Rombongan G20 Pengunjung Resmi Pertama yang Pakai Sandal Upanat di Candi Borobudur
Pembuatan sandal upanat akan diceritakan kepada rombongan G20 yang akan berkunjung ke Candi Borobudur. Sandal ini menjadi salah satu inovasi termutakhir upaya konservasi candi.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Ragam upaya konservasi Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjadi bagian materi kepada para delegasi G20 yang dijadwalkan berkunjung ke bangunan peninggalan sejarah Nusantara tersebut, Kamis dan Jumat (24-25/3/2022). Perwakilan negara-negara G20 tersebut juga akan mendapat kesempatan menjadi pengunjung resmi pertama yang mengenakan sandal konservasi upanat untuk naik ke bangunan candi.
”Materi penjelasan yang disampaikan pada rombongan delegasi G20 tersebut diharapkan dapat menjadi ajang sosialisasi dan publikasi kami terkait upanat,” kata Kepala Balai Konservasi Borobudur (BKB) Wiwit Kasiyati, Rabu (23/2/2022).
Perwakilan negara-negara G20 itu diharapkan menjadi tamu pertama yang mengenakan sandal upanat saat naik ke bangunan candi. Pada Kamis (24/3/2022), 40 tamu rombongan G20 direncanakan datang ke Candi Borobudur, sedangkan Jumat (25/3/2022) 80 orang. Terkait hal itu, Wiwit mengatakan, pihaknya telah menyiapkan lebih dari 120 sandal upanat.
Ada tiga desain sandal yang telah dibuat untuk para pengunjung Candi Borobudur. Satu desain menyerupai gambar yang terukir pada relief panel 150 Karmawibhangga Candi Borobudur.
Adapun dua desain lainnya dirancang semacam selop, yang saat dipakai, telapak kaki cukup dimasukkan ke bagian pelindung atau pengikat agar telapak tidak bergeser. Alas tiga desain sandal ini memakai bahan spons, sedangkan bagian atas terbuat dari tiga jenis bahan yang berbeda, masing-masing goni, pandan, dan enceng gondok.
Upaya konservasi dan sejarah pembuatan upanat tersebut nantinya akan disampaikan oleh sedikitnya lima pemandu wisata yang akan mendampingi para tamu rombongan G20. Menurut Wiwit, para tamu tersebut akan dipecah dalam kelompok-kelompok kecil dengan jumlah per kelompok maksimal 15 orang. Demi menghindari kerumunan, setiap kelompok akan naik dan berjalan di bagian candi yang berbeda.
Perwakilan negara-negara G20 itu juga akan menjadi tamu pertama yang mengenakan sandal upanat saat naik ke bangunan candi.
”Demi menghindari kerumunan dan untuk mempersingkat waktu, setiap rombongan tidak akan mengelilingi bangunan candi secara keseluruhan,” ujarnya.
Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kabupaten Magelang Soni Warsono mengatakan, semua pemandu wisata di Kabupaten Magelang, terutama di Kecamatan Borobudur, sudah menguasai semua cerita yang terukir di relief Candi Borobudur.
Selain itu, tahun lalu, para pemandu wisata juga sudah mendapatkan pelatihan dari BKB serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Mereka memperoleh tambahan pengetahuan terkait pembangunan dan berbagai upaya konservasi di Candi Borobudur.
“Dari pelatihan tersebut, kami sudah banyak mendapat pengetahuan dari para pakar bergelar profesor,” ujarnya. Semua tambahan ilmu itu semakin menambah kepercayaan diri para pemandu wisata untuk memberikan penjelasan kepada wisatawan, terutama tamu negara, seperti rombongan G20.
General Manager Taman Wisata Candi Borobudur Aryono Hendro Malyanto mengatakan, para tamu rombongan G20 tersebut akan mengunjungi bangunan candi sekitar 1,5 jam. Saat para tamu negara ini datang, Taman Wisata Candi Borobudur akan tetap dibuka bagi pengunjung umum. Namun, interaksi dengan wisatawan lain dipastikan tidak akan terjadi karena rombongan ini melalui jalur pintu masuk berbeda. Perwakilan negara anggota G20 ini juga dimungkinkan naik ke bangunan candi, sedangkan pengunjung lain tetap dilarang naik dan hanya berjalan-jalan di pelataran bagian bawah.