8 Lokasi di Wonosobo Longsor, Warga Diimbau Waspada
Longsor terjadi di delapan lokasi di Wonosobo, Jawa Tengah. Tidak ada korban jiwa, tetapi kerugian material mencapai ratusan juta rupiah. Masyarakat diimbau mewaspadai hujan lebat beberapa pekan ke depan.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·3 menit baca
WONOSOBO, KOMPAS — Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang melanda Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Selasa (8/3/2022) sore, menyebabkan longsor di delapan lokasi. Meski tidak ada korban jiwa, longsor menutup jalan, merusak rumah, dan mengancam bangunan sekolah dengan kerugian total lebih dari Rp 100 juta.
”Hujan dengan intensitas tinggi selama lebih kurang tiga jam mengakibatkan tebing longsor setinggi sekitar enam meter dan lebar sekitar 3 meter dan menutup bahu Jalan Kalibeber, Deroduwur,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wonosobo Bambang Tri saat dihubungi dari Banyumas, Rabu (9/3/2022).
Selain di Kalibeber, lanjut Bambang, longsor juga terjadi di Dusun Mojotengah dan Dusun Wonoyoso, Desa Mojosari; Dusun Serang, Desa Derongisor; Dusun Kemejing, Desa Larangan; dan Dusun Depok, Desa Sukorejo. Semuanya berada di Kecamatan Mojotengah.
Longsor yang terjadi pukul 18.00 di Dusun Mojotengah menyebabkan fondasi senderan samping rumah milik Mudin terkikis. Kemudian ada tebing setinggi empat meter dan panjang 15 meter ambrol menutup bahu jalan penghubung Mojotengah dengan Watumalang. Bahu jalan juga longsor di Desa Derongisor dan Larangan.
Di Desa Larangan, longsoran bahu jalan juga menimpa tembok samping rumah milik Edi Pramono. Longsor di Desa Sukorejo menimpa rumah Saifudin dan merusak sisi dapur dan kamar mandi. ”Korban jiwa nihil, tapi ada tiga rumah yang rusak. Kerugian material sekitar Rp 37 juta,” papar Bambang.
Sementara itu, longsor di Dusun Surengede dan Krakal, Kecamatan Kejajar menyebabkan tebing setinggi 12 meter dan panjang 5 meter mengenai rumah. Sementara banjir di Dusun Krakal menyebabkan fondasi sisi belakang SDN 3 Surengede sepanjang 10 meter dan tinggi 2 meter ambrol tergerus aliran sungai dan menimbulkan kerugian Rp 105 juta. ”Siswa masih belajar, tetapi dibuat bergiliran,” tutur Bambang.
Dihubungi secara terpisah, prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Tunggulwulung Cilacap, Rendi Krisnawan, menyampaikan, intensitas hujan pada dasarian pertama Maret masih lumayan tinggi. Berdasarkan peta prakiraan akumulasi curah hujan per dasarian, pada dasarian I Maret untuk wilayah Wonosobo dan sekitarnya terpantau curah hujan tinggi berkisar 151-300 milimeter (mm). Pada dasarian II dan III Maret, intensitas hujan diprediksi mulai turun ke menengah berkisar 51-150 mm.
”Kalau untuk wilayah pesisir selatan Jateng seperti Cilacap-Kebumen bagian selatan, cenderung sedang. Namun, untuk wilayah pegunungan tengah Jawa Tengah meliputi Cilacap bagian barat/utara, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, dan sekitarnya diperkirakan masih ada potensi curah hujan dalam kategori tinggi dalam setiap dasarian,” paparnya.
Rendi melanjutkan, pada dasarian I April, diprediksi intensitas hujan kembali naik ke tinggi berkisar 151-200 mm untuk wilayah Banjarnegara, Purbalingga, Pemalang, Pekalongan, dan Batang. Untuk itu, masyarakat diimbau waspada terhadap intensitas hujan yang tinggi serta mewaspadai potensi banjir bandang dan longsor di sekitarnya.