakan siap mendukung kebijakan pemerintah pusat terkait syarat vaksin penguat untuk mudik Lebaran. Pemerintah Daerah DIY pun terus berupaya mempercepat vaksinasi penguat.
”Fasilitas pelayanan kesehatan sudah siap, logistik di tingkat provinsi ataupun kabupaten/kota juga mencukupi untuk melakukan vaksinasi booster,” katanya.
Berdasarkan data di situs Vaksin.kemkes.go.id, hingga Senin (28/3/2022) pukul 12.00, vaksinasi dosis ketiga atau booster di DIY baru mencapai 18,74 persen dari target. Capaian ini jauh dari vaksin dosis pertama di DIY yang sudah mencapai 110,8 persen dan vaksin dosis kedua yang telah mencapai 102,64 persen.
Meningkat
Meski begitu, Sumadi menyebutkan, setelah adanya kebijakan vaksin penguat sebagai syarat mudik, minat masyarakat untuk mengikuti vaksinasi di DIY mengalami peningkatan. ”Setelah adanya kebijakan dari pusat, memang banyak masyarakat yang melakukan booster,” ujarnya.
Namun, Sumadi berharap, warga bersedia mengikuti vaksinasi booster bukan hanya karena hal itu dijadikan syarat mudik Lebaran. Oleh karena itu, warga yang tidak mudik pun diharapkan tetap mau mengikuti vaksinasi booster yang digelar pemerintah. Sebab, vaksinasi penguat sangat penting mengendalikan situasi pandemi Covid-19.
”Harapan kami, bukan hanya karena syarat mudik. Ini kan untuk kepentingan kita semua. Jadi, semua masyarakat harus mengikuti vaksinasi booster,” tutur Sumadi.
Kepala Puskesmas Sewon II, Kabupaten Bantul, DIY, Kuncoro Sakti juga menyebutkan adanya peningkatan minat masyarakat yang mengikuti vaksinasi penguat. Hal ini terlihat dari banyaknya warga yang datang langsung ke puskesmas tersebut untuk mengikuti vaksinasi penguat. Meski tidak mendaftar terlebih dahulu, warga yang datang langsung itu tetap dilayani asalkan stok vaksin tersedia.
”Biasanya memang kami mengundang warga untuk mengikuti vaksinasi. Tapi, yang datang tanpa undangan juga mulai banyak. Kalau vaksinnya tersedia, tetap dilayani,” tutur Kuncoro.
Kuncoro memaparkan, pada Senin ini, jumlah warga yang mengikuti vaksinasi penguat di Puskesmas Sewon II sekitar 150 orang. Dari jumlah itu, sekitar 60 orang di antaranya datang langsung ke puskesmas atau tanpa membawa undangan.
”Banyak yang bertanya kepada saya, apakah bisa vaksin. Saya jawab, silakan datang saja, tapi kalau tidak membawa undangan saya minta datang setelah pukul 10.00,” papar Kuncoro.