PPKM Level 3, Kota Cirebon Segera Mulai Pembelajaran Tatap Muka 50 Persen
Setelah lebih dari dua pekan menerapkan pembelajaran jarak jauh, Pemkot Cirebon, Jawa Barat, segera membuka pembelajaran tatap muka. Namun, PTM rencananya dilaksanakan terbatas 50 persen sesuai status PPKM.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS – Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, segera menerapkan pembelajaran tatap muka atau PTM seiring dengan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat level 3 di wilayah itu. Meski demikian, PTM dibatasi hanya 50 persen siswa dengan durasi empat jam pelajaran.
”Besok (Senin, 14/3/2022), kami baru agendakan rapat rencana PTM,” ucap Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Cirebon Agus Mulyadi, Minggu (13/3/2022), di Cirebon. Pihaknya membuka PTM seiring pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 di Cirebon.
Ketentuan PPKM level 3 Kota Cirebon diatur dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2022 dan Surat Edaran Wali Kota Cirebon Nomor 443/SE.26-PEM tentang PPKM Level 3. Dalam regulasi itu, daerah dapat menggelar PTM terbatas atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).
”Jika dibuka, PTM akan dilakukan secara terbatas. (Kehadiran siswa) 50 persen dulu dengan empat jam pelajaran,” ungkap Agus yang juga Sekretaris Daerah Kota Cirebon. Saat PPKM level 1 Januari 2022, PTM dilaksanakan tanpa pembatasan jumlah siswa dengan enam jam pelajaran sehari.
Dua pekan lalu, pemkot menerapkan PJJ untuk seluruh satuan pendidikan di Kota Cirebon. Saat itu, kota berpenduduk 340.000-an jiwa tersebut masuk kategori PPKM level 4 atau sangat rentan penyebaran virus korona baru. Selain sekolah, ruang publik, seperti alun-alun juga ditutup.
Namun, sejak Selasa (8/3/2022), Kota Cirebon masuk PPKM level 3 seiring denganpenurunan laju penyebaran Covid-19. Dari data Kementerian Kesehatan, transmisi komunitas di Cirebon saat ini 124 per 100.000 penduduk. Akhir Februari lalu, transmisinya 366 per 100.000 penduduk per pekan.
Tingkat rawat inap pasien Covid-19 di Kota Cirebon kini 19,64 per 100.000 penduduk per pekan. Dua pekan lalu, tingkat pasien yang diisolasi di rumah sakit mencapai 74,52 per 100.000 penduduk per minggu. Adapun tingkat kematian Covid-19 dalam sepekan ini tercatat satu orang.
Agus mengingatkan sekolah agar memastikan protokol kesehatan (prokes) berjalan saat PTM dan rutin melaporkan perkembangan PTM ke aplikasi Jaga Sekolah. Aplikasi ini mencatat jumlah kasus Covid-19 di sekolah. ”Ini bagian kendali kita untuk memonitor sekolah,” katanya.
Selama pelaksanaan PTM di Kota Cirebon akhir Januari hingga awal Februari, tercatat 68 siswa dari 21 satuan pendidikan berbagai tingkatan terkonfirmasi positif Covid-19. Kasus positif terbanyak berasal dari SD Kebon Baru dengan 19 orang dan SMAN 1 dengan 12 orang.
Selain penerapan prokes, pihaknya juga terus memperluas cakupan vaksinasi Covid-19 untuk siswa. Hingga kini, vaksinasi dosis pertama anak usia 6-11 tahun di Cirebon mencapai 37.554 anak atau 120 persen dari target, sedangkan dosis kedua sudah 73 persen atau 22.804 anak.
Adapun total vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Kota Cirebon sudah mencapai 283.560 atau melebihi target 262.198 orang, sedangkan dosis kedua 228.009 atau 86,96 persen. Vaksinasi ketiga baru sekitar 14 persen. Masyarakat diimbau ke puskesmas untuk ikut vaksinasi penguat.
Vaksinasi dosis pertama anak usia 6-11 tahun di Cirebon mencapai 37.554 anak atau 120 persen dari target, sedangkan dosis kedua sudah 73 persen atau 22.804 anak.
Wakil Kepala Sekolah bidang Kehumasan SMPN 1 Kota Cirebon Daryo Susmanto mengatakan, belum ada pemberitahuan pelaksanaan PTM. Pihaknya masih menerapkan PJJ. Meski demikian, pihaknya siap menggelar PTM. Capaian vaksinasi di sekolah, misalnya, lebih dari 80 persen.
Pihaknya juga akan mengawasi penegakan prokes di lingkungan sekolah. Misalnya, larangan berkerumun dan kewajiban bermasker. ”Ketika di sekolah, kami masih bisa mengendalikan siswa. Namun, di luar sekolah, kami tidak tahu persis bagaimana prokesnya,” katanya.