Penerapan Aplikasi Peduli Lindungi di Pasar Rakyat di Bandung Terkendala
Pemakaian aplikasi Peduli Lindungi di pasar rakyat diharapkan menjadi skrining pengunjung untuk mengurangi potensi penularan Covid-19. Namun, di Kota Bandung, Jabar, penerapan aplikasi ini masih menemui beragam kendala.
Oleh
TATANG MULYANA SINAGA
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Penerapan penggunaan aplikasi Peduli Lindungi di pasar rakyat di Kota Bandung, Jawa Barat, masih terkendala. Selain belum semua pedagang dan pembeli divaksin Covid-19, pengawasan pemakaian aplikasi ini juga belum optimal.
Uji coba penerapan aplikasi Peduli Lindungi serta protokol kesehatan dilakukan di Pasar Balubur Town Square (Baltos) dan Pasar Sederhana, Kota Bandung, Rabu (6/10/2021). Pengunjung yang masuk melalui pintu utama memindai kode batang atau barcode pada aplikasi tersebut menggunakan gawai.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan mengatakan, penggunaan aplikasi itu menjadi bagian dari adaptasi kebiasaan baru dalam menggerakkan ekonomi di masa pandemi Covid-19. ”Uji coba aplikasi Peduli Lindungi di pasar rakyat menjadi upaya memberi rasa aman dan nyaman kepada pengunjung di tempat-tempat usaha sektor perdagangan,” ujarnya.
Oke berharap, pemakaian aplikasi tersebut mengurangi risiko penyebaran Covid-19 di pasar rakyat. Dengan begitu, pasar dapat terus beroperasi untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.
Penerapan aplikasi Peduli Lindungi di pasar rakyat menghadapi sejumlah kendala. Hasil kuesioner Kementerian Perdagangan mencatat tingkat vaksinasi para pedagang secara nasional baru mencapai 62 persen.
Semua pedagang dan pengelola di Pasar Baltos telah divaksin Covid-19. Namun, masih terdapat pedagang yang belum mengunduh aplikasi Peduli Lindungi.
Di Pasar Sederhana, tingkat vaksinasi pedagang baru 30 persen. Alhasil, penggunaan aplikasi Peduli Lindungi belum diterapkan di pasar tersebut.
Penggunaan aplikasi Peduli Lindungi diharapkan mengurangi risiko penyebaran Covid-19 di pasar rakyat. Dengan begitu, pasar dapat terus beroperasi untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.
”Kami berharap penerapan Peduli Lindungi serta vaksinasi pedagang dan pengelola di pasar yang mencapai 100 persen dapat meningkatkan kepercayaan dan keamanan bagi konsumen untuk berbelanja kembali ke pasar rakyat dan meningkatkan omzet para pedagang,” kata Oke.
Kompas kembali mendatangi Pasar Baltos setelah pejabat Kementerian Perdagangan meninggalkan lokasi. Penerapan aplikasi Peduli Lindungi masih dijalankan, tetapi tidak untuk semua pengunjung.
Selain itu, sejumlah pengunjung tidak masuk melalui pintu utama sehingga dapat menghindari pemeriksaan petugas. Di dalam pasar juga masih terdapat pedagang dan pengunjung tidak memakai masker menutup hidung dan mulut secara penuh.
Petugas operasional Gedung Baltos, Komar Barhanudin, mengatakan, pihaknya terus menyosialisasikan penerapan protokol kesehatan kepada pengunjung dan pedagang. Pengunjung juga diimbau masuk melalui pintu utama agar bisa terpantau menggunakan aplikasi Peduli Lindungi.
Penggunaan aplikasi ini ditanggapi beragam oleh pedagang dan pengunjung. Asep (42), pedagang sayuran di Pasar Sederhana, berharap kebijakan itu diterapkan setelah pemerintah dan pengelola pasar memastikan semua pedagang divaksin dan mengunduh aplikasi Peduli Lindungi.
”Jangan ujug-ujug pedagang yang belum punya aplikasi enggak boleh jualan. Itu sangat merugikan pedagang. Harus ada kepastian dulu,” ujarnya.
Dina (23), pembeli di Pasar Baltos, mengapresiasi penggunaan aplikasi Peduli Lindungi untuk menambah kenyamanan saat berbelanja. Sebab, dengan aplikasi itu, pedagang dan pembeli yang berinteraksi di pasar sudah divaksin sehingga meminimalkan potensi penularan Covid-19.
Selain itu, saat ditemukan kasus Covid-19, pelacakan kontak dapat lebih mudah dilakukan karena pengunjung dan pedagang telah terdata. ”Tetapi, jangan sampai kebijakan ini menjadi diskriminatif karena memang belum semua masyarakat disuntik vaksin,” ujarnya.