Kasus baru Covid-19 kembal naik di beberapa negara Eropa, termasuk Inggris, menyusul penyebaran subvarian Omicron BA.2. Selain subvarian ini, juga ditemukan varian kombinan Delta dan Omicron.
Oleh
AHMAD ARIF
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kasus baru Covid-19 telah naik lebih tinggi dalam beberapa hari terakhir di beberapa negara Eropa, termasuk Inggris, menyusul penyebaran subvarian Omicron BA.2. Selain subvarian ini, juga ditemukan varian yang memiliki ciri kombinasi Omicron dan Delta.
”Eropa saat ini terancam mengalami gelombang pandemi berikutnya seiring dengan penularan BA.2,” kata epidemiolog Indonesia di Griffith University, Dicky Budiman, Senin (14/3/2022).
Menurut dia, subvarian BA.2 yang bisa kembali menginfeksi mereka yang sebelumnya telah tertular oleh Omicron atau varian lain, perlu diwaspadai. Indonesia yang sudah bersiap memasuki fase transisi dengan melonggarkan pembatasan juga perlu lebih waspada agar tidak kembali mengalami lonjakan kasus.
Data Pemerintah Inggris yang bisa diakses di https://coronavirus.data.gov.uk/ menunjukkan,399.820 orang dinyatakan positif SARS-CoV-2 di negara ini antara 5 dan 11 Maret, meningkat 143.956 (56,3 persen) dibandingkan dengan sepekan sebelumnya. Sedangkan rawat inap meningkat 16,9 persen dari minggu sebelumnya.
Ketua Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerbanmengatakan, saat ini sudah ditemukan ”Deltacron”, yaitu varian yang diduga memiliki elemen Delta dan Omicron. ”Varian ini mengandung gen dari kedua varian itu yang membuatnya menjadi virus rekombinan,” sebut Zubairi.
Menurut Zubairi, saat ini belum ada data yang menunjukkan varian ini lebih menular atau mematikan karena data yang dapat digunakan masih terbatas. Namun, sejumlah ahli telah mengingatkan agar varian ini diawasi.
Sejak awal tahun
Keberadaan Deltacron awalnya dilaporkan oleh laboratorium di Siprus sejak Januari 2022. Namun, saat itu diragukan kebenarannya dan dianggap terjadi karena kontaminasi dalam pemeriksaan di laboratorium. Namun, GISAID yang mengumpulkan data genom SARS-CoV-2 secara global telah merilis bukti kuat pertama varian Deltacron yang dikirim Institut Pasteur di Perancis,pekan lalu.
GISAID menyebutkan, varian tersebut telah diidentifikasi di beberapa wilayah Perancis dan tampaknya sudah beredar sejak awal tahun. ”Genom dengan profil serupa juga telah diidentifikasi di Denmark dan Belanda,” tulis GISAID.
Tiga pasien di Perancis terinfeksi versi SARS-CoV-2 yang menggabungkan protein paku dari varian Omicron dengan ”tubuh ” varian Delta.
Virolog Philippe Colson dari IHU Mediterranee Infection di Marseille, Perancis, dalam laporan penelitiannya yang dirilis di medRxiv pada Selasa (8/3/2022) menyebutkan, timnya menemukan tiga pasien di Perancis yang terinfeksi versi SARS-CoV-2 yang menggabungkan protein paku dari varian Omicron dengan ”tubuh” varian Delta.
”Selama pandemi SARS-CoV-2, dua varian atau lebih telah beredar bersama selama periode waktu yang sama dan di wilayah geografis yang sama. Ini menciptakan peluang untuk rekombinasi di antara dua varian ini,” sebut Colson dalam paper-nya.
Berikutnya, Amerika Serikat juga mengonfirmasi adanya dua kasus yang diduga terinfeksi Deltacron. Temuan ini dilaporkan Alexandre Bolze dari Department of Laboratory Medicine and Pathology, University of Washington Medical Center, di situs medRxiv pada Sabtu (12/3/2022), dan belum ditinjau sejawat.
Laboratorium Helix yang berafiliasi dengan Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) AS, yang berbasis di San Mateo, California, menemukan dua kasus unik hibrida Delta-Omicron ketika mengurutkan hampir 30.000 sampel positif Covid-19 yang diperoleh dari individu AS antara November dan Februari 2021.
Menurut laporan ini, hibrida Delta-Omicron yang dikenal sebagai rekombinan, termasuk jarang terjadi. Sejauh ini juga belum ada bukti mutasi semacam itu menyebar lebih mudah daripada Omicron.
Selain itu, penelitian Bolze dan tim juga mengidentifikasi 20 kasus di mana individu terinfeksi Delta dan Omicron pada saat yang sama, termasuk satu kasus yang termasuk virus rekombinan tingkat rendah. Dua kasus koinfeksi telah dilaporkan dalam penelitian lain yang saat ini sedang ditinjau sejawat.