PPKM Level 4, Kota Cirebon Terapkan PJJ hingga Siapkan Tempat Isolasi
Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, menerapkan pembelajaran jarak jauh hingga menyiapkan tempat isolasi terpadu untuk mencegah penyebaran Covid-19. Apalagi, status Cirebon saat ini berada di PPKM level 4.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·2 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Pemerintah Kota Cirebon, Jawa Barat, menerapkan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM level 4 mulai Selasa hingga Senin (22-28/2/2022). Selain menjalankan pembelajaran jarak jauh di sekolah, Pemkot juga menyiapkan tempat isolasi terpadu untuk menekan lonjakan kasus Covid-19.
Pembelajaran jarak jauh (PJJ) di semua tingkatan sekolah mulai dijalankan pada Rabu ini. Regulasi ini mengacu pada Surat Edaran Wali Kota Cirebon Nomor 443/SE.20-PEM terkait PPKM level 4 di Kota Cirebon. Dua pekan sebelumnya, saat Cirebon masih berstatus level 3, Pemkot membatasi jumlah siswa 50 persen dari kapasitas yang ada.
Ketua Harian Satuan Tugas Covid-19 Kota Cirebon Agus Mulyadi mengatakan, PJJ diterapkan untuk mencegah penyebaran virus korona baru di lingkungan sekolah. Apalagi, sedikitnya 68 siswa dari 21 tingkatan satuan pendidikan di Cirebon terpapar Covid-19 selama pembelajaran tatap muka (PTM). Kasus positif terbanyak berasal dari SD Kebon Baru dengan 19 kasus.
Temuan kluster Covid-19 di sekolah turut meningkatkan jumlah kasus Covid-19 di Kota Cirebon. Saat ini tercatat 711 orang yang masih menjalani isolasi. Padahal, bulan lalu nyaris tidak tercatat warga yang positif Covid-19. Adapun total kasus terkonfirmasi dalam dua tahun terakhir mencapai 13.728 orang. Sebanyak 535 orang di antaranya meninggal.
Selain kasus positif, tingkat hunian rumah sakit di Kota Cirebon juga meningkat. ”Terakhir, okupansi ruang isolasi masih 37 persen dari 265 tempat tidur. Padahal, sudah ada peningkatan jumlah tempat tidur. Pasien gejala ringan diharapkan bisa isolasi mandiri di rumah, kecuali yang lansia dan (punya) komorbid,” ujar Agus.
Mengantisipasi penuhnya rumah sakit, Pemkot Cirebon menyiapkan anggaran sekitar Rp 1 miliar untuk membiayai tempat isolasi terpadu selama sekitar sebulan.
Mengantisipasi penuhnya rumah sakit, Pemkot Cirebon menyiapkan anggaran sekitar Rp 1 miliar untuk membiayai tempat isolasi terpadu selama sekitar sebulan. Tahun lalu, Pemkot juga menyewa dua hotel sebagai tempat isolasi pasien Covid-19 bergejala ringan. ”Kami sudah siapkan anggaran di BTT (belanja tak terduga), tapi belum menetapkan tempat,” lanjutnya.
Pihaknya juga mengalokasikan dana sekitar Rp 2,6 miliar untuk pelacakan, pengetesan, hingga pengadaan vitamin bagi pasien Covid-19. Dana itu bakal digunakan hingga enam bulan ke depan seiring lonjakan jumlah kasus. ”Jabar, termasuk Cirebon, sedang menuju puncak. Mungkin sampai awal Maret kita meningkat. Setelah melewati puncak, (kasus) kita akan turun lagi,” ungkapnya.
Wakil Wali Kota Cirebon Eti Herawati mengatakan, sebagai daerah pelintasan, Cirebon kerap dikunjungi pelaku perjalanan. Kondisi ini memicu peningkatan jumlah kasus Covid-19. ”Tapi, saya sangat yakin, kalau dari warga kami, prokes (protokol kesehatan) sudah dijaga. Selain prokes, vaksin dan edukasi masih terus dilakukan,” katanya.