Banjir Rendam Balikpapan, Terparah dalam 10 Tahun Terakhir
Banjir merendam sejumlah titik di seluruh kecamatan di Kota Balikpapan. Banjir ini tercatat yang terparah dalam 10 tahun terakhir.
Oleh
SUCIPTO
·2 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS — Hujan deras sejak Rabu (16/3/2022) dini hari membuat sejumlah titik di seluruh kecamatan di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, terendam banjir. Banjir dengan ketinggian mencapai 2 meter itu merupakan yang terparah dalam 10 tahun terakhir.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Balikpapan mencatat, banjir terjadi di sejumlah titik di enam kecamatan. Genangan air terparah tersebar di Jalan MT Haryono. Gang Beller, Mufakat I, dan Mufakat II menjadi titik terparah.
Berdasarkan catatan BPBD Kota Balikpapan, ini merupakan banjir terparah setelah banjir besar pada 2012. Banjir ini diduga merupakan siklus 10 tahunan.
”Sebanyak 42 orang sudah kami evakuasi. Mereka terdiri dari lima bayi, warga lansia, dan orang dewasa. Beberapa sedang sakit sehingga kami evakuasi ke puskesmas terdekat,” ujar Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kota Balikpapan Usman Ali.
Hingga pukul 18.00 Wita, banjir sudah mulai surut di sejumlah titik. Namun, di Gang Beller masih terdapat genangan air sekitar 30 sentimeter di beberapa lokasi. BPBD setempat bekerja sama dengan kepolisian dan TNI menyiapkan posko pengungsian dan dapur umum.
Kepala Bidang Humas Polda Kaltim Komisaris Besar Yusuf Sutejo menyebutkan, sebuah mobil dapur umum milik Brimob sudah disiapkan untuk menyalurkan bantuan pangan kepada warga. Selain itu, sejumlah personel kepolisian juga diturunkan untuk mengevakuasi warga terdampak dan melakukan pembersihan.
”Kami bersiaga untuk mengantisipasi banjir lanjutan kalau terjadi hujan,” ujar Yusuf.
Rugi ratusan juta
Banjir kali ini menyebabkan kerugian pada sejumlah warga karena air masuk ke dalam rumah dan toko warga. Ucok, pedagang baju di Jalan MT Haryono, mengatakan, ratusan barang dagangannya basah terendam banjir. Baju-baju itu tak terselamatkan dan kotor.
”Kerugian sekitar Rp 100 juta. Ini ndak tahu bisa dijual lagi atau ndak. Kalaupun bisa, harganya mungkin turun,” katanya.
Terkait kejadian ini, Gubernur Kaltim Isran Noor menyiapkan dana penanganan bencana untuk membantu korban banjir. Ia masih berkoordinasi dan menunggu data warga terdampak. ”Pokoknya dana darurat untuk penanganan bencana ada. Kami data kembali dengan pemda, baru kami tindak lanjuti,” ujar Isran.