Revitalisasi Dua Pasar Senilai Rp 22 Miliar di Cirebon, Emil: Bangkitkan Ekonomi Rakyat
Revitalisasi Pasar Pasalaran dan Pasar Kue di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, telah tuntas. Perbaikan yang menghabiskan sekitar Rp 22 miliar itu diharapkan membangkitkan ekonomi rakyat di tengah situasi pandemi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (mengenakan topi) memberikan keterangan kepada awak media setelah peresmian Pasar Pasalaran di Kabupaten Cirebon, Jumat (4/3/2022). Perbaikan pasar yang pernah terbakar itu menelan anggaran sekitar Rp 9 miliar.
CIREBON, KOMPAS — Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan Pasar Pasalaran dan Pasar Kue yang telah direvitalisasi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Jumat (4/3/2022). Perbaikan dua pasar senilai Rp 22,7 miliar itu diharapkan membangkitkan lagi ekonomi rakyat di tengah pandemi Covid-19.
Revitalisasi Pasar Pasalaran menelan anggaran Rp 9,2 miliar, sedangkan Pasar Kue sebesar Rp 13,5 miliar. ”Perbaikan pasar ini agar ekonomi rakyat menjadi ekonomi nomor satu lagi. Salah satu ukurannya, golongan menengah atas yang biasanya malas berbelanja ke pasar, sekarang mau ke sini karena bersih,” ujar Emil, sapaan Ridwan Kamil.
Dengan perbaikan tersebut, pedagang tak lagi menempati tempat darurat yang dihuni lebih dari empat tahun. Pasar yang berada di Weru, tepat di pinggir jalur pantai utara, hangus terbakar pada Mei 2016. Sekitar 200 kios dan 600 los pun terdampak si jago merah. Revitalisasi pasar pun dilakukan bertahap.
”Sekarang, ada lebih dari 1.400 pedagang di Pasar Pasalaran. Pasar ini juga menjadi pasar terbesar di Wilayah 3 Jabar (Cirebon, Indramayu, Majalengka, Kuningan). Mudah-mudahan yang kurang, akan kami perbaiki, disempurnakan,” ungkap Emil. Pasar dua tingkat itu juga berada dekat kawasan batik Trusmi yang menjadi destinasi wisata.
Menurut Emil, dalam tiga tahun terakhir, pemprov telah merevitalisasi 21 pasar rakyat di Jabar. Pihaknya berkomitmen membenahi pasar-pasar tradisional. Apalagi, pandemi Covid-19 kini bergerak menjadi endemi. ”Artinya, penyakitnya tidak akan hilang, tetapi tidak banyak yang ke rumah sakit. Kita akan hidup normal lagi,” ujarnya.
Emil menuturkan, dua tahun terakhir, perbaikan pasar, jalan, dan infrastruktur lainnya terhambat karena pengalihan anggaran untuk penanganan Covid-19. ”Pemprov itu hilang Rp 5 triliun karena Covid-19. Saya mohon maaf, nanti 2022 insya Allah seiring situasi normal, akan kami perbaiki lagi (infrastruktur),” ungkapnya.
Kompas/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Pedagang menanti pembeli di Pasar Batik Trusmi di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, tampak lengang, Selasa (15/9/2020). Dari 190 kios di pasar, lebih dari 50 persen di antaranya memilih tutup karena sepi pembeli akibat pandemi Covid-19. Kawasan Trusmi juga sempat menjadi kluster penularan Covid-19 setelah 16 warga terkonfirmasi positif.
Sementara itu, Bupati Cirebon Imron Rosyadi mengapresiasi perbaikan dua pasar rakyat Cirebon oleh Pemprov Jabar. Revitalisasi pasar itu, menurut dia, memberikan akses berjualan yang lebih baik bagi pedagang dan pada akhirnya menggeliatkan ekonomi daerah. Namun, dia meminta pengelola dan pedagang menjaga kebersihan dan keamanan pasar.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Cirebon Dadang Suhendra menambahkan, pembagian kios dan zonasi jenis komoditas telah dilakukan di kedua pasar itu. Pihaknya juga berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan untuk mengantisipasi kemacetan di Pasar Kue. Selama ini, daerah tersebut menjadi salah satu titik macet saat arus mudik.
Dadang berharap, program perbaikan pasar oleh Pemprov Jabar dapat berlanjut di Cirebon. ”Kami mengajukan revitalisasi Pasar Palimanan dan Pasar Jamblang untuk tahun 2023. Anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp 30 miliar. Perbaikan pasar ini meningkatkan semangat pedagang dalam pemulihan ekonomi setelah pandemi,” ujarnya.
Spanduk penerapan protokol kesehatan tampak di Pasar Sumber, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (8/6/2020). Setelah ditutup sejak 29 Mei karena Covid-19, Pasar Sumber mulai dibuka kembali pada Selasa (9/6/2020).