Tujuh Daerah di Jatim Berstatus PPKM Level 3, Vaksinasi Terus Dikejar
Penanganan pandemi Covid-19 di Jatim menunjukkan progres positif yang ditandai dengan meningkatnya jumlah daerah yang berstatus level 1. Namun jumlah daerah level 3 masih tujuh daerah.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·4 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Penanganan pandemi Covid-19 di Jawa Timur menunjukkan progres positif. Terdapat lima daerah yang berstatus level 1 pembatasan kegiatan masyarakat sehingga mendorong aktivitas ekonomi masyarakat. Namun, masih ada tujuh daerah yang berstatus level 3. Kewaspadaan masyarakat perlu terus dipertahankan karena varian baru Covid-19 terus mengancam.
Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2022 yang terbit 21 Maret 2022, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 1 ada di Kota Surabaya, Kota Mojokerto, Kabupaten Tuban, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Lamongan. Sementara tujuh daerah yang saat ini berstatus level 3 adalah Lumajang, Kota Probolinggo, Kota Madiun, Jombang, Pamekasan, Nganjuk, dan Bangkalan.
Adapun daerah berstatus level 2 sebanyak 26 daerah yang meliputi Kabupaten Tulungagung, Trenggalek, Situbondo, Sidoarjo, Ponorogo, Pacitan, Ngawi, Magetan, Madiun, Kota Malang, Kota Kediri, Kota Blitar, dan Kota Batu. Selain itu, Kabupaten Kediri, Bondowoso, Kabupaten Blitar, Banyuwangi, Kabupaten Sumenep, Sampang, Probolinggo, Kota Pasuruan, Kabupaten Pasuruan, Jember, Gresik, dan Bojonegoro. Instruksi berlaku mulai tanggal 22 Maret hingga 4 April 2022,
Daerah kabupaten kota yang statusnya PPKM level 1 di Jatim merupakan yang terbanyak di Jawa dan Bali,” ujar Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Selasa (22/3/2022).
Khofifah mengatakan, membaiknya situasi pandemi saat ini ini menjadi sinyal positif bagi Jatim. Artinya, aktivitas ekonomi bisa kembali didorong. Demikian halnya dengan aktivitas pendidikan, kesenian, dan sektor lain. Meski demikian, masyarakat diimbau tetap waspada dan jangan lengah untuk menegakkan protokol kesehatan.
Gubernur Khofifah juga meminta agar vaksinasi Covid-19 terus dipercepat dan ditingkatkan capaiannya, terutama vaksinasi primer dosis kedua serta vaksinasi dosis penguat. Vaksin dinilai efektif meningkatkan daya tahan masyarakat dalam menghadapi serangan virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, hingga Senin (21/3/2022), pertambahan kasus harian terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 228 orang. Sementara kasus aktif sebanyak 4.135 kasus. Penanganan berupa perawatan, penelusuran, dan pengetesan telah dilakukan secara maksimal berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Capaian vaksinasi di Jatim per hari ini telah mencapai 91,24 persen untuk penyuntikan dosis pertama, 74,22 persen untuk dosis kedua, dan baru 7,18 persen untuk dosis penguat. Adapun capaian vaksinasi lansia dosis pertama di angka 73,06 persen, dosis kedua 55,42 persen, dan dosis ketiga 6,26 persen.
”Khusus untuk vaksinasi, mohon pada setiap kabupaten/kota agar menjadikan percepatan vaksinasi kedua dan penguat sebagai prioritas. Maksimalkan stok vaksin yang ada untuk segera didistribusikan. Vaksinasi penting untuk meningkatkan kekebalan masyarakat. Selain itu, vaksinasi dosis kedua akan menjadi acuan penetapan level PPKM yang terbaru,” ucap Khofifah.
Varian baru masih mengancam.
Berdasarkan Dashboard Kementrian Kesehatan/Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN), jumlah orang yang divaksin dosis pertama dan kedua di Jatim menempati urutan tertinggi kedua di Indonesia. Seementara jumlah orang yang divaksin dosis ketiga di Jatim menempati urutan tertinggi ketiga di Indonesia.
Terkait perkembangan tingkat keterisian rumah sakit (BOR), hal itu berjalan seiring dengan perkembangan jumlah kasus. Sejauh ini BOR di rumah sakit rujukan Covid-19 terus menurun. BOR ICU Jatim saat ini berada di angka 12 persen, BOR isolasi RS 10 persen, BOR RS darurat 3 persen, dan BOR isolasi terpusat 1 persen.
”Penanganan Covid-19 di Jatim sesuai harapan. Bersama-sama semua lini, Jawa Timur akan terus berupaya maksimal dengan harapan pandemi segera bisa diakhiri,” ucap Khofifah.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo, dalam webinar Beban Penyakit Menular dan ”Dampak Lingkungan di Era Pandemi Covid-19”, Sabtu (19/3/2022), mengingatkan, varian baru masih mengancam. Oleh karena itulah, kewaspadaan harus tetap tinggi meski kasus mereda.
Menurut Windhu, protokol kesehatan (prokes) dan vaksinasi menjadi kunci penanganan pandemi. Penularan akan terjadi apabila ada ketidakpatuhan dalam pelaksanaan prokes. Selain itu, cakupan vaksinasi Covid-19 di daerah harus sudah sangat tinggi agar kekebalan masyarakat segera terbentuk.
”Paling tidak, capaian vaksinasi primer dosis kedua harus sudah 100 persen. Daerah-daerah yang capaian vaksinasinya masih rendah atau kurang dari 50 persen segera dikejar. Daerah itu mayoritas berada di kawasan tapal kuda,” ujar Windhu.