Jalur penghubung antara Kabupaten Wonosobo dan Kebumen putus di Wadaslintang karena ambles. Pengendara harus memutar lewat jalan alternatif.
Oleh
WILIBRORDUS MEGANDIKA WICAKSONO
·2 menit baca
WONOSOBO, KOMPAS — Jalan penghubung Wonosobo-Prembun (Kebumen) longsor, tepatnya di Desa Trimulyo, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Selasa (12/1/2021) pagi. Tidak ada korban jiwa dalam longsor ini, tetapi pengendara yang akan menuju Kebumen atau Wonosobo harus memutar hingga puluhan kilometer.
”Jalur utama antara Wadaslintang dan Kebumen telah putus total pada hari Selasa sekitar pukul 04.45 karena jalan ambles akibat hujan turun terus-menerus sejak Senin Pukul 15.00,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Wonosobo Zulfa Akhsan Alim Kurniawan saat dihubungi dari Banyumas, Jawa Tengah, Selasa (12/1/2021).
Zulfa menyampaikan, pihaknya saat ini sedang berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait di Provinsi Jawa Tengah, UPTD Pekerjaan Umum Bina Marga, dan Dinas ESDM. ”Panjang jalan yang putus sekitar 20 meter dengan kedalaman longsor sekitar 5 meter,” katanya.
Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Wonosobo Ajun Komisaris Harman R Sitorus menyampaikan, tidak ada korban jiwa dalam longsor ini. Namun, warga dan pengendara yang biasa melewati jalur ini terpaksa harus memutar lewat jalur lain dengan jarak sekitar 50 kilometer.
”Jalur tidak bisa dilalui kendaraan roda dua ataupun roda empat. Pengendara bisa lewat Kretek, Sapuran, lalu Kepil atau dari Sawangan ke arah Banjarnegara lalu ke Mandiraja kemudian lewat Sempor dan Gombong,” tutur Harman.
Harmanto (51), warga setempat, menyampaikan, saat kejadian terdapat suara gemuruh yang mengagetkan warga sekitar. ”Rumah saya sekitar 200 meter dari lokasi. Ada suara gemuruh, tetapi untung di bawahnya tidak ada rumah, hanya perkebunan,” kata Harmanto.
Menurut Harmanto, bagi pengendara sepeda motor, terdapat jalur alternatif lewat perkampungan sekitar, tetapi untuk mobil harus berputar sekitar 20 kilometer dari arah utara melalui Kaliwiro-Medono-Gumelar-Besuki-Tirip-Cangkring. ”Untuk motor, nanti diarahkan lewat jalan perkampungan, tetapi tidak bisa dilewati oleh mobil. Mobil bisa lewat Kaliwiro hingga Cangkring, jaraknya bisa sekitar 20 kilometer,” katanya.
Mobil bisa lewat Kaliwiro hingga Cangkring, jaraknya bisa sekitar 20 kilometer.
Christian Ardy Hermawan (32), salah satu warga Wadaslintang, juga menyampaikan, daerah itu memang rawan longsor dan di bawahnya terdapat aliran sungai. ”Sekitar 50 meter dari lokasi itu, beberapa tahun lalu, juga ambles separuh,” ucapnya.