Banjir di Purworejo Meluas, Permintaan Evakuasi Bertambah
Area banjir di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, meluas dan jumlah pengungsi terus bertambah. Bantuan logistik dipastikan akan terus disiapkan.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
PURWOREJO, KOMPAS — Area terdampak banjir di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, meluas ke sejumlah lokasi baru, Selasa malam hingga Rabu (15-16/2/2022). Permintaan evakuasi dan jumlah warga yang mengungsi terus bertambah.
Subkoordinator Evakuasi dan Penyelamatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo Iman Tjiptadi mengatakan, pada Rabu pagi, pihaknya sudah mengevakuasi 130 warga Desa Kedungmulyo, Kecamatan Butuh, yang kemudian mengungsi di balai desa. Permintaan mengungsi juga datang dari dua desa lain di Kecamatan Butuh, yaitu Desa Rowodadi dan Desa Klepu. Namun, jumlah warga yang harus dievakuasi masih didata.
”Permintaan untuk mengevakuasi warga di lokasi lain dimungkinkan juga masih terus bertambah,” ujarnya, Rabu.
Banjir menggenangi 19 desa di 11 kecamatan di Purworejo sejak Selasa dengan ketinggian air berkisar 1-1,5 meter. Sekitar 500 orang mengungsi, tetapi pada Selasa malam sekitar 200 orang dari dua desa di Kecamatan Bagelen kembali ke rumah karena banjir mulai surut. Sisanya masih belum berani pulang karena air masih menggenang. Namun, Rabu pagi, permintaan evakuasi muncul di daerah lain yang terdampak.
Pada Selasa malam, debit air dari Kali Jali, Kali Dlangu, dan Kali Gebang meningkat sehingga memicu banjir di sebagian wilayah di Kecamatan Butuh yang berada di sisi selatan Kabupaten Purworejo. Ketinggian air masih berkisar 1-1,5 meter.
Selain merendam kawasan perkampungan dan permukiman warga, air juga menggenangi jalur utama Purworejo-Kebumen di Kecamatan Butuh setinggi sekitar 1 meter pada Selasa malam sekitar pukul 21.00. Jalur pun ditutup dan arus lalu lintas dialihkan.
Banjir limpasan
Iman mengatakan, banjir yang terjadi di wilayah selatan Kabupaten Purworejo itu memang biasa terjadi. Wilayah selatan biasanya menerima limpasan air dari daerah sisi utara, setelah sebelumnya wilayah tersebut lebih dahulu terdampak banjir. Hal ini biasa terjadi tanpa perlu dipicu oleh hujan dengan intensitas deras. Pada Selasa petang hingga Rabu pagi, di Kabupaten Purworejo sama sekali tidak turun hujan.
Pada Selasa petang hingga Rabu pagi, di Kabupaten Purworejo sama sekali tidak turun hujan.
Kepala Bidang Evakuasi dan Penyelamatan BPBD Kabupaten Purworejo Lilos Hapsarato mengatakan, mulai Selasa siang hingga malam, pihaknya sudah menyalurkan 141 paket logistik untuk 5.600 warga. Adapun warga penerima logistik adalah mereka yang berada di pengungsian dan mereka yang masih berjaga serta mengamankan rumah masing-masing di desa.
Satu paket logistik terdiri dari beras 5 kilogram (kg), mi instan satu kardus, air mineral, saus, kecap, teh, kopi, minyak goreng, gula pasir, dan ikan sarden. Selain itu, masih ada ratusan paket lain yang disiapkan di gudang logistik,
BPBD Kabupaten Purworejo saat ini juga sudah menerima tambahan suplai logistik dari berbagai pihak. Sebagian penyumbang menyediakan makanan siap santap, seperti nasi bungkus.
Sekretaris Kelurahan Katerban Eko Winarni mengatakan, banjir di Kelurahan Katerban yang sebelumnya pada Selasa sempat mencapai 1 meter lebih, pada Rabu pagi ini sudah benar-benar surut.
Karena pada Rabu pagi cuaca terpantau cerah, sebagian dari 58 warga Kelurahan Katerban yang mengungsi di gedung Pusat Pendidikan dan Latihan (Pusdiklat) Purworejo di Kecamatan Kutoarjo sudah mulai pulang dan membersihkan rumah.
Kendatipun demikian, untuk sementara ini, sebagian besar dari warga belum memastikan akan kembali tinggal di rumah atau masih akan tinggal di pengungsian.
”Sementara ini, kami masih perlu melihat situasi, apakah hari masih turun hujan dan masih ada potensi banjir atau tidak,” ujarnya.